26.7 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Gofar Hilman, Pecahkan Rekor Siaran 34 Jam Nonstop lewat Radiothlon

MISI  sosial bisa dilakukan dengan cara apa pun.
Penyiar Hard Rock FM Jakarta Gofar Hilman membuktikan hal itu.
Demi misi membangun seratus sekolah untuk anak-anak korban bencana alam di
tanah air, dia rela bersiaran 34 jam nonstop. Sendirian.

DINDA JUWITA

Dentuman musik mendominasi seisi lantai 8
gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin (5/7). Entakan musik Jump
Around
 milik House of Pain yang booming di era
1990-an menyelimuti ruangan yang mayoritas diisi kantor radio-radio ternama ibu
kota tersebut.

Di balik meriahnya aransemen lagu-lagu yang
diputar, ada nama disc jockey (DJ) yang tengah naik daun,
yakni Dipha Barus. Dia asyik memainkan mixer. Keramaian itu
menyeruak bukan tanpa sebab. Salah seorang penyiar radio Hard Rock FM,
yakni Gofar Hilman, tengah bungah.

Pria 36 tahun itu baru saja memecahkan rekor
siaran terlama, selama 34 jam, bertajuk Radiothlon. Capaian Gofar
tersebut sekaligus menggeser rekor yang dibuat para pendahulunya.

Pada 2002,
penyiar Hard Rock FM lainnya, yakni Farhan dan Indy Barends,
membuat rekor siaran selama 32 jam. Setelah resmi menggeser rekor Farhan dan
Indy, Gofar dihadiahi selebrasi yang meriah itu.

Radiothlon memang bukan hanya soal pemecahan rekor. Acara itu
mengusung misi sosial. Menggalang dana demi terwujudnya seratus ruang sekolah
untuk anak Indonesia yang menjadi korban bencana alam.

Pria yang terkenal dengan jargon sekut itu
layak mendapatkan apresiasi. Sebab, berbeda dengan Farhan dan Indy yang siaran
dengan formasi duet, Gofar melalui 34 jam siaran tersebut tanpa pendamping. Ary
Kirana, rekan duet yang dijadwalkan mendampingi Gofar, mendadak tak bisa
melanjutkan misi tersebut. Ayahanda Ary meninggal sehari sebelum Radiothlon digelar.

’’Semalem (Kamis) gue interview sama
DJ Yasmin dan Elephant Kind sambil meremNggak kebuka ini
mata. Gue capek banget,’’ ujar Gofar saat ditemui setelah Radiothlon di Hard
Rock FM
 kemarin sore (5/7).

Kelelahan yang dirasakan pria kelahiran 26
April 1983 tersebut tentu lumrah. Bayangkan saja, jika penyiar normal siaran
2–3 jam, Gofar harus melakukannya sehari lebih.

Dia menceritakan, dirinya memulai siaran pada
Kamis (4/7) pukul 06.00 dan baru berakhir Jumat (5/7) pukul 16.00. Jatuh bangun
dilakoninya sepanjang Radiothlon berlangsung. Berbagai
tantangan harus dihadapi di sela-sela siaran.

Pria bernama lengkap Abdul Gofar Hilman itu
menceritakan, saat siaran dimulai, semuanya berlangsung normal. Meski kurang
tidur, dia mengaku tetap semangat menjalankan misi tersebut.

Jawa Pos menemui Gofar saat siaran memasuki waktu 12 jam. Pria yang
juga dikenal sebagai vloger dan pengusaha tersebut mengakui, tantangan
terberatnya adalah menahan kantuk. Namun, hal itu disiasati dengan ngopi.

Tak lama, kru Hard Rock FM pun
menginstruksinya untuk cek kesehatan. Tim medis memang disiagakan selama Radiothlon berlangsung.
Dengan sigap, dokter memasukkan slang oksigen ke hidung Gofar. Tensinya selalu
dipantau. Seluruh hasil menunjukkan bahwa kondisi kesehatannya masih normal.
’’Kata dokter, soal lambung, pencernaan. Katanya, gue punya gerd,
asam lambung. Nah, permasalahannya, gue nggak bisa berhenti
minum kopi. Jadi, ya hajar aja. Tapi, minum air putih banyak
banget. Satu jam bisa 1 liter,’’ urainya.

Meski begitu, dia mengaku tak patah arang.
Bagi dia, misi sosial tersebut harus tuntas. Sebab, sejak tawaran siaran 34 jam
itu datang dua pekan lalu, dia memang antusias. Tanpa ba-bi-bu, dia dan Ary
menyetujuinya.

Namun, di tengah jalan, takdir berkata lain.
Gofar harus bersiaran tanpa kehadiran rekan duetnya itu. Gofar pun cukup
mengerti dengan duka yang harus dihadapi Ary. Dia tetap maju. Pantang mundur.

Untung, 30 bintang tamu yang dihadirkan
di Radiothlon cukup memberikan suntikan semangat kepada Gofar.
Secara bergantian, mereka mengisi sesi interview. Belasan jam
berselang, tamu Gofar pun berganti. Memasuki pukul 19.00, giliran Farhan,
Meuthia Kasim, dan Indy Barends yang menemani Gofar.

Sosok-sosok senior di dunia broadcasting tersebut
mendapat giliran sebagai bintang tamu. Mereka menceritakan pengalaman
masing-masing. Kepada Jawa Pos, Farhan memberikan apresiasi untuk
Gofar. Dia menilai Gofar sanggup mengemban tugas yang tak mudah. Terlebih, ada
misi sosial di dalamnya.

’’Harus mengeksekusi sendiri siaran itu nggak mudah.
Jadi, kami ikut merasakan beratnya kalau harus siaran sendirian. Tapi, di balik
itu, ada juga tim yang luar biasa dalam bekerja sama,’’ ujar pria bernama
lengkap Muhammad Farhan tersebut pada Kamis (4/7).

Pria 49 tahun itu menceritakan, saat
memecahkan rekor 32 jam siaran, dirinya dan Indy kerap mengalami kehaluan pada
jam-jam krusial. Awalnya, siaran itu berlangsung wajar. Namun, memasuki dini
hari, mood mereka diuji. ’’Wah, edan lahMood naik
turun, mesti dijaga. Mulai jam 3 sampai 7 pagi itu paling krusial,’’ tuturnya.

Presenter acara Om Farhan tersebut
menuturkan, pandangannya bahkan sempat kabur dan berkunang-kunang. Menurut dia,
hal itu adalah dampak ngantuk yang dirasakan. Namun, Farhan
dan Indy memiliki trik untuk menyiasati mood swing. Alih-alih
mengikuti skrip dari tim, keduanya malah membuka sesi curhat.

’’Bayanginnya kita lagi sendirian,
patah hati, tengah malam, kangen banget, mau curhat apa sama siapa. Nah, itu
malah dapet banget,’’ tutur pemeran ayah Milea di film Dilan
1990
 tersebut.

Farhan pun berharap publik memberikan dukungan
untuk misi sosial yang diemban Gofar itu. Dia optimistis apa yang dilakukan
juniornya tersebut membuahkan hasil positif bagi dirinya sendiri dan lingkungan
sekitar.

Gofar mengamini ucapan Farhan. Dia berharap
dapat membantu masyarakat. Saat siaran, dia merasakan momen yang sangat
berkesan. Dia cukup kaget ketika sesi siaran bersama Maudy Ayunda. Sebab, dalam
sesi yang berlangsung pada pukul 10.00 tersebut, donasi terbesar masuk ke
laman kitabisa.com.

’’Maudy sangat persuasif. Dengan bahasanya,
dia ngajak orang-orang untuk berdonasi. Tiba-tiba, ada yang
transfer Rp 50 juta. Kaget gue,’’ tutur pria berkacamata itu.

Meski kaget, dia amat bersyukur. Hal itu
membuktikan bahwa apa yang dilakukannya bisa menuai hasil. Yang paling
membahagiakan Gofat, selama 34 jam siaran, donasi yang terkumpul mencapai Rp
174 juta. Jumlah itu dipastikan terus bertambah hingga berita ini diturunkan.
Sebab, laman donasi kitabisa.com/raihmimpi100sekolah  dibuka
hingga 40 hari mendatang. Target donasi dalam misi tersebut adalah Rp 250 juta.
Program itu akan berlangsung maraton dengan rangkaian acara lain.

Setelah mengakhiri begadang terlama dalam
hidupnya, Gofar pun mendapatkan hadiah dari Hard Rock FM. Dia
mengakui, tim tak menginformasikan adanya hadiah itu. Hadiah dua tiket liburan
menaiki kapal pesiar selama empat hari di Singapura dan sekitarnya telah
menanti Gofar. Ketika ditanya akan mengajak siapa untuk berlayar, dia memiliki
jawaban sendiri.

’’Pasangan liburannya ngajak siapa,
gue masih seleksi nih,’’ kelakarnya. Siap-siap, ya, Bang. Habis ini, barisan
para mantan DM minta diajak. Hehe…(jpc)

 

 

Baca Juga :  Bellacoustic Indonesia: Mungkin Tuhan Mulai Murka

MISI  sosial bisa dilakukan dengan cara apa pun.
Penyiar Hard Rock FM Jakarta Gofar Hilman membuktikan hal itu.
Demi misi membangun seratus sekolah untuk anak-anak korban bencana alam di
tanah air, dia rela bersiaran 34 jam nonstop. Sendirian.

DINDA JUWITA

Dentuman musik mendominasi seisi lantai 8
gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin (5/7). Entakan musik Jump
Around
 milik House of Pain yang booming di era
1990-an menyelimuti ruangan yang mayoritas diisi kantor radio-radio ternama ibu
kota tersebut.

Di balik meriahnya aransemen lagu-lagu yang
diputar, ada nama disc jockey (DJ) yang tengah naik daun,
yakni Dipha Barus. Dia asyik memainkan mixer. Keramaian itu
menyeruak bukan tanpa sebab. Salah seorang penyiar radio Hard Rock FM,
yakni Gofar Hilman, tengah bungah.

Pria 36 tahun itu baru saja memecahkan rekor
siaran terlama, selama 34 jam, bertajuk Radiothlon. Capaian Gofar
tersebut sekaligus menggeser rekor yang dibuat para pendahulunya.

Pada 2002,
penyiar Hard Rock FM lainnya, yakni Farhan dan Indy Barends,
membuat rekor siaran selama 32 jam. Setelah resmi menggeser rekor Farhan dan
Indy, Gofar dihadiahi selebrasi yang meriah itu.

Radiothlon memang bukan hanya soal pemecahan rekor. Acara itu
mengusung misi sosial. Menggalang dana demi terwujudnya seratus ruang sekolah
untuk anak Indonesia yang menjadi korban bencana alam.

Pria yang terkenal dengan jargon sekut itu
layak mendapatkan apresiasi. Sebab, berbeda dengan Farhan dan Indy yang siaran
dengan formasi duet, Gofar melalui 34 jam siaran tersebut tanpa pendamping. Ary
Kirana, rekan duet yang dijadwalkan mendampingi Gofar, mendadak tak bisa
melanjutkan misi tersebut. Ayahanda Ary meninggal sehari sebelum Radiothlon digelar.

’’Semalem (Kamis) gue interview sama
DJ Yasmin dan Elephant Kind sambil meremNggak kebuka ini
mata. Gue capek banget,’’ ujar Gofar saat ditemui setelah Radiothlon di Hard
Rock FM
 kemarin sore (5/7).

Kelelahan yang dirasakan pria kelahiran 26
April 1983 tersebut tentu lumrah. Bayangkan saja, jika penyiar normal siaran
2–3 jam, Gofar harus melakukannya sehari lebih.

Dia menceritakan, dirinya memulai siaran pada
Kamis (4/7) pukul 06.00 dan baru berakhir Jumat (5/7) pukul 16.00. Jatuh bangun
dilakoninya sepanjang Radiothlon berlangsung. Berbagai
tantangan harus dihadapi di sela-sela siaran.

Pria bernama lengkap Abdul Gofar Hilman itu
menceritakan, saat siaran dimulai, semuanya berlangsung normal. Meski kurang
tidur, dia mengaku tetap semangat menjalankan misi tersebut.

Jawa Pos menemui Gofar saat siaran memasuki waktu 12 jam. Pria yang
juga dikenal sebagai vloger dan pengusaha tersebut mengakui, tantangan
terberatnya adalah menahan kantuk. Namun, hal itu disiasati dengan ngopi.

Tak lama, kru Hard Rock FM pun
menginstruksinya untuk cek kesehatan. Tim medis memang disiagakan selama Radiothlon berlangsung.
Dengan sigap, dokter memasukkan slang oksigen ke hidung Gofar. Tensinya selalu
dipantau. Seluruh hasil menunjukkan bahwa kondisi kesehatannya masih normal.
’’Kata dokter, soal lambung, pencernaan. Katanya, gue punya gerd,
asam lambung. Nah, permasalahannya, gue nggak bisa berhenti
minum kopi. Jadi, ya hajar aja. Tapi, minum air putih banyak
banget. Satu jam bisa 1 liter,’’ urainya.

Meski begitu, dia mengaku tak patah arang.
Bagi dia, misi sosial tersebut harus tuntas. Sebab, sejak tawaran siaran 34 jam
itu datang dua pekan lalu, dia memang antusias. Tanpa ba-bi-bu, dia dan Ary
menyetujuinya.

Namun, di tengah jalan, takdir berkata lain.
Gofar harus bersiaran tanpa kehadiran rekan duetnya itu. Gofar pun cukup
mengerti dengan duka yang harus dihadapi Ary. Dia tetap maju. Pantang mundur.

Untung, 30 bintang tamu yang dihadirkan
di Radiothlon cukup memberikan suntikan semangat kepada Gofar.
Secara bergantian, mereka mengisi sesi interview. Belasan jam
berselang, tamu Gofar pun berganti. Memasuki pukul 19.00, giliran Farhan,
Meuthia Kasim, dan Indy Barends yang menemani Gofar.

Sosok-sosok senior di dunia broadcasting tersebut
mendapat giliran sebagai bintang tamu. Mereka menceritakan pengalaman
masing-masing. Kepada Jawa Pos, Farhan memberikan apresiasi untuk
Gofar. Dia menilai Gofar sanggup mengemban tugas yang tak mudah. Terlebih, ada
misi sosial di dalamnya.

’’Harus mengeksekusi sendiri siaran itu nggak mudah.
Jadi, kami ikut merasakan beratnya kalau harus siaran sendirian. Tapi, di balik
itu, ada juga tim yang luar biasa dalam bekerja sama,’’ ujar pria bernama
lengkap Muhammad Farhan tersebut pada Kamis (4/7).

Pria 49 tahun itu menceritakan, saat
memecahkan rekor 32 jam siaran, dirinya dan Indy kerap mengalami kehaluan pada
jam-jam krusial. Awalnya, siaran itu berlangsung wajar. Namun, memasuki dini
hari, mood mereka diuji. ’’Wah, edan lahMood naik
turun, mesti dijaga. Mulai jam 3 sampai 7 pagi itu paling krusial,’’ tuturnya.

Presenter acara Om Farhan tersebut
menuturkan, pandangannya bahkan sempat kabur dan berkunang-kunang. Menurut dia,
hal itu adalah dampak ngantuk yang dirasakan. Namun, Farhan
dan Indy memiliki trik untuk menyiasati mood swing. Alih-alih
mengikuti skrip dari tim, keduanya malah membuka sesi curhat.

’’Bayanginnya kita lagi sendirian,
patah hati, tengah malam, kangen banget, mau curhat apa sama siapa. Nah, itu
malah dapet banget,’’ tutur pemeran ayah Milea di film Dilan
1990
 tersebut.

Farhan pun berharap publik memberikan dukungan
untuk misi sosial yang diemban Gofar itu. Dia optimistis apa yang dilakukan
juniornya tersebut membuahkan hasil positif bagi dirinya sendiri dan lingkungan
sekitar.

Gofar mengamini ucapan Farhan. Dia berharap
dapat membantu masyarakat. Saat siaran, dia merasakan momen yang sangat
berkesan. Dia cukup kaget ketika sesi siaran bersama Maudy Ayunda. Sebab, dalam
sesi yang berlangsung pada pukul 10.00 tersebut, donasi terbesar masuk ke
laman kitabisa.com.

’’Maudy sangat persuasif. Dengan bahasanya,
dia ngajak orang-orang untuk berdonasi. Tiba-tiba, ada yang
transfer Rp 50 juta. Kaget gue,’’ tutur pria berkacamata itu.

Meski kaget, dia amat bersyukur. Hal itu
membuktikan bahwa apa yang dilakukannya bisa menuai hasil. Yang paling
membahagiakan Gofat, selama 34 jam siaran, donasi yang terkumpul mencapai Rp
174 juta. Jumlah itu dipastikan terus bertambah hingga berita ini diturunkan.
Sebab, laman donasi kitabisa.com/raihmimpi100sekolah  dibuka
hingga 40 hari mendatang. Target donasi dalam misi tersebut adalah Rp 250 juta.
Program itu akan berlangsung maraton dengan rangkaian acara lain.

Setelah mengakhiri begadang terlama dalam
hidupnya, Gofar pun mendapatkan hadiah dari Hard Rock FM. Dia
mengakui, tim tak menginformasikan adanya hadiah itu. Hadiah dua tiket liburan
menaiki kapal pesiar selama empat hari di Singapura dan sekitarnya telah
menanti Gofar. Ketika ditanya akan mengajak siapa untuk berlayar, dia memiliki
jawaban sendiri.

’’Pasangan liburannya ngajak siapa,
gue masih seleksi nih,’’ kelakarnya. Siap-siap, ya, Bang. Habis ini, barisan
para mantan DM minta diajak. Hehe…(jpc)

 

 

Baca Juga :  Bellacoustic Indonesia: Mungkin Tuhan Mulai Murka

Terpopuler

Artikel Terbaru