30.4 C
Jakarta
Friday, October 31, 2025

BRI Kian Moncer, Laba Rp41 Triliun Jadi Bukti Transformasi Digital Berhasil

JAKARTA – Transformasi digital yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI benar-benar membuahkan hasil. Hingga triwulan III 2025, bank pelat merah itu mencatatkan laba bersih sebesar Rp41,2 triliun, tumbuh solid di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.

Pertumbuhan laba BRI juga diikuti dengan peningkatan aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK) yang sama-sama naik di atas 6 persen. Hasil ini menjadi bukti konkret bahwa strategi BRIVolution Reignite—yang menekankan digitalisasi dan efisiensi bisnis—berhasil memperkuat fundamental keuangan perseroan sekaligus memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan, capaian positif tersebut tidak lepas dari kondisi makroekonomi nasional yang relatif stabil di sepanjang 2025 serta hasil nyata dari transformasi digital BRI.

“Dengan situasi ekonomi yang kondusif dan kebijakan moneter yang mendukung, stabilitas industri perbankan tetap terjaga. Kami melihat prospek pertumbuhan ke depan akan semakin kuat, ditopang penurunan biaya dana, perbaikan likuiditas, dan peningkatan permintaan kredit di sektor produktif maupun konsumtif,” ujar Hery dalam paparan kinerja keuangan BRI triwulan III 2025 di Jakarta, Kamis (30/10).

Sebagai bank dengan fokus pada ekonomi kerakyatan, BRI juga terus memperkuat dukungan terhadap program strategis pemerintah. Hingga September 2025, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan BRI mencapai Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur atau 74,4 persen dari total alokasi nasional.

Baca Juga :  Dirut BRI Sunarso Dinobatkan sebagai Best CEO of Communication, Raih 4 Penghargaan BCOMSS 

Tak hanya itu, BRI juga aktif membiayai berbagai program sosial dan ekonomi rakyat seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) senilai Rp104,4 miliar, Koperasi Merah Putih, serta Program 3 Juta Rumah yang telah menyalurkan kredit FLPP Rp15,07 triliun kepada 110 ribu masyarakat berpenghasilan rendah.

Transformasi digital menjadi motor utama pertumbuhan BRI. Jumlah pengguna BRImo melonjak 19,4 persen menjadi 44,4 juta user, dengan nilai transaksi mencapai Rp5.067 triliun, naik 25,6 persen secara tahunan. Sementara platform korporasi Qlola by BRI mencatat transaksi Rp9.317 triliun atau tumbuh 35,4 persen yoy.

Hery menegaskan, digitalisasi yang dijalankan BRI bukan hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga memperluas inklusi keuangan.

“Kini, 99,4 persen transaksi BRI sudah dilakukan secara digital. Ini membuktikan transformasi yang kami jalankan berjalan ke arah yang benar,” tegasnya.

Kinerja keuangan BRI juga menunjukkan fundamental yang kuat. Total aset mencapai Rp2.123,4 triliun, DPK tumbuh 8,2 persen menjadi Rp1.474,8 triliun, dan kredit naik 6,3 persen menjadi Rp1.438,1 triliun. Rasio permodalan (CAR) tercatat 25,4 persen, sedangkan rasio dana murah (CASA) naik menjadi 67,6 persen pada akhir September 2025.

Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu menyebut, struktur pendanaan yang efisien menjadi kunci profitabilitas BRI.

“Kedisiplinan dalam mengelola likuiditas membuat biaya dana lebih efisien. Struktur CASA yang tinggi memberi ruang ekspansi bisnis yang sehat dan berkelanjutan,” katanya.

Baca Juga :  Tutup Tahun Dengan Sederet Capaian Gemilang, BRI Sambut 2024 Dengan Optimisme

Sementara Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya menambahkan, sinergi Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan PNM terus memperluas jangkauan keuangan rakyat kecil. Hingga September 2025, Holding UMi telah menjangkau 34,5 juta debitur aktif dan mengelola 185 juta rekening mikro.

BRI juga memperkuat jaringan AgenBRILink yang kini mencapai 1,2 juta agen di 66 ribu desa. Volume transaksi agen mencapai Rp1.293,5 triliun, tumbuh 10,6 persen yoy—bukti bahwa ekonomi rakyat makin bergerak lewat akses layanan keuangan yang lebih luas.

Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto menambahkan, pemberdayaan UMKM tetap jadi prioritas. Hingga akhir September 2025, BRI memiliki 4.909 Desa BRILian, 41.715 klaster usaha, serta platform LinkUMKM yang dimanfaatkan oleh 13,6 juta pelaku usaha untuk memperluas pasar.

“Sinergi dengan perusahaan anak juga memperkuat kontribusi BRI Group, yang kini menyumbang hampir 20 persen laba konsolidasi,” jelas Agus.

Menutup paparannya, Hery menegaskan bahwa transformasi digital bukan sekadar tren, tetapi strategi jangka panjang untuk memperkuat peran BRI sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

“Kami optimistis BRI akan terus tumbuh sehat, berkelanjutan, dan tetap berpihak pada sektor produktif. Semangat Insan BRILiaN dan kepercayaan masyarakat menjadi modal utama kami,” tutupnya. ***

JAKARTA – Transformasi digital yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI benar-benar membuahkan hasil. Hingga triwulan III 2025, bank pelat merah itu mencatatkan laba bersih sebesar Rp41,2 triliun, tumbuh solid di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.

Pertumbuhan laba BRI juga diikuti dengan peningkatan aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK) yang sama-sama naik di atas 6 persen. Hasil ini menjadi bukti konkret bahwa strategi BRIVolution Reignite—yang menekankan digitalisasi dan efisiensi bisnis—berhasil memperkuat fundamental keuangan perseroan sekaligus memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan, capaian positif tersebut tidak lepas dari kondisi makroekonomi nasional yang relatif stabil di sepanjang 2025 serta hasil nyata dari transformasi digital BRI.

“Dengan situasi ekonomi yang kondusif dan kebijakan moneter yang mendukung, stabilitas industri perbankan tetap terjaga. Kami melihat prospek pertumbuhan ke depan akan semakin kuat, ditopang penurunan biaya dana, perbaikan likuiditas, dan peningkatan permintaan kredit di sektor produktif maupun konsumtif,” ujar Hery dalam paparan kinerja keuangan BRI triwulan III 2025 di Jakarta, Kamis (30/10).

Sebagai bank dengan fokus pada ekonomi kerakyatan, BRI juga terus memperkuat dukungan terhadap program strategis pemerintah. Hingga September 2025, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan BRI mencapai Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur atau 74,4 persen dari total alokasi nasional.

Baca Juga :  Dirut BRI Sunarso Dinobatkan sebagai Best CEO of Communication, Raih 4 Penghargaan BCOMSS 

Tak hanya itu, BRI juga aktif membiayai berbagai program sosial dan ekonomi rakyat seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) senilai Rp104,4 miliar, Koperasi Merah Putih, serta Program 3 Juta Rumah yang telah menyalurkan kredit FLPP Rp15,07 triliun kepada 110 ribu masyarakat berpenghasilan rendah.

Transformasi digital menjadi motor utama pertumbuhan BRI. Jumlah pengguna BRImo melonjak 19,4 persen menjadi 44,4 juta user, dengan nilai transaksi mencapai Rp5.067 triliun, naik 25,6 persen secara tahunan. Sementara platform korporasi Qlola by BRI mencatat transaksi Rp9.317 triliun atau tumbuh 35,4 persen yoy.

Hery menegaskan, digitalisasi yang dijalankan BRI bukan hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga memperluas inklusi keuangan.

“Kini, 99,4 persen transaksi BRI sudah dilakukan secara digital. Ini membuktikan transformasi yang kami jalankan berjalan ke arah yang benar,” tegasnya.

Kinerja keuangan BRI juga menunjukkan fundamental yang kuat. Total aset mencapai Rp2.123,4 triliun, DPK tumbuh 8,2 persen menjadi Rp1.474,8 triliun, dan kredit naik 6,3 persen menjadi Rp1.438,1 triliun. Rasio permodalan (CAR) tercatat 25,4 persen, sedangkan rasio dana murah (CASA) naik menjadi 67,6 persen pada akhir September 2025.

Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu menyebut, struktur pendanaan yang efisien menjadi kunci profitabilitas BRI.

“Kedisiplinan dalam mengelola likuiditas membuat biaya dana lebih efisien. Struktur CASA yang tinggi memberi ruang ekspansi bisnis yang sehat dan berkelanjutan,” katanya.

Baca Juga :  Tutup Tahun Dengan Sederet Capaian Gemilang, BRI Sambut 2024 Dengan Optimisme

Sementara Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya menambahkan, sinergi Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan PNM terus memperluas jangkauan keuangan rakyat kecil. Hingga September 2025, Holding UMi telah menjangkau 34,5 juta debitur aktif dan mengelola 185 juta rekening mikro.

BRI juga memperkuat jaringan AgenBRILink yang kini mencapai 1,2 juta agen di 66 ribu desa. Volume transaksi agen mencapai Rp1.293,5 triliun, tumbuh 10,6 persen yoy—bukti bahwa ekonomi rakyat makin bergerak lewat akses layanan keuangan yang lebih luas.

Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto menambahkan, pemberdayaan UMKM tetap jadi prioritas. Hingga akhir September 2025, BRI memiliki 4.909 Desa BRILian, 41.715 klaster usaha, serta platform LinkUMKM yang dimanfaatkan oleh 13,6 juta pelaku usaha untuk memperluas pasar.

“Sinergi dengan perusahaan anak juga memperkuat kontribusi BRI Group, yang kini menyumbang hampir 20 persen laba konsolidasi,” jelas Agus.

Menutup paparannya, Hery menegaskan bahwa transformasi digital bukan sekadar tren, tetapi strategi jangka panjang untuk memperkuat peran BRI sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

“Kami optimistis BRI akan terus tumbuh sehat, berkelanjutan, dan tetap berpihak pada sektor produktif. Semangat Insan BRILiaN dan kepercayaan masyarakat menjadi modal utama kami,” tutupnya. ***

Terpopuler

Artikel Terbaru