SAMPIT,
PROKALENG.CO–Kebutuhan
daging sapi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), hingga saat ini masih
dipasok dari luar daerah. Hal itu dilakukan, karena populasi sapi di daerah ini
tidak mencukupi, karena hanya sekitar 25 persen dari kebutuhan. Kebutuhan sapi
di Kabupaten Kotim sendiri setiap tahunnya mencapai 30 ribu ekor.
Anggota DPRD Kabupaten
Kotim Khozaini mengatakan, Kotim masih belum mampu mengembangkan sapi lokal
untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di pasaran. Daerah ini masih
ketergantungan sapi dari luar daerah yang membuat harga daging sapi relatif
mahal bagi masyarakat.
“Kalau daerah ini dapat
mengembangkan peternak sapi lokal, kita tidak akan bergantung lagi dengan sapi
dari luar daerah. Tinggal berdayakan peternak yang ada di daerah ini saja, maka
harga daging sapi di pasar akan lebih terjangkau bagi masyarakat,†ujar
Khozaini.
Menurutnya selama ini
pasokan sapi untuk Kabupaten Kotim didatangkan dari luar daerah yaitu dari
Jawa, Sulawesi, Madura, Banjarmasin dan Kabupaten tetangga Kotawaringin Barat (Kobar), karena jarak yang
cukup jauh, tentunya biaya yang dikeluarkan lebih banyak untuk transportasinya,
sehingga menyebabkan bertambah tingginya harga daging sapi di pasaran.
“Kami menyarankan,
agar pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pemberdayaan untuk peternak
lokal,†ucapnya.
Dia menerangkan, Kotim masih
banyak memiliki lahan kosong atau yang tidak ada kegiatan di atasnya, sehingga
bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan peternakan seperti Kabupaten Kobar yang
sudah berhasil mengembangkan penernakan sapi dengan populasi sudah di atas 25
ribu per tahunnya.
Politikus Partai Hanura
ini juga mendorong agar program integrasi antara sawit dan sapi di Kabupaten
Kotim hendaknya diterapkan untuk menuju swasembada daging yang digaungkan sejak
lama ini. Kalau melihat dari indikator kelapa sawit di Kabupaten Kotim, maka
sangat memungkinkan program itu terlaksana. Sayangnya, potensi terintegrasi ini
masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Kita sudah mencanangkan bahwasannya Kabupaten
Kotim menuju swasembada daging, dengan program integrasi dengan kelapa sawit di
daerah ini, karena perkebunan sawit mempunyai potensi besar dalam penyediaan
pakan murah dan mudah berupa pelepah daun, dahan kelapa sawit, limbah bungkil
sawit dan solid yang dapat didayagunakan menjadi pakan ternak
berkualitas,” ucap Khozaini.