PALANGKA RAYA- Pertanian
organik kini sudah mulai banyak dikenal masyarakat luas. Banyak
pelaku pertanian organik bermunculan seiring dengan peluang pasar yang semakin
terbuka. Tidak hanya bernilai ekonomis tinggi, pertanian organik penting untuk
memperbaiki ekosistem pertanian yang rusak terpapar oleh bahan sintetis atau
kimiawi seperti pestisida.
Anggota DPRD Kota
Palangka Raya Heri Purwanto, mengatakan, selain itu pertanian
organik perlu dipromosikan kembali sebagai sebuah solusi pertanian yang
berkelanjutan, khususnya bagi para petani.
“Harus di berikan
pembekalan bahwa penanganan hama dan penyakit tidak hanyak menggunakan
pestisida sintetis, begitu juga dengan pupuk bisa disiapkan sendiri, tentunya
akan lebih murah dan terjangkau, sekaligus sehat bagi ekosistem pertanian,†jelas
Heri kepada media Kalteng Pos, Kamis (12/3).
Dikatakan Heri, tanaman-tanaman yang
dikelola secara organik biasanya lebih tahan dari hama penyakit, hal tersebut
berkaitan dengan kesuburan tanaman yang tumbuh di tanah yang sehat. Sebaliknya,
jika tanah banyak mengandung bahan sintetis maka mikroorganisme dalam tanah
tidak akan bisa berkembang, itu karena mikroorganisme berfungsi penting menjaga
keseimbangan ekosistem.
“Apabila tanah subur
maka tanaman jauh lebih bagus tumbuhnya, tanaman akan lebih tahan apabila
diserang hama. Jika tanah tersebut subur karena penambahan bahan organik, bisa
di asumsikan tanaman di atasnya akan mendapat unsur hara yang lebih bagus,â€
tutur Politikus Hanura tersebut.
Dirinya menambahkan,
untuk mengubah lahan konvensional menjadi lahan organik butuh kesabaran. Bisa
setahun, ada juga yang menyampaikan bisa sampai enam bulan. Namun semua
bergantung pada sejarah lahan, apakah pernah terpapar pupuk sintetik dan
pestisida dalam skala yang besar, apabila ekosistemnya rusak maka langkah awal
harua memperbaikinya terlebih dahulu.(pra/ari/dar)