PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Wakil Ketua II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Ansyari mengapresiasi terobosan dan inovasi yang digulirkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng.
Apresiasi ini disampaikan dirinya dalam Rapat Kerja Komisi III DPRD Kalteng membahas Rancangan Perubahan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2025, baru-baru ini.
“Saya pribadi memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian dan ide-ide luar biasa yang sudah diwujudkan. Kadis kita masih muda, otomatis pengetahuannya juga lebih update dan membawa banyak hal positif untuk dunia pendidikan di Kalimantan Tengah,” ujar Ansyari.
Ia menegaskan, DPRD siap mendukung penuh program-program yang membutuhkan sinergi antar lembaga. Khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan masa depan generasi muda Kalteng.
Pada kesempatan itu, Ansyari turut menyoroti perhatian disdik terhadap Sekolah Khusus (SKH). Menurutnya, siswa dan guru di sekolah berkebutuhan khusus juga harus mendapatkan perhatian yang setara.
Tak hanya itu, Ansyari juga mempertanyakan koordinasi disdik dengan Kementerian Sosial terkait program Sekolah Rakyat yang menjadi agenda prioritas nasional.
Sorotan berikutnya datang pada rencana reaktivasi sekolah unggulan. Ansyari menilai, sekolah seperti eks-SMA 5 Tingang yang pernah menjadi unggulan layak dihidupkan kembali, bahkan bisa menjadi pusat pembinaan calon pemimpin masa depan.
Di akhir rapat, Ansyari juga menyoroti pelaksanaan penerimaan siswa baru (SPMB) yang setiap tahun memunculkan dinamika. Ia berharap proses penerimaan bisa berjalan lebih baik dan transparan.
Menanggapi hal ini, Plt. Kadisdik Kalteng, Muhammad Reza Prabowo menegaskan komitmen pihaknya. Meski porsi anggaran untuk SKH masih kecil karena jumlah sekolah dan siswanya terbatas, namun perhatian tetap diberikan secara serius.
Salah satu inovasi yang tengah digarap pihaknya adalah marketplace “Berkah Siswa untuk Negeri” (BERSINERGI). Ini sebagai wadah karya dan produk siswa berkebutuhan khusus.
“Gagasan ini berangkat dari pengalaman saya melihat lukisan karya anak tunarungu yang sangat indah. Produk-produk seperti ini, sangat potensial dijual. Misalnya ke sektor 3T atau pariwisata. Kita bisa mewajibkan hotel, restoran, atau café untuk membeli karya mereka. Nilainya mungkin tidak mahal, tapi kualitas dan kebanggaannya luar biasa,” kata Reza.
Reza menyampaikan, Kalteng telah merespons program ini dengan serius.
“Kita sudah menghimpun lokasi untuk pembangunan Sekolah Rakyat di kabupaten/kota melalui Dinsos Kalteng dan untuk Kota Palangka Raya, rencananya akan dibangun di Kalampangan. Kita juga sedang menyiapkan tenaga pengajar dan kepala sekolahnya,” jelasnya.
Reza mengungkapkan, mulai tahun depan disdik akan mendirikan sekolah unggulan di tiga zona wilayah: barat, tengah, dan timur.
“Wilayah barat bisa di Kotawaringin atau Kotim, wilayah tengah mungkin di Palangka Raya, dan wilayah timur di salah satu kabupaten di Barito. Anggarannya sekitar Rp18 miliar per sekolah, dan kami siap apabila mendapat dukungan dari DPRD,” tegasnya.
Dia pun menegaskan bahwa pihaknya telah melaksanakan berbagai upaya untuk menjamin kelancaran dan keadilan dalam SPMB.
“Kami telah mengedarkan surat imbauan dari Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran kepada seluruh masyarakat bahwa SPMB ini gratis. Kami pastikan tidak ada praktik percaloan, dan semua mekanisme sudah disosialisasikan secara terbuka,” ujar Reza.
Dengan komunikasi terbuka antara DPRD dan Disdik Kalteng, diharapkan pembangunan sektor pendidikan di Kalimantan Tengah terus mengalami kemajuan yang inklusif dan merata untuk seluruh lapisan masyarakat. Semua itu demi mewujudkan Kalteng Berkah, Kalteng Maju, dan Kalteng Sejahtera.(hfz)