31.7 C
Jakarta
Saturday, October 12, 2024

Warga Minta Lakukan Normalisasi Drainase dan Anak Sungai

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, sering dilanda banjir saat terjadi hujan lebat, dan beberapa jalan di dalam kota terendam air serta kawasan pemukiman juga rawan banjir di masing-masing kecamatan.

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Khozaini meminta pemerintah daerah untuk melakukan normalisasi drainase dan anak sungai dengan melakukan pengerukan khususnya di sekitar permukiman warga yang berada dalam kota Sampit hal tersebut untuk mencegah terjadinya banjir yang terus berulang seperti pada Minggu (4/9) lalu.

“Kami minta untuk mencegah banjir terulang lagi seperti minggu kemarin, maka harus dilakukan normalisasi drainase dan anak sungai dengan melakukan pengerukan, karena kita melihat beberapa jalan dan pemukiman warga terendam air akibat derasnya air hujan dan saluran air tidak lancar, dan ini harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten,” kata Khozaini, Rabu (7/9).

Baca Juga :  Ekonomi Belum Stabil, Ini Permintaan DPRD untuk Pemkab

Dirinya mengatakan banyak mendapat keluhan dan aspirasi masyarakat terkait kekhawatiran banjir kembali terjadi saat hujan deras melanda kota sampit, maka dari itu mereka meminta melakukan normalisasi drainase maupun anak sungai sehingga terjadi hujan lebat air cepat mengalir hingga ke sungai Mentaya.

“Warga meminta agar pemerintah daerah melalui instansi terkait yaitu dinas PUPR untuk melakukan normalisasi drainase dan anak sungai, sehingga pada saat musim penghujan saat ini tidak terjadi banjir lagi, baik jalan maupun permukiman warga, dan air dapat mengalir lancar hingga ke sungai Mentaya,” ujar Khozaini.

Politisi Partai Hanura ini juga mengatakan banjir yang sering terjadi diduga juga imbas tidak maksimalnya fungsi drainase dan dangkalnya anak sungai sehingga mengakibatkan air mengalir lambat sehingga sempat meluap merendam jalan dan permukiman warga.

Baca Juga :  Waspadai Potensi Muncul Covid-19 di Momen Nataru

“Kurang optimalnya saluran air dan anak sungai disebabkan pendangkalan dan tersumbat oleh lumpur maupun sampah,  Untuk itu perlu dilakukan normalisasi fungsinya dengan cara pengerukan, setidaknya dampaknya tidak sampai parah,”tandasnya.(bah).

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, sering dilanda banjir saat terjadi hujan lebat, dan beberapa jalan di dalam kota terendam air serta kawasan pemukiman juga rawan banjir di masing-masing kecamatan.

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Khozaini meminta pemerintah daerah untuk melakukan normalisasi drainase dan anak sungai dengan melakukan pengerukan khususnya di sekitar permukiman warga yang berada dalam kota Sampit hal tersebut untuk mencegah terjadinya banjir yang terus berulang seperti pada Minggu (4/9) lalu.

“Kami minta untuk mencegah banjir terulang lagi seperti minggu kemarin, maka harus dilakukan normalisasi drainase dan anak sungai dengan melakukan pengerukan, karena kita melihat beberapa jalan dan pemukiman warga terendam air akibat derasnya air hujan dan saluran air tidak lancar, dan ini harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten,” kata Khozaini, Rabu (7/9).

Baca Juga :  Ekonomi Belum Stabil, Ini Permintaan DPRD untuk Pemkab

Dirinya mengatakan banyak mendapat keluhan dan aspirasi masyarakat terkait kekhawatiran banjir kembali terjadi saat hujan deras melanda kota sampit, maka dari itu mereka meminta melakukan normalisasi drainase maupun anak sungai sehingga terjadi hujan lebat air cepat mengalir hingga ke sungai Mentaya.

“Warga meminta agar pemerintah daerah melalui instansi terkait yaitu dinas PUPR untuk melakukan normalisasi drainase dan anak sungai, sehingga pada saat musim penghujan saat ini tidak terjadi banjir lagi, baik jalan maupun permukiman warga, dan air dapat mengalir lancar hingga ke sungai Mentaya,” ujar Khozaini.

Politisi Partai Hanura ini juga mengatakan banjir yang sering terjadi diduga juga imbas tidak maksimalnya fungsi drainase dan dangkalnya anak sungai sehingga mengakibatkan air mengalir lambat sehingga sempat meluap merendam jalan dan permukiman warga.

Baca Juga :  Waspadai Potensi Muncul Covid-19 di Momen Nataru

“Kurang optimalnya saluran air dan anak sungai disebabkan pendangkalan dan tersumbat oleh lumpur maupun sampah,  Untuk itu perlu dilakukan normalisasi fungsinya dengan cara pengerukan, setidaknya dampaknya tidak sampai parah,”tandasnya.(bah).

Terpopuler

Artikel Terbaru