25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Cegah Banjir dengan Pelestarian Hutan

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Banjir yang cukup parah melanda wilayah utara di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), selain disebabkan curah hujan yang cukup tinggi, juga karena gundulnya hutan. Untuk mencegah banjir harus ada terobosan untuk mempertahankan sisa hutan yang masih ada dengan melakukan pelestarian hutan .

“Banjir yang melanda sejumlah titik di daerah kita ini merupakan peringatan awal bahwa alam kita sudah rusak, dan rusaknya oleh tangan manusia itu sendiri, sehingga areal hutan yang selama ini menjadi penyangga air hujan dibabat habis, ini juga kesalahan dalam tata kelola investasi merupakan biang dari hadirnya bencana banjir tersebut,” kata Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotim H.Rudianur saat dibincangi, Rabu (14/9).

Dirinya juga sudah sering kali mengingatkan   bahwasannya perlu adanya pembatasan dan pengaturan terhadap pembukaan lahan di Kabupaten Kotim ini, tetapi perluasan lahan terus saja terjadi di lapangan meskipun itu dilakukan secara diam-diam ataupun illegal, maka dengan kondisi sekarang ini pemerintah harus memperkuat sektor hutan tanaman industri, untuk mengelola dan menanam kembali hutan-hutan yang kritis.

“Kalau dibiarkan maka kondisi pohon hutan akan habis, dan kita mau menyalahkan siapa, kita hanya menikmati warisan-warisan akan kerusakan alam dan bencana yang datang bersamaan dengan siklus tahunan, Saya bukan anti kepada kelapa sawit , tetapi ketika sudah seperti ini solusi dan opsi yang bisa kita lakukan adalah menanam kembali hutan-hutan yang ada dan tersisa,” ujar Rudianur,

Baca Juga :  Soal Pendisiplinan Prokes di Sampit, Begini Kata Anggota Dewan

Dirinya juga mengatakan, selama ini program kerja pemerintah daerah di sektor pembangunan jangka panjang dan menengah sudah berjalan sangat baik, tetapi dari sudut pandang ia menilai hal itu hanya perlu diiringi dengan langkah-langkah pencegahan serta antisipasi terhadap rawan bencana alam khususnya banjir yang kian marak menerjang daerah ini.

“Dari sudut pandang kami, tentunya soal lingkungan hidup, ini sebenarnya masih belum baik, seiring dengan program pemerintah daerah kita, dimana program pembangunan khususnya infrastruktur dan ekonomi sudah mulai membaik dan bisa dikatakan sudah maju.  Namun masih ada kekurangan khusus untuk pencegahan bencana alam misalnya, di sini kita bisa melihat bahwa banjir di Kotim ini sudah sangat sering terjadi, sehingga perlu adanya antisipasi akan hal itu, gunanya agar segala macam pembangunan fisik di dalam Kota maupun luar kota atau pedalaman tidak cepat mengalami kerusakan nantinya,” ucap Rudianur.

Baca Juga :  Riskon Menyayangkan Pembubaran Forum CSR

 

Politisi partai Golkar ini menekankan, pelestarian lingkungan yang baik juga menjadi dasar ketahanan program pembangunan, termasuk pelestarian hutan yang fungsinya untuk mendapatkan daya kuat resapan air, sehingga banjir tidak bertahan dalam waktu lama.

“Kita contohkan misalnya bangunan fisik gedung sekolah, atau fasilitas kesehatan di pedalaman atau di Kecamatan daerah Utara yang mana kalau terjadi banjir pasti ada saja fasilitas tersebut yang turut terendam banjir dalam waktu yang cukup lama, akhirnya ada saja kerusakan, yang mana tadinya dibangun menggunakan anggaran APBD, dengan target sekian tahun, hanya gara-gara banjir jadi cepat rusak dan membutuhkan biaya perawatan yang tidak sesuai dengan target awal,” sampai Rudianur.

Ia juga mengharapkan agar pemerintah daerah melalui instansi terkait terus menggalakkan program pelestarian lingkungan atau peningkatan hutan dengan menggerakkan kembali penanaman pohon kepada warga masyarakat di masing-masing Kecamatan dan Desa di Kabupaten Kotim ini.(bah)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Banjir yang cukup parah melanda wilayah utara di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), selain disebabkan curah hujan yang cukup tinggi, juga karena gundulnya hutan. Untuk mencegah banjir harus ada terobosan untuk mempertahankan sisa hutan yang masih ada dengan melakukan pelestarian hutan .

“Banjir yang melanda sejumlah titik di daerah kita ini merupakan peringatan awal bahwa alam kita sudah rusak, dan rusaknya oleh tangan manusia itu sendiri, sehingga areal hutan yang selama ini menjadi penyangga air hujan dibabat habis, ini juga kesalahan dalam tata kelola investasi merupakan biang dari hadirnya bencana banjir tersebut,” kata Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotim H.Rudianur saat dibincangi, Rabu (14/9).

Dirinya juga sudah sering kali mengingatkan   bahwasannya perlu adanya pembatasan dan pengaturan terhadap pembukaan lahan di Kabupaten Kotim ini, tetapi perluasan lahan terus saja terjadi di lapangan meskipun itu dilakukan secara diam-diam ataupun illegal, maka dengan kondisi sekarang ini pemerintah harus memperkuat sektor hutan tanaman industri, untuk mengelola dan menanam kembali hutan-hutan yang kritis.

“Kalau dibiarkan maka kondisi pohon hutan akan habis, dan kita mau menyalahkan siapa, kita hanya menikmati warisan-warisan akan kerusakan alam dan bencana yang datang bersamaan dengan siklus tahunan, Saya bukan anti kepada kelapa sawit , tetapi ketika sudah seperti ini solusi dan opsi yang bisa kita lakukan adalah menanam kembali hutan-hutan yang ada dan tersisa,” ujar Rudianur,

Baca Juga :  Soal Pendisiplinan Prokes di Sampit, Begini Kata Anggota Dewan

Dirinya juga mengatakan, selama ini program kerja pemerintah daerah di sektor pembangunan jangka panjang dan menengah sudah berjalan sangat baik, tetapi dari sudut pandang ia menilai hal itu hanya perlu diiringi dengan langkah-langkah pencegahan serta antisipasi terhadap rawan bencana alam khususnya banjir yang kian marak menerjang daerah ini.

“Dari sudut pandang kami, tentunya soal lingkungan hidup, ini sebenarnya masih belum baik, seiring dengan program pemerintah daerah kita, dimana program pembangunan khususnya infrastruktur dan ekonomi sudah mulai membaik dan bisa dikatakan sudah maju.  Namun masih ada kekurangan khusus untuk pencegahan bencana alam misalnya, di sini kita bisa melihat bahwa banjir di Kotim ini sudah sangat sering terjadi, sehingga perlu adanya antisipasi akan hal itu, gunanya agar segala macam pembangunan fisik di dalam Kota maupun luar kota atau pedalaman tidak cepat mengalami kerusakan nantinya,” ucap Rudianur.

Baca Juga :  Riskon Menyayangkan Pembubaran Forum CSR

 

Politisi partai Golkar ini menekankan, pelestarian lingkungan yang baik juga menjadi dasar ketahanan program pembangunan, termasuk pelestarian hutan yang fungsinya untuk mendapatkan daya kuat resapan air, sehingga banjir tidak bertahan dalam waktu lama.

“Kita contohkan misalnya bangunan fisik gedung sekolah, atau fasilitas kesehatan di pedalaman atau di Kecamatan daerah Utara yang mana kalau terjadi banjir pasti ada saja fasilitas tersebut yang turut terendam banjir dalam waktu yang cukup lama, akhirnya ada saja kerusakan, yang mana tadinya dibangun menggunakan anggaran APBD, dengan target sekian tahun, hanya gara-gara banjir jadi cepat rusak dan membutuhkan biaya perawatan yang tidak sesuai dengan target awal,” sampai Rudianur.

Ia juga mengharapkan agar pemerintah daerah melalui instansi terkait terus menggalakkan program pelestarian lingkungan atau peningkatan hutan dengan menggerakkan kembali penanaman pohon kepada warga masyarakat di masing-masing Kecamatan dan Desa di Kabupaten Kotim ini.(bah)

Terpopuler

Artikel Terbaru