29.1 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Angka Kasus Covid-19 Masih Fluktuatif, Ahli: Indonesia Gagap di Awal

Hingga kini para ahli dunia masih terus
berusaha menemukan vaksin untuk mengatasi pandemi virus Korona jenis baru. Sebab
sejumlah negara masih tidak berdaya menghadapi Covid-19 hingga munculnya
epicentrum baru bahkan gelombang kedua.

Indonesia sendiri, angka kasus Covid-19 masih
fluktuatif tiap harinya. Sementara di satu sisi, pemerintah sudah siap
menerapkan new normal dengan segala protokol kesehatan.

Pakar Epidemiolog Universitas Indonesia (UI)
dr. Syahrizal Syarif menjelaskan sejak kasus awal ditemukan di Wuhan, Tiongkok,
negara itu hanya butuh waktu 7 hari untuk menentukan atau mengenali genetik
virusnya. Kecanggihan teknologi membuat kemajuan dalam bidang kesehatan
sepanjang peradaban manusia.

Kemudian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
sebagai pengendali menyatakan ini sebagai pandemi. Namun disayangkan, kata
dia, Indonesia terlihat gagap dalam menangani pandemi Covid-19 saat fase awal.
Walaupun belakangan, Indonesia mulai berusaha menangani situasi untuk
mencegah chaos dalam bidang kesehatan.

Baca Juga :  Percepatan Penurunan Stunting, Wapres Tugaskan Kepala BKKBN

“Ada negara yang tak mengerti bagaimana
menangani wabah ini di awal-awal. Dan Indonesia enggak mengerti apa yang harus
dilakukan saat awal, sangat gagap. Dan Indonesia satu-satunya negara Asean yang
mengalami fluktuasi dalam jumlah kasus,” papar dr. Syahrizal.

Negara-negara lain, lanjutnya, barangkali juga
sulit mencontoh Wuhan yang begitu kuat dalam hal komando mengontrol semua
pergerakan saat Lockdown. Negara lain harus punya kepemimpinan yang
kuat untuk meniru Wuhan. Apalagi tingkat keparahan situasi juga ditentukan oleh
faktor ekonomi negara tersebut.

“Negara yang low income, middle,
dan high income berbeda dalam menangani wabah. Ekonomi
terpukul, 3 sektor paling terpukul seperti pariwisata, penerbangan, dan
akomodasi,” ujarnya.

Baca Juga :  Apkasi Gelar Anugerah Jurnalistik 2021, Cek Ketentuannya

Di luar penanganan di Indonesia, Covid-19
dikatakan WHO tidak akan segera berakhir dari muka bumi. Sebab, sedikitnya ada
13 negara low income yang tengah menghadapi beban berat
menghadapi pandemi.

“Mengapa bertahan lama, karena ada wilayah
miskin di Amerika Latin dan Afrika yang masih mengalami beban,” jelasnya.
Nurul 

Hingga kini para ahli dunia masih terus
berusaha menemukan vaksin untuk mengatasi pandemi virus Korona jenis baru. Sebab
sejumlah negara masih tidak berdaya menghadapi Covid-19 hingga munculnya
epicentrum baru bahkan gelombang kedua.

Indonesia sendiri, angka kasus Covid-19 masih
fluktuatif tiap harinya. Sementara di satu sisi, pemerintah sudah siap
menerapkan new normal dengan segala protokol kesehatan.

Pakar Epidemiolog Universitas Indonesia (UI)
dr. Syahrizal Syarif menjelaskan sejak kasus awal ditemukan di Wuhan, Tiongkok,
negara itu hanya butuh waktu 7 hari untuk menentukan atau mengenali genetik
virusnya. Kecanggihan teknologi membuat kemajuan dalam bidang kesehatan
sepanjang peradaban manusia.

Kemudian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
sebagai pengendali menyatakan ini sebagai pandemi. Namun disayangkan, kata
dia, Indonesia terlihat gagap dalam menangani pandemi Covid-19 saat fase awal.
Walaupun belakangan, Indonesia mulai berusaha menangani situasi untuk
mencegah chaos dalam bidang kesehatan.

Baca Juga :  Percepatan Penurunan Stunting, Wapres Tugaskan Kepala BKKBN

“Ada negara yang tak mengerti bagaimana
menangani wabah ini di awal-awal. Dan Indonesia enggak mengerti apa yang harus
dilakukan saat awal, sangat gagap. Dan Indonesia satu-satunya negara Asean yang
mengalami fluktuasi dalam jumlah kasus,” papar dr. Syahrizal.

Negara-negara lain, lanjutnya, barangkali juga
sulit mencontoh Wuhan yang begitu kuat dalam hal komando mengontrol semua
pergerakan saat Lockdown. Negara lain harus punya kepemimpinan yang
kuat untuk meniru Wuhan. Apalagi tingkat keparahan situasi juga ditentukan oleh
faktor ekonomi negara tersebut.

“Negara yang low income, middle,
dan high income berbeda dalam menangani wabah. Ekonomi
terpukul, 3 sektor paling terpukul seperti pariwisata, penerbangan, dan
akomodasi,” ujarnya.

Baca Juga :  Apkasi Gelar Anugerah Jurnalistik 2021, Cek Ketentuannya

Di luar penanganan di Indonesia, Covid-19
dikatakan WHO tidak akan segera berakhir dari muka bumi. Sebab, sedikitnya ada
13 negara low income yang tengah menghadapi beban berat
menghadapi pandemi.

“Mengapa bertahan lama, karena ada wilayah
miskin di Amerika Latin dan Afrika yang masih mengalami beban,” jelasnya.
Nurul 

Terpopuler

Artikel Terbaru