SALAT Tarawih memiliki keutamaan yang berbeda-beda setiap malamnya, berdasarkan Kitab Durrotun Nashihin karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi.
Di satu sisi salat Tarawih memang termasuk salat sunnah muakkad, yang artinya dianjurkan dan dikuatkan.
Rasulullah Muhammad SAW sendiri selalu melaksanakan saat Tarawih dan tidak pernah meninggalkan salat sunah ini selama bulan Ramadan.
Kata “Tarawih” secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang berarti “waktu sesaat untuk istirahat”.
Salat Tarawih merupakan salah satu salat sunah yang khusus dilakukan selama bulan Ramadan.
Keberadaan salat Tarawih pada bulan Ramadan memberikan nilai keistimewaan tambahan pada bulan tersebut.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk menjalankan salat Tarawih karena salat ini merupakan sarana untuk memperoleh ampunan atas dosa-dosa yang dilakukan di masa lalu.
Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam hadisnya meriwayatkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
“Barangsiapa yang salat malam di bulan Ramadan (Salat tarawih) karena keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampunkanlah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
Menurut Kitab Durrotun Nashihin karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi salat tarawih memiliki keutamaan dan pahala yang sangat besar, yang bervariasi setiap malamnya.
Berikut adalah penjelasan mengenai keutamaan atau pahala salat tarawih pada malam ke 19 menurut Kitab Durrotun Nashihin.
Keutamaan Tarawih Malam Ke-19:
Allah SWT mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
وفى الليلة التاسعة عشرة يرفع الله درجاته فى الفردوس
Artinya: Pada malam yang ke 19, Allah SWT akan mengangkat derajat-derajat orang yang salat tarawih di surga firdaus. (mg1/gus/nug/jpg)