31.3 C
Jakarta
Friday, December 27, 2024

Pembelajaran Tatap Muka dengan Penerapan Prokes Secara Ketat

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Saat ini ratusan sekolah, baik tingkat sekolah dasar (SD) maupun sekolah
menengah pertama (SMP) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah
melaksanakan pembelajaran dengan sistem tatap muka. Kebijakan ini didukung Wakil
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotim H.Suprianto.

“Saya dari awal
memang orang yang paling tidak setuju dengan sistem pelaksanan pendidikan yang
terjadi sekarang (sistem daring). Memang lebih baik masuk sekolah, tapi tentu
dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Suprianto, Rabu (24/2).

Menurutnya,
pembelajaran sistem daring atau online yang sudah diberlakukan hampir setahun
ini, kurang efektif dibanding pembelajaran tatap muka. Karena sistem daring itu
banyak kekuranganya, seperti terbatasnya kesempatan untuk menjelaskan pelajaran
secara rinci kepada siswa, serta hambatan-hambatan lainnya.

Baca Juga :  Potensi Gali PAD, Butuh Banyak Industri Hilir

“Kalau ini terus
terjadi, dikhawatirkan akan berdampak kurang baik terhadap upaya peningkatan
kualitas pendidikan peserta didik, karena sistem daring itu sudah sering
diungkapkan masyarakat maupun pemerhati pendidikan, bahwa penerapannya kurang
efektif. Anak-anak justru keluyuran sehingga tugas-tugas dari guru juga tidak
diselesaikan dengan baik,” ucap Suprianto

Politikus, Partai
Keadilan Sejahtra (PKS) ini juga mengatakan fenomena ini harus disikapi serius
secara bersama-sama, karena kalau ini terus terjadi maka dikhawatirkan akan
membuat degradasi kualitas pendidikan, moral maupun pengetahuan generasi
penerus, dan terkait dengan sikap sebagian masyarakat yang menolak pembelajaran
tatap muka.

Menurut Suprianto, hal
itu wajar, tetapi dia juga meyakinkan bahwa pembelajaran tatap muka bisa
dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Baca Juga :  Bapemperda Bahas Ranperda Bantuan Pendidikan bagi Keluarga Tidak Mampu

“Apakah bisa
menjamin, dengan tidak dilaksanakan sekolah tatap muka maka penularan Covid-19
tidak terjadi, jawabnya tidak. Yang namanya virus itu, perilakunya akan terus
begitu, setidaknya sampai vaksinasi terlaksana secara maksimal,”
ungkapnya.

Dirinya juga menegaskan bahwa penerapan
pembelajaran tatap muka bukan berarti mengabaikan ancaman penularan Covid-19.
Tetapi potensi penularan virus itu bisa ditekan dan dicegah dengan penerapan protokol
kesehatan secara ketat dengan menerapkan 3 M yaitu memakai masker, mencuci
tangan dengan sabun, menjaga jarak.

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Saat ini ratusan sekolah, baik tingkat sekolah dasar (SD) maupun sekolah
menengah pertama (SMP) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah
melaksanakan pembelajaran dengan sistem tatap muka. Kebijakan ini didukung Wakil
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotim H.Suprianto.

“Saya dari awal
memang orang yang paling tidak setuju dengan sistem pelaksanan pendidikan yang
terjadi sekarang (sistem daring). Memang lebih baik masuk sekolah, tapi tentu
dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Suprianto, Rabu (24/2).

Menurutnya,
pembelajaran sistem daring atau online yang sudah diberlakukan hampir setahun
ini, kurang efektif dibanding pembelajaran tatap muka. Karena sistem daring itu
banyak kekuranganya, seperti terbatasnya kesempatan untuk menjelaskan pelajaran
secara rinci kepada siswa, serta hambatan-hambatan lainnya.

Baca Juga :  Potensi Gali PAD, Butuh Banyak Industri Hilir

“Kalau ini terus
terjadi, dikhawatirkan akan berdampak kurang baik terhadap upaya peningkatan
kualitas pendidikan peserta didik, karena sistem daring itu sudah sering
diungkapkan masyarakat maupun pemerhati pendidikan, bahwa penerapannya kurang
efektif. Anak-anak justru keluyuran sehingga tugas-tugas dari guru juga tidak
diselesaikan dengan baik,” ucap Suprianto

Politikus, Partai
Keadilan Sejahtra (PKS) ini juga mengatakan fenomena ini harus disikapi serius
secara bersama-sama, karena kalau ini terus terjadi maka dikhawatirkan akan
membuat degradasi kualitas pendidikan, moral maupun pengetahuan generasi
penerus, dan terkait dengan sikap sebagian masyarakat yang menolak pembelajaran
tatap muka.

Menurut Suprianto, hal
itu wajar, tetapi dia juga meyakinkan bahwa pembelajaran tatap muka bisa
dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Baca Juga :  Bapemperda Bahas Ranperda Bantuan Pendidikan bagi Keluarga Tidak Mampu

“Apakah bisa
menjamin, dengan tidak dilaksanakan sekolah tatap muka maka penularan Covid-19
tidak terjadi, jawabnya tidak. Yang namanya virus itu, perilakunya akan terus
begitu, setidaknya sampai vaksinasi terlaksana secara maksimal,”
ungkapnya.

Dirinya juga menegaskan bahwa penerapan
pembelajaran tatap muka bukan berarti mengabaikan ancaman penularan Covid-19.
Tetapi potensi penularan virus itu bisa ditekan dan dicegah dengan penerapan protokol
kesehatan secara ketat dengan menerapkan 3 M yaitu memakai masker, mencuci
tangan dengan sabun, menjaga jarak.

Terpopuler

Artikel Terbaru