26.2 C
Jakarta
Saturday, October 5, 2024

Tokoh Masyarakat Diingatkan Beri Teladan Penerapan Prokes

JAKARTA – Peran tokoh komunitas sangat
penting dalam mengubah perilaku masyarakat agar semakin taat menerapkan
protokol kesehatan. Hal ini disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi
dalam Alinea Forum bertajuk Mempertangguh Komunitas Saat PPKM Mikro, Jumat
(19/2). 

Menurutnya, jika setiap individu disiplin,
pencegahan penularan pandemi Covid-19 akan makin mudah.

Dia mengatakan individu yang disiplin
menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, serta
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, akan mencegah infeksi baik pada
diri sendiri maupun dalam komunitasnya.

“Dari disiplin individu akan membuat
pertahanan selanjutnya dalam populasi yang besar. Tentu saja gerakan itu harus
banyak dilakukan,” kata Siti. Dia mengatakan dalam menangani pandemi,
pemerintah harus melakukan berbagai macam intervensi. Salah satunya perubahan
perilaku masyarakat. Dia menegaskan, pola hidup merupakan hal sentral dalam
menanggulangi pandemi.

Baca Juga :  Djoko Santoso Meninggal Dunia karena Stroke Berat

“Apalagi saat ini kita belum temukan
cara, misalnya obat untuk mengobati Covid-19. Jadi kita baru tahap pencegahan.
Pencegahan pun risiko penularannya masih sangat tinggi, karena memang
penularannya sangat cepat. Secara cepat banyak orang terjangkit, kemudian
menjadi sakit,” kata dia. Untuk mempercepat perubahan perilaku di tingkat
komunitas, menurut dia, kontribusi para tokoh sangat signifikan.

“Kalau kita bicara perubahan perilaku,
memang membutuhkan keteladanan dari tokoh-tokoh atau publik figur untuk
melakukan peran ini,” sambungnya.

Sedangkan sosiolog dari Universitas Indonesia
Imam B. Prasodjo menganggap, upaya pendisiplinan dan penertiban masyarakat agar
mematuhi protokol kesehatan semestinya berbasis mikro di level kerumunan. “Yang
harus difokuskan untuk mendorong ketangguhan adalah wilayah-wilayah mikro, tetapi
bukan RT/RW. Yang benar adalah komunitas, di mana tempat berinteraksi terjadi,
dan di situ ada kerumunan yang cukup padat,” ucap Imam.

Baca Juga :  Catat ya, Ini Jadwal Pengumuman Penerimaan CPNS 2019

Mengubah perilaku masyarakat tidak bais
sekadar imbauan. Untuk memengaruhi perilaku masyarakat perlu melibatkan orang
berpengaruh dalam komunitas kerumunan tertentu yang dapat menegakkan protokol
kesehatan. Dalam komunitas pengajian misalnya, masyarakat akan mematuhi ustaz
sehingga ustaz bisa berperan mengajak jemaah lebih taat protokol kesehatan.

Imam menyarankan agar
sistem zonasi lebih menitikberatkan pada komunitas kerumunan, dibandingkan di
tingkat RT/RW. Di sisi lain, kekayaan modal sosial, seperti gotong royong perlu
terus didorong sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah. 

JAKARTA – Peran tokoh komunitas sangat
penting dalam mengubah perilaku masyarakat agar semakin taat menerapkan
protokol kesehatan. Hal ini disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi
dalam Alinea Forum bertajuk Mempertangguh Komunitas Saat PPKM Mikro, Jumat
(19/2). 

Menurutnya, jika setiap individu disiplin,
pencegahan penularan pandemi Covid-19 akan makin mudah.

Dia mengatakan individu yang disiplin
menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, serta
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, akan mencegah infeksi baik pada
diri sendiri maupun dalam komunitasnya.

“Dari disiplin individu akan membuat
pertahanan selanjutnya dalam populasi yang besar. Tentu saja gerakan itu harus
banyak dilakukan,” kata Siti. Dia mengatakan dalam menangani pandemi,
pemerintah harus melakukan berbagai macam intervensi. Salah satunya perubahan
perilaku masyarakat. Dia menegaskan, pola hidup merupakan hal sentral dalam
menanggulangi pandemi.

Baca Juga :  Djoko Santoso Meninggal Dunia karena Stroke Berat

“Apalagi saat ini kita belum temukan
cara, misalnya obat untuk mengobati Covid-19. Jadi kita baru tahap pencegahan.
Pencegahan pun risiko penularannya masih sangat tinggi, karena memang
penularannya sangat cepat. Secara cepat banyak orang terjangkit, kemudian
menjadi sakit,” kata dia. Untuk mempercepat perubahan perilaku di tingkat
komunitas, menurut dia, kontribusi para tokoh sangat signifikan.

“Kalau kita bicara perubahan perilaku,
memang membutuhkan keteladanan dari tokoh-tokoh atau publik figur untuk
melakukan peran ini,” sambungnya.

Sedangkan sosiolog dari Universitas Indonesia
Imam B. Prasodjo menganggap, upaya pendisiplinan dan penertiban masyarakat agar
mematuhi protokol kesehatan semestinya berbasis mikro di level kerumunan. “Yang
harus difokuskan untuk mendorong ketangguhan adalah wilayah-wilayah mikro, tetapi
bukan RT/RW. Yang benar adalah komunitas, di mana tempat berinteraksi terjadi,
dan di situ ada kerumunan yang cukup padat,” ucap Imam.

Baca Juga :  Catat ya, Ini Jadwal Pengumuman Penerimaan CPNS 2019

Mengubah perilaku masyarakat tidak bais
sekadar imbauan. Untuk memengaruhi perilaku masyarakat perlu melibatkan orang
berpengaruh dalam komunitas kerumunan tertentu yang dapat menegakkan protokol
kesehatan. Dalam komunitas pengajian misalnya, masyarakat akan mematuhi ustaz
sehingga ustaz bisa berperan mengajak jemaah lebih taat protokol kesehatan.

Imam menyarankan agar
sistem zonasi lebih menitikberatkan pada komunitas kerumunan, dibandingkan di
tingkat RT/RW. Di sisi lain, kekayaan modal sosial, seperti gotong royong perlu
terus didorong sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah. 

Terpopuler

Artikel Terbaru