Site icon Prokalteng

Toy Story 4, Bukan Sekadar Hiburan

toy-story-4-bukan-sekadar-hiburan

 Woody dan kawan-kawan kembali mencetak kesuksesan di box office lewat Toy Story 4. Film arahan sutradara Josh Cooley itu tidak hanya menawarkan hiburan. Ending-nya juga bikin hati trenyuh.

Setelah berpisah dari Andy di akhir film ketiga, Woody (Tom Hanks), Buzz Lightyear (Tim Allen), dan mainan-mainan lainnya kini dimiliki Bonnie (Madeleine McGraw). Awalnya, Woody dan kawan-kawan menjadi mainan kesayangan Bonnie. Namun, saat Bonnie membuat mainan baru bernama Forky (Tony Hale), perhatiannya makin berkurang.

Untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Bonnie, Woody pun berjuang mati-matian mempertahankan agar Forky tidak kabur atau hilang. Saat Forky hilang, Woody mati-matian mencarinya. Dalam upaya pencarian tersebut, sang koboi malah bertemu dengan kekasih lamanya, Bo Peep (Annie Potts). Pertemuan dengan Peep membuat Woody kembali memikirkan eksistensinya sebagai mainan.

Begitu Toy Story 3 berakhir, cukup banyak yang menilai bahwa kisah jagat Toy Story sudah selesai. Namun, tidak demikian dengan Cooley serta kedua produser, Jonas Rivera dan Mark Nielsen.

”Inti cerita dari film keempat lebih banyak tentang Woody yang menghadapi perubahan dalam hidupnya. Tahu kan, di tiga film sebelumnya, Andy adalah dunia bagi Woody,” ujar Cooley saat ditemui Jawa Pos dalam press junket Toy Story 4 di Orlando, AS, awal Juni lalu.

Menurut dia, tema perubahan hidup adalah hal yang nyambung dengan sebagian besar penonton. Terlebih bagi penonton yang mengikuti Toy Story sejak awal dirilis 24 tahun lalu. Banyak di antara mereka yang kini sudah dewasa dan mengalami berbagai fase kehidupan. ”Setiap orang berubah kan,” tuturnya.

Meski Toy Story 4 mengangkat tema yang cukup matang, masih tetap ada humor dan lawakan khas para mainan. ”Menyaksikannya membuat penonton merasa seperti anak kecil lagi,” kata Mark Kermode, kolumnis dan kritikus film The Guardian.

Para penonton akan dibuat tertawa dengan tingkah mainan yang berusaha tidak terlihat bergerak sekaligus cara mereka memandang kehidupan manusia.

Soal humor, Forky bisa dibilang sebagai pencuri pertunjukan. Sikapnya yang polos dan celetukannya menjadi lelucon yang cukup ditunggu-tunggu di setiap scene. Tidak salah jika Cooley, Rivera, dan Nielsen menunjuk Tony Hale (komedian) untuk mengisi suara si garpu.

Petualangan juga kembali muncul seperti di tiga film sebelumnya. Di bagian pertengahan hingga akhir film, penonton bisa ikut merasakan upaya Woody, si mainan kecil, mencari Forky. Peran Peep -yang kini digambarkan lebih strong dan independen- makin menambah warna cerita.

Munculnya karakter baru juga membuat cerita lebih kaya. Ada Duke Caboom (Keanu Reeves), Ducky & Bunny (Keegan-Michael Key dan Jordan Peele), serta Giggle McDimples (Ally Maki). Menariknya, semua karakter baru itu punya peran dalam jalan cerita serta keunikan yang membuatnya menarik perhatian. ”Semua harus punya porsi yang jelas kan,” tegas produser Jonas Rivera ditemui di Orlando, AS.

Yang juga membuat film itu lebih menyentuh adalah Cooley dan tim penulis menggambarkan sosok villain, Gabby Gabby (Christina Hendricks). Agar muatan film lebih dewasa dan realistis, Gabby Gabby digambarkan punya sisi lain yang membuat orang berpikir ulang tentang makna villain.

”Dia hanya punya cara pandang yang berbeda dengan Woody dan mainan lain,” ungkap Stephany Folsom, salah seorang penulis cerita.

Tawa mengocok perut dan petualangan seru lantas ditutup dengan akhir yang mengharukan. Unsur drama terbentuk dari Woody dan Peep yang menunjukkan sisi emosional mereka di akhir film. Puncaknya, keputusan besar Woody membuat hampir siapa pun meneteskan air mata.

”Bisa dibilang, Toy Story 4 adalah salah satu film tersedih secara positif,” ucap Lara Takenaga, kolumnis film The New York Times. (len/c14/jan)

Exit mobile version