26.7 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Warga Tak Bisa Bedakan Mana yang Sehat dan Sudah Tertular Virus Korona

Banyaknya kasus
positif virus Korona yang tak bergejala, menimbulkan rasa cemas di masyarakat.
Pasalnya, kitu tak bisa lagi membedakan mana orang yang masih sehat atau sudah
tertular. Sebab sejumlah kasus menunjukkan hasil positif pada seseorang tapi
tidak merasakan gejala apapun atau hanya gejala ringan.

Pemerintah kini sedang melakukan upaya memutus
mata rantai penularan dengan menemukan kasus-kasus positif di masyarakat.
Penelusuran kontak dilakukan dengan skrining penapisan lewat rapid tes
mengantisipasi risiko tertular.

“Agar cepat isolasi mandiri, anjuran
pemerintah jaga jarak pada kontak sosial di tengah masyarakat harus dipatuhi,”
kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto kepada wartawan,
Jumat (27/3).

Sebab penularan terjadi melalui percikan ludah
atau droplet. Dan itu bisa mengenai orang lain yang sehat. Sehingga penting
untuk menjaga jarak.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Doakan Mendiang Istri Menkumham

“Terjadi kontak
tak langsung juga bisa. Barang-barang yang sering digunakan bersama, pegangan
gagang pintu. Lalu tak disertai cuci tangan sabun. Maka hindari kontak dekat,
jaga jarak komunikasi sosial dengan siapapun,” katanya.

Yurianto mengaku prihatin jika banyak anak
muda yang masih berkerumun. Kemudian mereka menularkan virus pada keluarga yang
lebih tua di rumah.

“Usia muda mungkin tak timbulkan gejala atau
imunnya kuat. Tapi ternyata yang lansia tertular lebih rentan. Kita enggak tahu
pasti dan tak bisa membedakan lagi siapa di luar, siapa yang sakit atau tidak,”
katanya.

“Positif tapi gejala ringan ini punya peluang
besar tularkan ke orang lain apalagi yang rentan dengan penyakit pendahulu.
Ambil jarak aman 2 meter,” tambahnya.

Baca Juga :  Dari Rutan Guntur, Soenarko Ajak Rakyat Galang Kekuatan

Yurianto mengingatkan Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) menjadi kunci. Cuci tangan dengan sabun menjadi penting karena
virus sangat rentan dan mudah hancur terkena sabun dan deterjen.

“Tak ada alasan tak ada hand sanitizer, cuci
tanganlah pakai sabun. Batasi jarak dengan anggota keluarga saat isolasi
mandiri. Pakai masker di rumah. Enggak usah panik beli vitamin di toko.
Makanlah buah dan sayur yang cukup,” jelasnya.
 

Banyaknya kasus
positif virus Korona yang tak bergejala, menimbulkan rasa cemas di masyarakat.
Pasalnya, kitu tak bisa lagi membedakan mana orang yang masih sehat atau sudah
tertular. Sebab sejumlah kasus menunjukkan hasil positif pada seseorang tapi
tidak merasakan gejala apapun atau hanya gejala ringan.

Pemerintah kini sedang melakukan upaya memutus
mata rantai penularan dengan menemukan kasus-kasus positif di masyarakat.
Penelusuran kontak dilakukan dengan skrining penapisan lewat rapid tes
mengantisipasi risiko tertular.

“Agar cepat isolasi mandiri, anjuran
pemerintah jaga jarak pada kontak sosial di tengah masyarakat harus dipatuhi,”
kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto kepada wartawan,
Jumat (27/3).

Sebab penularan terjadi melalui percikan ludah
atau droplet. Dan itu bisa mengenai orang lain yang sehat. Sehingga penting
untuk menjaga jarak.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Doakan Mendiang Istri Menkumham

“Terjadi kontak
tak langsung juga bisa. Barang-barang yang sering digunakan bersama, pegangan
gagang pintu. Lalu tak disertai cuci tangan sabun. Maka hindari kontak dekat,
jaga jarak komunikasi sosial dengan siapapun,” katanya.

Yurianto mengaku prihatin jika banyak anak
muda yang masih berkerumun. Kemudian mereka menularkan virus pada keluarga yang
lebih tua di rumah.

“Usia muda mungkin tak timbulkan gejala atau
imunnya kuat. Tapi ternyata yang lansia tertular lebih rentan. Kita enggak tahu
pasti dan tak bisa membedakan lagi siapa di luar, siapa yang sakit atau tidak,”
katanya.

“Positif tapi gejala ringan ini punya peluang
besar tularkan ke orang lain apalagi yang rentan dengan penyakit pendahulu.
Ambil jarak aman 2 meter,” tambahnya.

Baca Juga :  Dari Rutan Guntur, Soenarko Ajak Rakyat Galang Kekuatan

Yurianto mengingatkan Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) menjadi kunci. Cuci tangan dengan sabun menjadi penting karena
virus sangat rentan dan mudah hancur terkena sabun dan deterjen.

“Tak ada alasan tak ada hand sanitizer, cuci
tanganlah pakai sabun. Batasi jarak dengan anggota keluarga saat isolasi
mandiri. Pakai masker di rumah. Enggak usah panik beli vitamin di toko.
Makanlah buah dan sayur yang cukup,” jelasnya.
 

Terpopuler

Artikel Terbaru