PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery. Memberikan apresiasi terhadap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, yang secara konsisten menjalankan program penukaran sampah dengan sembako.

Dia menilai, program tersebut tidak hanya berkontribusi pada kebersihan kota, tetapi juga menghadirkan nilai tambah bagi masyarakat.
Dia menyebut bahwa penggabungan edukasi pengelolaan sampah dengan pemberian sembako atau tabungan emas sebagai insentif merupakan terobosan yang layak dipertahankan bahkan dikembangkan lebih luas.
“Inisiatif ini mendorong keterlibatan langsung masyarakat dalam menjaga lingkungan sekaligus memberikan manfaat nyata bagi mereka. Dengan adanya penukaran sampah menjadi sembako, warga akan semakin terdorong untuk memilah serta mengumpulkan sampah,” ujarnya, Sabtu (7/12/2025).
Dia menambahkan. Keberadaan sekitar 30 nasabah aktif yang sudah terbentuk menjadi modal penting untuk keberlanjutan program. Dia berharap DLH dapat bekerja sama dengan lebih banyak mitra. Seperti pelaku usaha, komunitas pecinta lingkungan, hingga institusi pendidikan, guna memperluas cakupan kegiatan tersebut.
“Pengenalan budaya memilah sampah perlu dimulai sejak usia sekolah. Jika berbagai pihak turut terlibat, bukan hanya volume sampah yang berkurang, tetapi juga dapat menciptakan kebiasaan peduli lingkungan di tengah masyarakat,” katanya.
Program ini diharapkan berjalan secara optimal dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin tinggi. Dengan begitu, Palangka Raya dapat berkembang menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan nyaman. (*/adr)
PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery. Memberikan apresiasi terhadap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, yang secara konsisten menjalankan program penukaran sampah dengan sembako.

Dia menilai, program tersebut tidak hanya berkontribusi pada kebersihan kota, tetapi juga menghadirkan nilai tambah bagi masyarakat.
Dia menyebut bahwa penggabungan edukasi pengelolaan sampah dengan pemberian sembako atau tabungan emas sebagai insentif merupakan terobosan yang layak dipertahankan bahkan dikembangkan lebih luas.
“Inisiatif ini mendorong keterlibatan langsung masyarakat dalam menjaga lingkungan sekaligus memberikan manfaat nyata bagi mereka. Dengan adanya penukaran sampah menjadi sembako, warga akan semakin terdorong untuk memilah serta mengumpulkan sampah,” ujarnya, Sabtu (7/12/2025).
Dia menambahkan. Keberadaan sekitar 30 nasabah aktif yang sudah terbentuk menjadi modal penting untuk keberlanjutan program. Dia berharap DLH dapat bekerja sama dengan lebih banyak mitra. Seperti pelaku usaha, komunitas pecinta lingkungan, hingga institusi pendidikan, guna memperluas cakupan kegiatan tersebut.
“Pengenalan budaya memilah sampah perlu dimulai sejak usia sekolah. Jika berbagai pihak turut terlibat, bukan hanya volume sampah yang berkurang, tetapi juga dapat menciptakan kebiasaan peduli lingkungan di tengah masyarakat,” katanya.
Program ini diharapkan berjalan secara optimal dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin tinggi. Dengan begitu, Palangka Raya dapat berkembang menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan nyaman. (*/adr)