28.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Gagal Naik Podium, Ini Analisa Pelatih

PADA final Hylo Open 2021 yang berlangsung di Saarlandhalle, Saarbruecken, Jerman hari ini (7/11), Praveen/Melati dikalahkan ganda unggulan pertama asal Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Praveen/Melati tumbang dalam dua game langsung 20-22 dan 14-21.

Ini adalah kekalahan keempat Praveen/Melati atas Dechapol/Sapsiree secara beruntun. Sebelumnya, Praveen/Melati kandas pada ajang Yonex Thailand Open, BWF World Tour Finals 2020, dan Denmark Open 2021.

Kemenangan terakhir Praveen/Melati atas Dechapol/Sapsiree terjadi pada final All England 2020. Itulah gelar terakhir Praveen/Melati sampai saat ini.

Menurut pelatih ganda campuran Indonesia Nova Widianto, dalam pertandingan final ini, Praveen/Melati memang banyak melakukan kesalahan sendiri. Hal itu sangat merugikan karena mereka sudah tampil di final.

Baca Juga :  Juventus dan Atletico Madrid Berjaya

“Melati seperti yang pernah saya katakan sebelumnya, seperti tidak percaya diri. Permainannya seperti bingung sendiri,” begitu analisis keras Nova dikutip dari siaran pers PP PBSI yang juga diterima JawaPos.com (grup prokalteng.co)

 “Sementara Praveen, tenaga tangannya kelihatan menurun. Selain itu, masih banyak bola-bolanya yang gampang mati sendiri,” imbuh Nova.

Meskipun bisa tampil ke final, Nova mengatakan bahwa performa Praveen/Melati belum maksimal. “Pada game pertama, sebenarnya ada kesempatan Praveen/Melati menang. Tetapi pasangan Thailand memang lebih tenang di poin-poin kritis,” ucap Nova.

Pada game pertama itu, Praveen/Melati sejatinya mendapatkan momentum yang baik. Mereka menyusul dari ketertinggalan 8-14 dan 18-20 untuk bisa menyamakan kedudukan menjadi 20-20. Sayang, dalam kondisi krusial, Praveen/Melati gagal mengambil kesempatan memenangkan game pertama. Mereka malah kehilangan dua angka beruntun.

Baca Juga :  Kalteng Putra Masih Harus Berjuang untuk Keluar dari Zona Degradasi

Sementara itu, pada game kedua, Praveen/Melati terdominasi total terutama setelah interval. Banyaknya kesalahan sendiri, membuat ganda nomor lima dunia itu akhirnya kandas dengan cukup mudah.

PADA final Hylo Open 2021 yang berlangsung di Saarlandhalle, Saarbruecken, Jerman hari ini (7/11), Praveen/Melati dikalahkan ganda unggulan pertama asal Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Praveen/Melati tumbang dalam dua game langsung 20-22 dan 14-21.

Ini adalah kekalahan keempat Praveen/Melati atas Dechapol/Sapsiree secara beruntun. Sebelumnya, Praveen/Melati kandas pada ajang Yonex Thailand Open, BWF World Tour Finals 2020, dan Denmark Open 2021.

Kemenangan terakhir Praveen/Melati atas Dechapol/Sapsiree terjadi pada final All England 2020. Itulah gelar terakhir Praveen/Melati sampai saat ini.

Menurut pelatih ganda campuran Indonesia Nova Widianto, dalam pertandingan final ini, Praveen/Melati memang banyak melakukan kesalahan sendiri. Hal itu sangat merugikan karena mereka sudah tampil di final.

Baca Juga :  Juventus dan Atletico Madrid Berjaya

“Melati seperti yang pernah saya katakan sebelumnya, seperti tidak percaya diri. Permainannya seperti bingung sendiri,” begitu analisis keras Nova dikutip dari siaran pers PP PBSI yang juga diterima JawaPos.com (grup prokalteng.co)

 “Sementara Praveen, tenaga tangannya kelihatan menurun. Selain itu, masih banyak bola-bolanya yang gampang mati sendiri,” imbuh Nova.

Meskipun bisa tampil ke final, Nova mengatakan bahwa performa Praveen/Melati belum maksimal. “Pada game pertama, sebenarnya ada kesempatan Praveen/Melati menang. Tetapi pasangan Thailand memang lebih tenang di poin-poin kritis,” ucap Nova.

Pada game pertama itu, Praveen/Melati sejatinya mendapatkan momentum yang baik. Mereka menyusul dari ketertinggalan 8-14 dan 18-20 untuk bisa menyamakan kedudukan menjadi 20-20. Sayang, dalam kondisi krusial, Praveen/Melati gagal mengambil kesempatan memenangkan game pertama. Mereka malah kehilangan dua angka beruntun.

Baca Juga :  Kalteng Putra Masih Harus Berjuang untuk Keluar dari Zona Degradasi

Sementara itu, pada game kedua, Praveen/Melati terdominasi total terutama setelah interval. Banyaknya kesalahan sendiri, membuat ganda nomor lima dunia itu akhirnya kandas dengan cukup mudah.

Terpopuler

Artikel Terbaru