PALANGKA RAYA– Kasus pasien
terpapar Covid-19 di Kota Cantik Palangka Raya memang terus menunjukkan
peningkatan. Kemarin (21/8) saja tercatat ada 11 kasus baru dan delapan pasien
sembuh. Kondisi ini membuat pemerintah terus berupaya melaksanakan upaya
pencegahan. Banyak gejala yang dialami ketika tertular Covid-19.
Swab Test
menjadi salah satu langkah untuk mendeteksi secara dini penularan Covid-19.
Seperti yang dilaksanakan kepada puluhan warga. Pemeriksaan ini dilakukan di
Asrama Haji Jalan G Obos Palangka Raya
Kepala Laboratorium
Mikrobiologi Klinik Biomolekuler Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya dr Mayawati
E.S.Mewo, M.Ked.Klin., Sp.MK mengatakan, jika pasien yang dirawat di Asrama
Haji saat ini berjumlah kurang lebih 40 orang. Tingkat kesembuhan pasien meningkat
terutama pada usia anak-anak, bahkan beberapa di antaranya sudah diperbolehkan
untuk pulang.
“Asrama Haji ditunjuk
Pemerintah untuk merawat pasien terpapar Covid-19 dengan kategori sedang. Namun
jika kondisi pasien memberat, tim medis
akan dengan segera merujuk ke rumah sakit kota yang ada di Kelurahan
Kelampangan. Misalkan, pasien mengalami sesak napas, atau tekanan oksigennya
turun, pasien akan langsung diarahkan petugas ke rumah sakit kota,†ucap
Mayawati kepada Kalteng Pos, Jumat (21/8).
Para pasien yang
dirawat di Asrama Haji sambung Mayawati, saat terpapar Covid-19 rata-rata
mengeluhkan badan seperti merasa demam dan indera penciuman mulai berkurang.
Guna memastikan kesehatannya, kemudian pasien diarahkan untuk melakukan tes
swab. Bisa saja tanpa mereka sadari sebelumnya pernah melakukan kontak dengan
orang yang positif di sekitar mereka
“Hampir setiap hari
orang-orang berdatangan melakukan tes swab PCR untuk memastikan kesehatannya.
Namun, untuk hari Minggu dan tanggal merah kami tidak melayani tes swab,â€
ungkapnya.
Sebenarnya diagnostik
dari Covid-19 itu harus klinis kata Mayawati. Namun, masalahnya klinis justru
lebih banyak mengarah ke orang tanpa gejala (OTG). Dimana harus ditunjang lagi
dengan laboratorium dan profil dari laboratorium yang menandakan bahwa jika
pasien benar terinfeksi virus.
“Dari hasil rontgen
akan diketahui ada atau tidak infiltrat pneumonia gambaran
yang ada di paru-paru, setelah mengetahui hasilnya, baru kemudian melakuakan
swab,†bebernya.
Jadi beberapa poin
penting tersebut yang harus dikolaborasikan terang Mayawati, sehingga bisa
menyatakan pasien tersebut benar-benar positif. Karena sering kejadian saat
pasien melakukan swab hasilnya negatif, namun saat dilakukan pengecekan pada
hasil rontgen ternyata ada pneumonia, kemudian saat mengulang swab hasilnya
baru bisa terlihat.
“Maka dari itu kolaborasi antar DPJP (dokter
penanggung jawab pelayanan) itu penting. Di sini DPJP Dokter Penyakit dalamnya
dokter Probo dan saya sendiri untuk metro biologi klinik swab dan PCR nya.
Sedangkan untuk radiologi nya apabila ada dokter anak, kita bisa
kolaborasikan bersama-sama untuk
memperkuat hasilnya,†pungkasnya.