NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Putri asal Kabupaten Lamandau, Tria Wulandari, berhasil menyabet gelar bergengsi sebagai Putri Kebudayaan Indonesia 2025.Tria, yang merupakan alumni ajang Bujang-Dara Lamandau, memukau para juri dengan pembawaan anggun serta wawasan mendalam tentang budaya lokal.
Kemampuannya menjawab pertanyaan dewan juri seputar pelestarian tradisi mengantarkannya menjadi yang terbaik di antara puluhan finalis lainnya.
Bersama Hilmi Zaidan dari Yogyakarta, Tria dinobatkan sebagai Putera-Putri Kebudayaan Indonesia 2025 dalam malam Pemilihan Putera-Puteri Kebudayaan Indonesia yang digelar di VOUK Hotel & Suites Bali, Sabtu (1/11/2025).
Ketua Tim Official, Pega Pratama. Menjelaskan bahwa Pemilihan Putera-Puteri Kebudayaan Indonesia merupakan ajang prestisius yang diinisiasi oleh Yayasan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia (PPKI), bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Indonesia.
“Pada ajang ini, Tria bersaing dengan 33 finalis dari seluruh provinsi di Indonesia dan berhasil meraih hasil yang sangat memuaskan, yaitu sebagai Putri Kebudayaan Indonesia 2025,” ujar Pega Pratama kepada wartawan, Selasa (4/11).
Bupati Lamandau, Rizky Aditya Putra, menyambut gembira kabar ini, dan memberikan apresiasi tinggi atas prestasi yang diraih oleh salah satu putra-putri terbaik Kabupaten Lamandau.
“Pemerintah Kabupaten Lamandau akan terus mendukung kegiatan positif para pemuda dan pemudi Lamandau. Saya sangat mengapresiasi pencapaian putri Lamandau kali ini,” kata Bupati.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemerintah Kabupaten Lamandau secara penuh mendukung keikutsertaan Tria dalam ajang Putri Pariwisata Indonesia dengan membawa advokasi bernama “Balanga Tabela”. Inisiatif sosial ini berakar pada empat pilar utama: Budaya, Alam, Pendidikan, dan Pariwisata.
Advokasi ini dirancang untuk memberdayakan komunitas lokal dengan menghubungkan kekayaan warisan budaya dan alam dengan pengembangan pendidikan dan pariwisata yang berkelanjutan.
“Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan tradisi lokal dan lingkungan, membuka peluang kerja baru (terutama bagi pemuda dan perempuan) di sektor kreatif dan pariwisata, serta menjadi model pengembangan daerah yang inklusif dan berkelanjutan,” tandasnya. (bib)
