PROKALTENG.CO – Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugiyarto melaksanakan kegiatan reses perseorangan di Daerah Pemilihan (Dapil) III dengan mengunjungi sejumlah sekolah di Kabupaten Lamandau, baru-baru ini. Dalam kunjungannya itu, Sugiyarto berdialog langsung dengan guru dan siswa SMA maupun SMK guna menyerap aspirasi serta memantau langsung proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Secara umum proses penerimaan siswa baru di Lamandau berjalan lancar tanpa kendala berarti. Hampir semua sekolah kelasnya terpenuhi,” ungkap Sugiyarto, Kamis (10/7).
Namun, ia mencatat ada satu pengecualian di SMK Negeri 1 Sematu Jaya, di mana jurusan perikanan tidak memiliki siswa baru. “Kata dewan guru, minat masyarakat terhadap jurusan perikanan masih rendah,”ujarnya.
Dalam pertemuan dengan para guru, sejumlah persoalan mendasar juga mengemuka. Di antaranya, kondisi ruang kelas dan ruang guru yang masih terbuat dari kayu, terutama pada sekolah-sekolah yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun. Meski masih bisa digunakan, guru berharap adanya rehabilitasi dan renovasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng.
Tak hanya itu, fasilitas pendukung kegiatan ekstrakurikuler juga masih belum memadai. Beberapa sekolah membutuhkan penambahan musala, karena yang ada saat ini terlalu kecil dibanding jumlah siswa. Permintaan juga disampaikan untuk pembangunan lapangan olahraga seperti voli, basket, dan futsal.
Di SMA Negeri 1 Bulik dan SMK Negeri 1 Bulik, kebutuhan ruang kelas tambahan menjadi perhatian. Ini menyusul tingginya jumlah siswa baru yang diterima tahun ini.
“Fasilitas penataan lingkungan sekolah juga perlu diperhatikan. Kita harap pemprov bisa membantu agar jalan sekolah dan lingkungan sekitarnya tertata dengan baik,” ujarnya.
Legislator Fraksi Partai Gerindra ini, juga menyoroti kekurangan tenaga pengajar. Baik guru umum maupun guru kejuruan di sejumlah SMK. Salah satu sekolah bahkan memiliki tiga guru agama yang masing-masing harus menanggung beban mengajar hingga 30 jam per minggu.
Selain itu, muncul pula keluhan dari para guru terkait Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Mereka membandingkan dengan daerah lain seperti Jawa Tengah, di mana guru bersertifikasi tetap mendapat TPP dan bahkan tunjangan makan bagi guru di bawah Kementerian Agama.
“Ini jadi pertanyaan dari para guru, kenapa di Kalteng tidak bisa? Padahal di Lamandau sendiri, pemkab tetap memberikan TPP meski sudah sertifikasi. Aspirasi ini akan kami teruskan ke pemerintah daerah dan ditelaah sesuai ketentuan perundang-undangan,” tegas Sugiyarto.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Wakil Bupati Lamandau ini juga menyosialisasikan berbagai program strategis Pemprov Kalteng. Seperti bantuan seragam gratis bagi siswa baru, program 1.000 rumah gratis untuk guru, serta program beasiswa 10.000 kuliah gratis bagi siswa kelas XI dan XII yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di wilayah Kalteng.
“Kita ingin pendidikan di Kalteng, khususnya di Lamandau terus berkembang dengan dukungan penuh dari semua pihak. Ini bagian dari komitmen kita dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat,” pungkasnya.(hfz)