26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Cerita LC Karaoke, 4 Bulan Tak Ada Pemasukan

Rani, seorang pemandu lagu atau ladies companion
alias LC karaoke di Kota Bandung, mengeluh sudah nyaris empat bulan ia
kehilangan mata pencarian.

Rani merupakan satu dari sekian banyak pekerja
tempat hiburan malam di Kota Bandung yang berunjuk rasa di depan Balai Kota
Bandung, Senin (3/8). Mereka yang bekerja di antaranya di tempat spa, karaoke
dan lokasi hiburan lainnya itu menuntut Pemkot Bandung segera menerbitkan izin buka
bagi sektor hiburan malam.

“Bukan kami tidak takut Covid-19, tetapi kami
lebih takut keluarga kami kelaparan,” bunyi salah satu tulisan baliho yang
dibentangkan dalam aksi damai itu.

“Sudah empat bulan tidak kerja, anak
butuh makan. Kondisi ini sangat merugikan bagi saya,” ujar Rani seperti
dilansir laman Radar Bandung, Senin malam. Selama pandemi, Rani mengaku, tak
ada penghasilan, padahal dia memiliki dua anak usia sekolah dasar yang harus
dibiayai.

“Sekarang tidak ada pemasukan sama
sekali, saya punya dua anak. Anak pun masih sekolah,” imbuhnya. Seperti ratusan
kawan sekerjanya, Rani berharap Pemkot Bandung kembali membuka tempat hiburan
malam.

“Ini menyangkut keluarga dan keuangan,” tutur
Rani.

Ketua Perkumpulan Pegiat Pariwisata Bandung
(P3B) Jabar, Rully Panggabean mengatakan, aksi para pekerja hiburan malam
bentuk penyampaian aspirasi langsung. Dia berharap, proses panjang penantian
izin operasional tempat hiburan segera selesai. Sehingga para pekerja kembali
mendapat penghasilan. “Ini untuk menyatakan aspirasi, karena prosesnya sudah
panjang yang kami lalui. Kami sudah menghadap. Gugus tugas sudah meninjau
tempat kami. Kami siap jalankan protokol kesehatan,” tegas Rully.

Dia menyatakan, pandemi menyulitkan para
pekerja secara ekonomi. Karena itu, dia berharap pemkot segera memberi
kepastian dan solusi, membuka kembali tempat hiburan malam. “Kami sudah
berkali-kali ke sini, sama Sekda direspon baik. Namun, kami butuh kepastian
kapan,” katanya. Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, Pemkot Bandung
masih menimbang pembukaan kembali tempat hiburan malam.

Sebab menurutnya, tempat hiburan malam masih
jadi sektor rawan penyebaran Covid-19. Ema mengatakan, secara umum, pengusaha
hiburan malam sudah bisa meyakinkan teknis penerimaan pengunjung sesuai
protokol kesehatan. Namun, masih menjadi kekhawatiran kegiatan di dalam ruangan
di tempat hiburan, seperti di tempat karaoke atau spa di mana kontak fisik
antara pengunjung dan pegawai sangat mungkin terjadi. “Kami juga menyadari
mungkin mereka empat bulan lebih tidak bekerja, ini jadi bahan pertimbangan
kami, antara perspektif ekonomi dan kesehatan,” terangnya. 

Baca Juga :  Begini Jawaban Luna Maya Soal Rencana Menikah

Rani, seorang pemandu lagu atau ladies companion
alias LC karaoke di Kota Bandung, mengeluh sudah nyaris empat bulan ia
kehilangan mata pencarian.

Rani merupakan satu dari sekian banyak pekerja
tempat hiburan malam di Kota Bandung yang berunjuk rasa di depan Balai Kota
Bandung, Senin (3/8). Mereka yang bekerja di antaranya di tempat spa, karaoke
dan lokasi hiburan lainnya itu menuntut Pemkot Bandung segera menerbitkan izin buka
bagi sektor hiburan malam.

“Bukan kami tidak takut Covid-19, tetapi kami
lebih takut keluarga kami kelaparan,” bunyi salah satu tulisan baliho yang
dibentangkan dalam aksi damai itu.

“Sudah empat bulan tidak kerja, anak
butuh makan. Kondisi ini sangat merugikan bagi saya,” ujar Rani seperti
dilansir laman Radar Bandung, Senin malam. Selama pandemi, Rani mengaku, tak
ada penghasilan, padahal dia memiliki dua anak usia sekolah dasar yang harus
dibiayai.

“Sekarang tidak ada pemasukan sama
sekali, saya punya dua anak. Anak pun masih sekolah,” imbuhnya. Seperti ratusan
kawan sekerjanya, Rani berharap Pemkot Bandung kembali membuka tempat hiburan
malam.

“Ini menyangkut keluarga dan keuangan,” tutur
Rani.

Ketua Perkumpulan Pegiat Pariwisata Bandung
(P3B) Jabar, Rully Panggabean mengatakan, aksi para pekerja hiburan malam
bentuk penyampaian aspirasi langsung. Dia berharap, proses panjang penantian
izin operasional tempat hiburan segera selesai. Sehingga para pekerja kembali
mendapat penghasilan. “Ini untuk menyatakan aspirasi, karena prosesnya sudah
panjang yang kami lalui. Kami sudah menghadap. Gugus tugas sudah meninjau
tempat kami. Kami siap jalankan protokol kesehatan,” tegas Rully.

Dia menyatakan, pandemi menyulitkan para
pekerja secara ekonomi. Karena itu, dia berharap pemkot segera memberi
kepastian dan solusi, membuka kembali tempat hiburan malam. “Kami sudah
berkali-kali ke sini, sama Sekda direspon baik. Namun, kami butuh kepastian
kapan,” katanya. Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, Pemkot Bandung
masih menimbang pembukaan kembali tempat hiburan malam.

Sebab menurutnya, tempat hiburan malam masih
jadi sektor rawan penyebaran Covid-19. Ema mengatakan, secara umum, pengusaha
hiburan malam sudah bisa meyakinkan teknis penerimaan pengunjung sesuai
protokol kesehatan. Namun, masih menjadi kekhawatiran kegiatan di dalam ruangan
di tempat hiburan, seperti di tempat karaoke atau spa di mana kontak fisik
antara pengunjung dan pegawai sangat mungkin terjadi. “Kami juga menyadari
mungkin mereka empat bulan lebih tidak bekerja, ini jadi bahan pertimbangan
kami, antara perspektif ekonomi dan kesehatan,” terangnya. 

Baca Juga :  Begini Jawaban Luna Maya Soal Rencana Menikah

Terpopuler

Artikel Terbaru