SAMPIT, PROKALTENG.CO– Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Juliansyah T.S,Sos. Mendorong pemerintah daerah, mengembangkan perikanan air tawar. Karena selama ini, hasil pengembangan ikan di daerah masih belum maksimal. Sehingga berpengaruh pada produksi.
“Pengembangan jenis ikan tawar seperti patin, nila, mas, lele dan jelawat perlu terus dilakukan untuk meningkatkan produksi ikan di wilayah ini, Ikan yang beredar di pasar sebagian besar hasil tangkapan nelayan dari danau dan sungai. Sedangkan ikan hasil budidaya masih minim,” kata Juliansyah (26/5).
Pihaknya berharap, Dinas Perikanan dan Kelautan lebih aktif. Dalam melakukan pembinaan terhadap masyarakat pembudidaya ikan tawar. Dengan menggunakan kolam maupun keramba di sungai. Kalau ada pembinaan dan bantuan bibit budidaya ikan tawar, bisa berkembang karena memiliki potensi untuk pengembangan ikan tawar.
“Kami siap mendukung dari segi anggaran saat pembahasan APBD. Jika hal itu diperlukan. Itu bentuk perhatian kami terhadap para penambak, agar bisa membudi dayakan ikan tawar,” ucap Juliansyah.
Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kotim ini, mengatakan, selain para penambak ikan, para nelayan juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Agar bisa sejahtera. Karena saat ini, masih minimnya perhatian pemerintah daerah. Dalam bentuk program bantuan kepada para nelayan. Sehingga, perlu perhatian mulai dari fasilitas alat tangkap ikan, ketersediaan bahan bakar, hingga pada pemasaran hasil tangkapan mereka.
“Kalau pemerintah daerah berpihak kepada nelayan. Yang jadi keluhan mereka selama ini akan terselesaikan dengan baik. Dan nelayan pasti sejahtera. Karena selama ini kebutuhan lokal ikan di pasar, sebagian besar masih bergantung terhadap tangkapan nelayan lokal,” ujar Juliansyah.
Dirinya juga meminta pemerintah Kabupaten Kotim. Harus punya solusi. Agar setiap musim ombak, para nelayan tetap bisa bekerja dan mendapatkan hasil. Mereka juga harus dibantu pengelolaan perikanan dengan sistem tambak. Sehingga dapat membantu saat tidak melaut.(bah).