PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Seiring dengan digelarnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Palangka Raya, terdapat laporan jika ada munculnya kasus Covid-19 yang menimpa anak-anak sekolah. Akhir pekan lalu, setidaknya ada 5 siswa SMA, 1 murid SD dan 1 siswa SMP yang terkonfirmasi positif.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Beta Syailendra mengaku prihatin atas hal ini. Padahal, PTM ini dimaksudkan untuk meminimalisir learning loss yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) setahun lebih. Sehingga, munculnya kasus yang menimpa anak-anak sekolah ini dikatakannya dapat dijadikan pelajaran bagi semua pihak.
“Cukup disesalkan bahwa upaya kita untuk meminimalisir learning loss dengan mengadakan PTM ternyata belum maksimal. Saya berharap kasus Covid-19 yang terjadi di beberapa sekolah tersebut menjadi pelajaran untuk kita semua,” kata Beta, Minggu (6/2).
Legislator dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD setempat ini juga mendorong agar segala pihak terkait agar terus melaksanakan evaluasi rutin terkait kesiapan PTM.
Pasalnya, kunci keberhasilan PTM bebas Covid-19, selain asesmen kesiapan dan implementasi prokes yang maksimal adalah evaluasi rutin. “Oleh karena itu, saya dorong agar Pemda, Satgas Covid-19, sekolah, serta orang tua untuk terus membuka ruang dialog dan mengevaluasi implementasi PTM. Dengan evaluasi rutin, dapat menghindarkan kita dari kelalaian yang menyebabkan timbulnya klaster Covid-19 di sekolah,” jelasnya.
Salah satu hal yang menurutnya penting untuk dievaluasi yakni pelaksanaan PTM bagi sejumlah sekolah, dari yang awalnya 100 persen dilaksanakan secara tatap muka, maka bisa dipertimbangkan untuk diturunkan, setidaknya hanya diikuti oleh 50 persen siswa saja. Sedangkan 50 persen lainnya, tambah Beta, setidaknya masih bisa menjalankan sistem belajar mengajar secara daring.
“Kondisi saat ini memang saya rasa tidak memungkinkan untuk PTM 100 persen. Kasus Covid-19 di sini dalam beberapa hari terakhir meningkat cukup signifikan. Belum lagi adanya ancaman sebaran varian Omicron yang setiap hari semakin banyak. Jadi memang harus ada evaluasi dalam PTM agar anak-anak kita tetap aman,” pungkasnya.