PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pandemi Covid-19 memberikan dampak
yang sangat besar tidak hanya terhadap kesehatan masyarakat, namun juga bagi
perekonomian. Kondisi itu melanda baik secara mikro/rumah tangga maupun secara
makro regional dan nasional. Tak terkecuali di Kalimantan Tengah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Kalimantan Tengah, Rihando dalam acara diseminasi laporan perekonomian Provinsi
Kalteng yang digelar secara daring, Kamis (25/3/2021) pagi mengungkapkan, pada
tahun 2020 perkembangan ekonomi Kalimantan Tengah tercatat mengalami kontraksi atau menurun sebesar 1,40 % (year on year (yoy)).
“Angka ini menurun signifikan
dari tahun 2019 yang tumbuh positif mencapai 6,09% (yoy). Dan dampak menurunnya pertumbuhan
ekonomi berimbas pada terjadinya pengurangan tenaga kerja serta naiknya angka
kemiskinan,†kata Rihando.
Sementara kinerja ekonomi
Kalimantan pada 2020, beber Rihando, juga mengalami penurunan yang signifikan
di hampir semua sektor. Dari sisi permintaan tercatat komponen ekspor mengalami
kontraksi sebesar 7,23 % (yoy) menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat
tumbuh sebesar 4,08% (yoy). Komponen investasi/PMTB juga tercatat kontraksi
sebesar 3,06% (yoy) turun dari tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,71 %
(yoy). Sementara Konsumsi Pemerintah tercatat tumbuh positif 4,97% (yoy)
meningkat dibandingkan tahun 2019 yang tumbuh 3,95% (yoy).
Dengan kondisi ini, lanjut dia, diperlukan
berbagai langkah yang tepat dan cepat untuk menpurangi dampak nepatif dari
Covid-19. Untuk memulihkan ekonomi Indonesia, Pemerintah telah menetapkan
program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan berbagai kebijakan untuk membangkitkan
kembali roda penggerak perekonomian nasional. Di samping itu, diperlukan pula
peran pemerintah daerah agar proses pemulihan ekonomi dapat cepat terlaksana
“Pada tahun 2020, Pemerintah
telah merealisasikan Rp579,78 triliun atau 83,4 persen dari total pagu
anggaran. Realisasi tersebut meliputi bidang kesehatan, perlindungan sosial,
serta sektoral K/L dan Pemda, UMKM, Pembiayaan korporasi, serta insentif usaha,â€
ujarnya.
Sementara pada tahun 2021, anggaran
PEN mencapai Rp 699,43 triliun atau meningkat dari alokasi sebelumnya, yang difokuskan
untuk lima bidang yakni kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas,
insentif usaha, serta dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi.
“Program ini merupakan kebijakan
extraordinary yang dikeluarkan Pemerintah dalam menghadapi kejadian
extraordinary akibat pandemi Covid-19,†sebut Rihando.
Di lain pihak, sambung dia, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah juga telah menyusun APBD 2021 dengan fokus pada
percepatan pemulihan ekonomi, sehingga tersedia alokasi anggaran yang memadai
untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
“Yang perlu menjadi perhatian
serius kita bersama adalah percepatan realisasi anggaran daerah ini, serta ada sinergi
dan sinkronisasi antara program pemulihan ekonomi nasional dan daerah. Sehingga
diharapkan dapat mempercepat dalam pemulihan ekonomi, dan masyarakat dapat
kembali meningkatkan kesejahteraannya,†kata Rihando.