29.3 C
Jakarta
Monday, November 3, 2025

Buyback Saham BRI Siap Digeber, Manajemen Buka Suara soal Harga BBRI yang Undervalue

JAKARTA – Langkah buyback saham BRI kembali mencuri perhatian pasar. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI memastikan rencana pembelian kembali saham akan digas lebih cepat untuk mendukung program kepemilikan saham karyawan.

Manuver ini sekaligus menegaskan keyakinan BRI terhadap prospek kinerja jangka panjang di tengah nilai saham yang dinilai masih murah.

Rencana buyback saham BRI tersebut sebelumnya sudah mengantongi restu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025.

Nilainya tak main-main, maksimal mencapai Rp3 triliun, yang bisa dieksekusi lewat Bursa maupun di luar Bursa secara bertahap atau sekaligus dalam waktu paling lama 12 bulan setelah RUPST. Aksi ini mengacu pada ketentuan yang berlaku, termasuk Pasal 43 POJK No. 29/2023.

Baca Juga :  Resmikan Balai Rakyat Indonesia, Kolaborasi BRI dan IPB University Perkuat Pemberdayaan Masyarakat

Harga saham BBRI saat ini memang dinilai undervalue. Berdasarkan data Bloomberg per Jumat (31/10/2025), dari 37 analis yang memantau BBRI, 30 analis atau sekitar 81% merekomendasikan “beli” dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan di level Rp4.651 per saham. Saat ini PBV BRI berada di 1,80x (per 31 Oktober 2025), masih di bawah rata-rata PBV lima tahun terakhir.

Dalam Press Conference Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2025, Rabu (30/10), Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu menegaskan perseroan siap mengeksekusi buyback kapan saja melihat momentum pasar.

“Kami sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp3 triliun. Masih ada ruang yang bisa kami gunakan sewaktu-waktu melihat pergerakan BBRI. Saat ini saham BBRI menurut kami undervalue, jadi opsi buyback terus kami pertimbangkan,” ujar Viviana.

Baca Juga :  Rating Aplikasi Mobile Banking Tertinggi, Pengguna BRImo Capai 27,8 Juta User

Dari sisi kinerja, hingga akhir Triwulan III 2025 BRI mencatatkan performa solid. Laba tembus Rp41,2 triliun, diikuti indikator kesehatan bank yang tetap prima.

Total aset tumbuh 8,2% YoY menjadi Rp2.123,4 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 8,2% YoY menjadi Rp1.474,8 triliun, sementara penyaluran kredit meningkat 6,3% YoY menjadi Rp1.438,1 triliun.

Kinerja tersebut ikut dikuatkan oleh modal dan likuiditas yang tebal. Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI berada di level 25,4%, jauh di atas ketentuan minimum regulator.

“Likuiditas juga terjaga. Loan to Deposit Ratio (LDR) kami ada di level 86,5% sehingga ruang untuk terus tumbuh masih sangat memadai,” tutup Viviana. ***

JAKARTA – Langkah buyback saham BRI kembali mencuri perhatian pasar. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI memastikan rencana pembelian kembali saham akan digas lebih cepat untuk mendukung program kepemilikan saham karyawan.

Manuver ini sekaligus menegaskan keyakinan BRI terhadap prospek kinerja jangka panjang di tengah nilai saham yang dinilai masih murah.

Rencana buyback saham BRI tersebut sebelumnya sudah mengantongi restu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025.

Nilainya tak main-main, maksimal mencapai Rp3 triliun, yang bisa dieksekusi lewat Bursa maupun di luar Bursa secara bertahap atau sekaligus dalam waktu paling lama 12 bulan setelah RUPST. Aksi ini mengacu pada ketentuan yang berlaku, termasuk Pasal 43 POJK No. 29/2023.

Baca Juga :  Resmikan Balai Rakyat Indonesia, Kolaborasi BRI dan IPB University Perkuat Pemberdayaan Masyarakat

Harga saham BBRI saat ini memang dinilai undervalue. Berdasarkan data Bloomberg per Jumat (31/10/2025), dari 37 analis yang memantau BBRI, 30 analis atau sekitar 81% merekomendasikan “beli” dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan di level Rp4.651 per saham. Saat ini PBV BRI berada di 1,80x (per 31 Oktober 2025), masih di bawah rata-rata PBV lima tahun terakhir.

Dalam Press Conference Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2025, Rabu (30/10), Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu menegaskan perseroan siap mengeksekusi buyback kapan saja melihat momentum pasar.

“Kami sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp3 triliun. Masih ada ruang yang bisa kami gunakan sewaktu-waktu melihat pergerakan BBRI. Saat ini saham BBRI menurut kami undervalue, jadi opsi buyback terus kami pertimbangkan,” ujar Viviana.

Baca Juga :  Rating Aplikasi Mobile Banking Tertinggi, Pengguna BRImo Capai 27,8 Juta User

Dari sisi kinerja, hingga akhir Triwulan III 2025 BRI mencatatkan performa solid. Laba tembus Rp41,2 triliun, diikuti indikator kesehatan bank yang tetap prima.

Total aset tumbuh 8,2% YoY menjadi Rp2.123,4 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 8,2% YoY menjadi Rp1.474,8 triliun, sementara penyaluran kredit meningkat 6,3% YoY menjadi Rp1.438,1 triliun.

Kinerja tersebut ikut dikuatkan oleh modal dan likuiditas yang tebal. Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI berada di level 25,4%, jauh di atas ketentuan minimum regulator.

“Likuiditas juga terjaga. Loan to Deposit Ratio (LDR) kami ada di level 86,5% sehingga ruang untuk terus tumbuh masih sangat memadai,” tutup Viviana. ***

Terpopuler

Artikel Terbaru