28.3 C
Jakarta
Tuesday, November 25, 2025

DPRD Kalteng Prihatin Maraknya Bullying, Minta Langkah Pencegahan Diperkuat

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Maraknya kasus perundungan (bullying) di dunia pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Tomy Irawan Diran.

Ia menyayangkan fenomena tersebut justru banyak disaksikan anak-anak yang masih berada dalam proses pembentukan karakter.

“Kasus bullying memang tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di banyak negara. Namun kita perlu mengambil langkah serius untuk mencegahnya,” ujarnya, dilansir dari Kalteng Pos, Senin (24/11).

Ketua Fraksi PAN DPRD Kalteng ini menegaskan seluruh pihak harus bekerja sama dalam memantau sikap serta perilaku anak. Menurutnya, pengawasan harus dilakukan melalui aturan tegas di sekolah dan keterlibatan aktif orang tua.

Baca Juga :  Lebaran Hari Kedua, Wiyatno Kunjungi Panti Rehabilitasi JAM Palangka Raya

“Pihak sekolah harus memiliki aturan yang tegas dan orang tua juga perlu terlibat aktif. Ini harus berjalan sinkron. Pengawasan di sekolah sangat penting karena sering kali indikasi bullying terjadi pada jam sekolah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Tomy mengungkapkan dalam beberapa waktu terakhir dirinya melihat sejumlah kasus anak yang dikucilkan hingga memakan korban. Ia menilai pembentukan karakter anak harus benar-benar dijaga agar generasi penerus bangsa tidak tumbuh menjadi pelaku bullying.

“Saya kasihan melihat korban-korban bullying ini. Bahkan kemarin ada mahasiswa yang sampai bunuh diri karena tekanan mental. Ini menunjukkan bahwa mental anak-anak kita berbeda-beda: ada yang kuat, ada yang lemah, ada yang berani dan ada yang tidak,” jelasnya.

Electronic money exchangers listing
Baca Juga :  Tomy Irawan Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Provokasi

Untuk itu, ia mendorong adanya pelatihan khusus maupun kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membangun mental dan karakter anak agar menjadi generasi emas yang beradab.

“Maka perlu ada pelatihan khusus atau kegiatan ekstrakurikuler yang bisa membangun mental dan karakter anak,” pungkasnya. (*afa/ans/kpg)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Maraknya kasus perundungan (bullying) di dunia pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Tomy Irawan Diran.

Ia menyayangkan fenomena tersebut justru banyak disaksikan anak-anak yang masih berada dalam proses pembentukan karakter.

“Kasus bullying memang tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di banyak negara. Namun kita perlu mengambil langkah serius untuk mencegahnya,” ujarnya, dilansir dari Kalteng Pos, Senin (24/11).

Electronic money exchangers listing

Ketua Fraksi PAN DPRD Kalteng ini menegaskan seluruh pihak harus bekerja sama dalam memantau sikap serta perilaku anak. Menurutnya, pengawasan harus dilakukan melalui aturan tegas di sekolah dan keterlibatan aktif orang tua.

Baca Juga :  Lebaran Hari Kedua, Wiyatno Kunjungi Panti Rehabilitasi JAM Palangka Raya

“Pihak sekolah harus memiliki aturan yang tegas dan orang tua juga perlu terlibat aktif. Ini harus berjalan sinkron. Pengawasan di sekolah sangat penting karena sering kali indikasi bullying terjadi pada jam sekolah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Tomy mengungkapkan dalam beberapa waktu terakhir dirinya melihat sejumlah kasus anak yang dikucilkan hingga memakan korban. Ia menilai pembentukan karakter anak harus benar-benar dijaga agar generasi penerus bangsa tidak tumbuh menjadi pelaku bullying.

“Saya kasihan melihat korban-korban bullying ini. Bahkan kemarin ada mahasiswa yang sampai bunuh diri karena tekanan mental. Ini menunjukkan bahwa mental anak-anak kita berbeda-beda: ada yang kuat, ada yang lemah, ada yang berani dan ada yang tidak,” jelasnya.

Baca Juga :  Tomy Irawan Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Provokasi

Untuk itu, ia mendorong adanya pelatihan khusus maupun kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membangun mental dan karakter anak agar menjadi generasi emas yang beradab.

“Maka perlu ada pelatihan khusus atau kegiatan ekstrakurikuler yang bisa membangun mental dan karakter anak,” pungkasnya. (*afa/ans/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru