KASONGAN, PROKALTENG.CO – Tragedi tenggelamnya dua orang siswi SMP di Kota Palangka Raya saat bermain di pinggir sungai, menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan.
Kejadian ini memicu kekhawatiran, mengingat semakin banyak warga yang memanfaatkan pinggir sungai sebagai tempat rekreasi dadakan seiring dengan surutnya air sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Katingan.
Musim kemarau yang membuat banyak titik sungai dangkal justru menjadi daya tarik, padahal potensi bahaya tetap mengintai.Menanggapi peristiwa tersebut, anggota DPRD Katingan H Hanafi mengimbau para orang tua, agar lebih ketat dalam mengawasi anak-anak mereka.
“Kami meminta kepada para orang tua untuk mengawasi anak-anak. Agar tidak bermain di pinggir sungai, apalagi bagi yang tidak bisa berenang,” ujar Hanafi, Senin (4/8).
Dia menekankan, meskipun air terlihat dangkal, kondisi dasar sungai bisa sangat berbahaya dan tidak terduga. Hanafi menambahkan, kejadian serupa pernah terjadi di Kabupaten Katingan beberapa tahun silam, tepatnya di Desa Banut Kalanaman. Pengalaman pahit tersebut menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat untuk tidak mengabaikan keselamatan.
“Tragedi yang menimpa pelajar di Palangka Raya harus menjadi pelajaran berharga dan momentum untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat anak-anak berada di sekitar area sungai,” ujar politisi PPP ini.
Oleh karena itu, mereka dari DPRD Katingan meminta seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah desa dan komunitas, untuk turut serta mensosialisasikan bahaya bermain di pinggir sungai.
“Edukasi mengenai pentingnya pengawasan orang tua dan risiko yang ada diharapkan bisa mencegah terulangnya kejadian serupa. Langkah proaktif ini diharapkan dapat menjaga keselamatan anak-anak dan masyarakat secara keseluruhan di wilayah DAS Katingan,” tandasnya.(eri/kpg)