25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Indonesia Segera Lahirkan Alat Tes Covid-19 Gantikan PCR-Swab Test

Universitas
Gadjah Mada (UGM) akan merilis alat deteksi Covid-19 melalui hembusan napas
yang diberi nama GeNose. Harapannya, alat tersebut dapat menjadi alat pembantu
hingga bisa menggantikan PCR-swab test.

“Yang
paling penting adalah bagaimana GeNose ini sedekat mungkin dengan PCR sebagai
good standard. Bahwa ini kita ingin arahkan menjadi good standard dan itu
mungkin next-nya,” ujar Menteri Riset dan Teknologi/ Badan Riset Nasional
(Menristek/Brin) Bambang Brodjonegoro dalam Serah Terima Alat Genose dari UGM
dan Konsorsium kepada Kemenristek/Brin secara virtual, Kamis (24/9).

Alasan
GeNose diharapkan bisa menggantikan PCR-swab test adalah karena dua alat
pendeteksi itu berbiaya mahal. Kemudian, hasilnya pun relatif membutuhkan waktu
yang lama. “Kita ingin melahirkan alat screening Covid-19 yang murah, ya ini
penting sekali, kemudian cepat ya karena tentunya orang mengharap hasil seperti
itu, murah cepat dan akurat,” tutur dia.

Baca Juga :  Cegah Komplikasi, Keluarga Penentu Pola Makan Disiplin Pasien Diabetes

Dia
melanjutkan bahwa GeNose ini bekerja secara cepat dan akurat dalam mendeteksi
Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19
yang keluar bersama napas. Napas tersebut akan dideteksi melalui sensor yang
setelahnya diolah data dengan bantuan AI (artificial intelligence) untuk
pendeteksian dan pengambilan keputusan.

Bukan
hanya unsur kecepatan dan akurasi, GeNose juga memiliki desain handy (mudah
dibawa) sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.
Menurutnya, ini merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian
Covid-19 melalui hembusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud
computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time atau paling lama
tiga menit.

Baca Juga :  6 Kiat Aman Makan Gorengan Agar tak Kena Radang Tenggorokan

GeNose
pun juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral
di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang
terkoneksi. Data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi secara
aktual.

Di waktu
yang sama, Anggota Tim Peneliti Genose dari UGM, Dian Kesumapramudya Nurputra
menjelaskan, saat ini GeNose telah melewati uji klinis tahap pertama dan akan
segera masuk ke penjajakan uji klinis tahap dua.

“Memang
butuh kehati-hatian benar-benar menjalankan prosedur baku dan semua etika
dipenuhi untuk kebutuhan masyarakat dan tetap menjaga aturan kesehatan, uji-uji
yang mengutamakan pasien dan konsumen,” tegasnya. (*)

Universitas
Gadjah Mada (UGM) akan merilis alat deteksi Covid-19 melalui hembusan napas
yang diberi nama GeNose. Harapannya, alat tersebut dapat menjadi alat pembantu
hingga bisa menggantikan PCR-swab test.

“Yang
paling penting adalah bagaimana GeNose ini sedekat mungkin dengan PCR sebagai
good standard. Bahwa ini kita ingin arahkan menjadi good standard dan itu
mungkin next-nya,” ujar Menteri Riset dan Teknologi/ Badan Riset Nasional
(Menristek/Brin) Bambang Brodjonegoro dalam Serah Terima Alat Genose dari UGM
dan Konsorsium kepada Kemenristek/Brin secara virtual, Kamis (24/9).

Alasan
GeNose diharapkan bisa menggantikan PCR-swab test adalah karena dua alat
pendeteksi itu berbiaya mahal. Kemudian, hasilnya pun relatif membutuhkan waktu
yang lama. “Kita ingin melahirkan alat screening Covid-19 yang murah, ya ini
penting sekali, kemudian cepat ya karena tentunya orang mengharap hasil seperti
itu, murah cepat dan akurat,” tutur dia.

Baca Juga :  Cegah Komplikasi, Keluarga Penentu Pola Makan Disiplin Pasien Diabetes

Dia
melanjutkan bahwa GeNose ini bekerja secara cepat dan akurat dalam mendeteksi
Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19
yang keluar bersama napas. Napas tersebut akan dideteksi melalui sensor yang
setelahnya diolah data dengan bantuan AI (artificial intelligence) untuk
pendeteksian dan pengambilan keputusan.

Bukan
hanya unsur kecepatan dan akurasi, GeNose juga memiliki desain handy (mudah
dibawa) sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.
Menurutnya, ini merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian
Covid-19 melalui hembusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud
computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time atau paling lama
tiga menit.

Baca Juga :  6 Kiat Aman Makan Gorengan Agar tak Kena Radang Tenggorokan

GeNose
pun juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral
di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang
terkoneksi. Data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi secara
aktual.

Di waktu
yang sama, Anggota Tim Peneliti Genose dari UGM, Dian Kesumapramudya Nurputra
menjelaskan, saat ini GeNose telah melewati uji klinis tahap pertama dan akan
segera masuk ke penjajakan uji klinis tahap dua.

“Memang
butuh kehati-hatian benar-benar menjalankan prosedur baku dan semua etika
dipenuhi untuk kebutuhan masyarakat dan tetap menjaga aturan kesehatan, uji-uji
yang mengutamakan pasien dan konsumen,” tegasnya. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru