25.2 C
Jakarta
Friday, December 27, 2024

Cegah Tangisan Anak Saat Dikhitan dengan Metode Klem Tanpa Suntik

Orang
tua paling sulit mendorong anak untuk dikhitan atau disunat. Apalagi jika sang
anak sudah semakin bertumbuh ke arah remaja, pasti makin banyak penolakan.
Belum lagi jika saat dikhitan, tangisan anak membuat orang tua tak tega.

Khitan,
sunat, atau sirkumsisi adalah membuang kulit prepusium penis atau lebih dikenal
dengan kulup. Tak hanya terkait kewajiban dalam agama Islam, sunat juga bisa
bermanfaat bagi kesehatan.

Tujuan
dari sunat adalah membuang mukosa untuk mencegah risiko berbagai penyakit.
Mukosa adalah lapisan paling dalam dari kulup yang melindungi penis.

“Prosesi
sunat terkadang cukup membuat stres orangtua maupun sang anak. Belum lagi jika
membayangkan sunat dengan metode konvensional ataupun electric cauter (sunat
laser) yang cukup menyeramkan dan ada lagi jarum suntik yang menakutkan bagi
anak,” kata dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, dari Rumah Sunat dr. Mahdian kepada
JawaPos.com baru-baru ini.

Baca Juga :  Buktikan Manfaat Minum Air Kelapa Campur Lemon dan Nanas

Sehingga
menurutnya tangisan anak-anak bisa diminimalisasi saat dikhitan dengan cara
yang nyaman. Yaitu dengan teknologi khitan yang lebih modern.

“Klem
dan sunat tanpa jarum suntik yang kian diminati para orang tua saat ini bisa
menjadi solusi agar orang tua tak stres dan anak tidak menangis ketakutan,” ujarnya.

Menurutnya,
khitan dengan metode klem diharapkan dapat membuat anak lebih nyaman saat sunat
ataupun setelahnya. Sebab memiliki keunggulan minim risiko perdarahan, tanpa
jahit, tanpa perban, proses sunat lebih cepat 5 menit hingga 10 menit.

“Setelah
sunat langsung bisa beraktivitas, boleh kena air, proses penyembuhan relatif
cepat, dan perawatan pascasunat mudah,” jelasnya.

“Dan
satu anak satu klem ya. Tidak bergantian,” tegasnya.

Baca Juga :  Punya Risiko Penyakit Jantung, Dokter Jelaskan Kapan Harus Pasang Ring

Berbeda
dengan sunat konvensional ataupun sunat laser yang membutuhkan persiapan dan
proses sunat cukup lama. Lalu masih membutuhkan jahitan dan perban sehingga
anak tidak leluasa beraktivitas ataupun kena air.

Selama
masa pandemi ini, kata dia, khitan bisa dilakukan di rumah untuk meminimalisir
penularan virus Korona. Melakukan sunat di rumah, tim medis yang datang tetap menjalankan
protokol kesehatan.

“Ya
memang di masa pandemi ini tak perlu ke luar rumah juga bisa dilakukannya
layanan khitan di rumah. Tentunya wajib ya menggunakan APD lengkap dan
dilakukan oleh dokter profesional,” tandasnya.

Orang
tua paling sulit mendorong anak untuk dikhitan atau disunat. Apalagi jika sang
anak sudah semakin bertumbuh ke arah remaja, pasti makin banyak penolakan.
Belum lagi jika saat dikhitan, tangisan anak membuat orang tua tak tega.

Khitan,
sunat, atau sirkumsisi adalah membuang kulit prepusium penis atau lebih dikenal
dengan kulup. Tak hanya terkait kewajiban dalam agama Islam, sunat juga bisa
bermanfaat bagi kesehatan.

Tujuan
dari sunat adalah membuang mukosa untuk mencegah risiko berbagai penyakit.
Mukosa adalah lapisan paling dalam dari kulup yang melindungi penis.

“Prosesi
sunat terkadang cukup membuat stres orangtua maupun sang anak. Belum lagi jika
membayangkan sunat dengan metode konvensional ataupun electric cauter (sunat
laser) yang cukup menyeramkan dan ada lagi jarum suntik yang menakutkan bagi
anak,” kata dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, dari Rumah Sunat dr. Mahdian kepada
JawaPos.com baru-baru ini.

Baca Juga :  Buktikan Manfaat Minum Air Kelapa Campur Lemon dan Nanas

Sehingga
menurutnya tangisan anak-anak bisa diminimalisasi saat dikhitan dengan cara
yang nyaman. Yaitu dengan teknologi khitan yang lebih modern.

“Klem
dan sunat tanpa jarum suntik yang kian diminati para orang tua saat ini bisa
menjadi solusi agar orang tua tak stres dan anak tidak menangis ketakutan,” ujarnya.

Menurutnya,
khitan dengan metode klem diharapkan dapat membuat anak lebih nyaman saat sunat
ataupun setelahnya. Sebab memiliki keunggulan minim risiko perdarahan, tanpa
jahit, tanpa perban, proses sunat lebih cepat 5 menit hingga 10 menit.

“Setelah
sunat langsung bisa beraktivitas, boleh kena air, proses penyembuhan relatif
cepat, dan perawatan pascasunat mudah,” jelasnya.

“Dan
satu anak satu klem ya. Tidak bergantian,” tegasnya.

Baca Juga :  Punya Risiko Penyakit Jantung, Dokter Jelaskan Kapan Harus Pasang Ring

Berbeda
dengan sunat konvensional ataupun sunat laser yang membutuhkan persiapan dan
proses sunat cukup lama. Lalu masih membutuhkan jahitan dan perban sehingga
anak tidak leluasa beraktivitas ataupun kena air.

Selama
masa pandemi ini, kata dia, khitan bisa dilakukan di rumah untuk meminimalisir
penularan virus Korona. Melakukan sunat di rumah, tim medis yang datang tetap menjalankan
protokol kesehatan.

“Ya
memang di masa pandemi ini tak perlu ke luar rumah juga bisa dilakukannya
layanan khitan di rumah. Tentunya wajib ya menggunakan APD lengkap dan
dilakukan oleh dokter profesional,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru