34.5 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Tasya Kamila Rajin Pilah Sampah Organik dan Anorganik dari Rumah

Peduli
lingkungan membutuhkan kesadaran setiap individu. Anak muda diminta menjadi
agen perubahan paling terdepan. Salah satunya mantan penyanyi cilik dan
selebriti Tasya Kamila yang sudah didapuk sebagai Duta Lingkungan Hidup sejak
2005, semenjak dirinya duduk di bangku SMA.

Berbicara
sebagai narasumber dalam Webinar bersama PT Hero Supermarket, Tbk (HERO Group),
Nutrifood dan Garnier, Tasya ikut berkolaborasi untuk membantu dalam mengurangi
jumlah sampah kemasan melalui program Dropbox Sampah Kemasan. Dirinya mengakui
bahwa anak muda selain mendorong perekonomian bangsa, tetapi juga menjadi
orang-orang yang konsumtif. Risikonya, sampah tak terkendali.

“Balik
lagi nih kita jarus kurangi sampah. Karena dunia ini planet ini kita lho yang
akan jalankan. Kita tentu ingin wariskan bumi kita ke anak cucu kita,”
tegasnya, Selasa (22/9).

Tasya
memberikan saran yang pertama caranya dengan mengelola sampah. Selain melakukan
3R yakni Reuse, Reduce, dan Recycle, ternyata Tasya juga rajin memilah sampah
dari rumah. Dia menggunakan tabunh komposter untuk memilah sampah organik.

“Sebenarnya
simple banget sih. Dengan drop box kemasan lebih ramah limgkunhan. Pronsipnya
pasti 3R, ayo kurangin dulu sampah kita. Jangan sampai jadi orang yang terlalu
mubazir. Karena kalau mubazir, ujung-ujungnya jadi sampah ya kan,” jelasnya.

Baca Juga :  Diduga Telantarkan Anak, Ayah Atta Halilintar Dilaporkan ke Polisi

Berdasar
itu, Tasya menyarankan agar memilih makanan atau minuman dengan kemasan yang
lebih sedikit plastiknya Hindari penggunaan plastik sekali pakai.

“Gunakan
produk yang bisa digunakan ulang. Sedotan, tumbler, tempat makan. Lalu kalau
mau daur ulang jika enggak kreatif banget ya gunakan saja drop box sampah untuk
didaur ulang,” tutur ibunda Arrasya itu

Maka
kuncinya dirinya memilah dulu sampah organik dan anorganik. Organik bisa
ditaruh di tabung komposter (seperti sisa makanan, kulit buah, sayuran untuk
bisa dijadikan kompos). Sampah plastik bisa disalurkan ke dropbox kemasan
sehingga bisa didaur ulang.

“Saya
pun sempat bingung buang sampah anorganik gimana ya. Enggak ada bank sampah di
lingkungan rumah. Nah dropbox bisa jadi solusi. Kemudian sampah organiknya bisa
dijadikan kompos untuk yang lagi suka tanama. hidroponik untuk menghilangkan
jejak karbon kita,” paparnya.

Baca Juga :  Guyon Waton, Barisan Patah Hati yang Mampu Rebut Hati

Narasumber
lainnya, Head of Communication and Government Relations, Hero Supermarket, Diky
Risbianto setuju dengan Tasya. Dia mengakui industri retail ikut bertanggung
jawab guna menciptakan kualitas lingkungan dan kesehatan yang lebih baik serta
mendorong pendidikan masyarakat atas pengelolaan sampah. Salah satunya dengan
mengurangi penggunaan sampah plastik dan kantong plastik.

“Menyadari
penuh tanggung jawab kami terhadap sampah-sampah yang dihasilkan oleh produk
yang dijual di gerai kami. Dengan Dropbox Sampah Kemasan akan meningkatkan
penyerapan sampah kemasan untuk kemudian dapat didaur ulang. Bisa ikut
mengurangi jumlah sampah ke TPA dengan mendaur ulang sampah kemasan,” tegas
Diky.

Berdasarkan
data Sustainable Waste Indonesia tahun 2018, Indonesia diperkirakan
menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun. Besarnya jumlah sampah tersebut
bersumber dari rumah tangga (48 persen), pasar tradisional (24 persen), kawasan
komersial (9 persen) dan sisanya dari fasilitas publik. Dari jumlah sampah
tersebut, hanya 7 persen yang berhasil didaur ulang, sedangkan 69 persen
berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 24 persen dibuang tanpa ijin.

Peduli
lingkungan membutuhkan kesadaran setiap individu. Anak muda diminta menjadi
agen perubahan paling terdepan. Salah satunya mantan penyanyi cilik dan
selebriti Tasya Kamila yang sudah didapuk sebagai Duta Lingkungan Hidup sejak
2005, semenjak dirinya duduk di bangku SMA.

Berbicara
sebagai narasumber dalam Webinar bersama PT Hero Supermarket, Tbk (HERO Group),
Nutrifood dan Garnier, Tasya ikut berkolaborasi untuk membantu dalam mengurangi
jumlah sampah kemasan melalui program Dropbox Sampah Kemasan. Dirinya mengakui
bahwa anak muda selain mendorong perekonomian bangsa, tetapi juga menjadi
orang-orang yang konsumtif. Risikonya, sampah tak terkendali.

“Balik
lagi nih kita jarus kurangi sampah. Karena dunia ini planet ini kita lho yang
akan jalankan. Kita tentu ingin wariskan bumi kita ke anak cucu kita,”
tegasnya, Selasa (22/9).

Tasya
memberikan saran yang pertama caranya dengan mengelola sampah. Selain melakukan
3R yakni Reuse, Reduce, dan Recycle, ternyata Tasya juga rajin memilah sampah
dari rumah. Dia menggunakan tabunh komposter untuk memilah sampah organik.

“Sebenarnya
simple banget sih. Dengan drop box kemasan lebih ramah limgkunhan. Pronsipnya
pasti 3R, ayo kurangin dulu sampah kita. Jangan sampai jadi orang yang terlalu
mubazir. Karena kalau mubazir, ujung-ujungnya jadi sampah ya kan,” jelasnya.

Baca Juga :  Diduga Telantarkan Anak, Ayah Atta Halilintar Dilaporkan ke Polisi

Berdasar
itu, Tasya menyarankan agar memilih makanan atau minuman dengan kemasan yang
lebih sedikit plastiknya Hindari penggunaan plastik sekali pakai.

“Gunakan
produk yang bisa digunakan ulang. Sedotan, tumbler, tempat makan. Lalu kalau
mau daur ulang jika enggak kreatif banget ya gunakan saja drop box sampah untuk
didaur ulang,” tutur ibunda Arrasya itu

Maka
kuncinya dirinya memilah dulu sampah organik dan anorganik. Organik bisa
ditaruh di tabung komposter (seperti sisa makanan, kulit buah, sayuran untuk
bisa dijadikan kompos). Sampah plastik bisa disalurkan ke dropbox kemasan
sehingga bisa didaur ulang.

“Saya
pun sempat bingung buang sampah anorganik gimana ya. Enggak ada bank sampah di
lingkungan rumah. Nah dropbox bisa jadi solusi. Kemudian sampah organiknya bisa
dijadikan kompos untuk yang lagi suka tanama. hidroponik untuk menghilangkan
jejak karbon kita,” paparnya.

Baca Juga :  Guyon Waton, Barisan Patah Hati yang Mampu Rebut Hati

Narasumber
lainnya, Head of Communication and Government Relations, Hero Supermarket, Diky
Risbianto setuju dengan Tasya. Dia mengakui industri retail ikut bertanggung
jawab guna menciptakan kualitas lingkungan dan kesehatan yang lebih baik serta
mendorong pendidikan masyarakat atas pengelolaan sampah. Salah satunya dengan
mengurangi penggunaan sampah plastik dan kantong plastik.

“Menyadari
penuh tanggung jawab kami terhadap sampah-sampah yang dihasilkan oleh produk
yang dijual di gerai kami. Dengan Dropbox Sampah Kemasan akan meningkatkan
penyerapan sampah kemasan untuk kemudian dapat didaur ulang. Bisa ikut
mengurangi jumlah sampah ke TPA dengan mendaur ulang sampah kemasan,” tegas
Diky.

Berdasarkan
data Sustainable Waste Indonesia tahun 2018, Indonesia diperkirakan
menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun. Besarnya jumlah sampah tersebut
bersumber dari rumah tangga (48 persen), pasar tradisional (24 persen), kawasan
komersial (9 persen) dan sisanya dari fasilitas publik. Dari jumlah sampah
tersebut, hanya 7 persen yang berhasil didaur ulang, sedangkan 69 persen
berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 24 persen dibuang tanpa ijin.

Terpopuler

Artikel Terbaru