PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Tantawi Jauhari, menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan banjir rutin melanda kawasan Palangka Raya. Menurutnya, kondisi geografis dan kebiasaan masyarakat setempat turut memengaruhi masalah ini.
“Palangka Raya berada cukup tinggi dari permukaan laut, dengan topografi datar. Dahulu, masyarakat Kalimantan lebih banyak tinggal di sekitar sungai,” kata Tantawi kepada media, Kamis (19/12/2024).
Tantawi menyoroti bahwa pendangkalan sungai menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Ketika hujan deras mengguyur, air dari hulu meluap dan permukaan sungai meningkat.
Bila air melampaui permukaan tanah pemukiman, itulah yang disebut dengan banjir. Kondisi ini, menurutnya, berbeda dengan 20-30 tahun lalu, ketika sungai masih dalam dan tidak mudah meluap.
“Kondisi pendangkalan sungai ini tidak pernah ditangani serius. Karena itu, air sering meluap ke pinggiran sungai,” tegasnya.
Selain itu, sistem drainase yang belum optimal dalam menampung curah hujan turut memperburuk situasi. Baik drainase primer maupun sekunder, menurut Tantawi, belum dirancang dengan baik untuk mengalirkan air hujan secara efektif.
Solusi untuk mengatasi masalah ini, lanjut Tantawi, adalah dengan melakukan pengerukan sungai secara berkala. Hal tersebut untuk memastikan fungsi sungai sebagai saluran utama air dari hulu ke hilir tetap berjalan dengan baik. Perbaikan sistem drainase juga menjadi kebutuhan mendesak agar air hujan dapat dialirkan dengan lancar dan tidak menggenangi kawasan pemukiman.
Tantawi mengingatkan bahwa penyelesaian masalah banjir memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah dan kerja sama seluruh pihak.
“Kita perlu perencanaan yang matang dan langkah-langkah konkret agar banjir tidak terus terjadi setiap tahun. Dengan kerja sama, Palangka Raya bisa bebas dari ancaman banjir,” ujarnya. (ndo)