26.3 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Legenda Musik Jazz Manu Dibango Meninggal Akibat Covid-19

Manu Dibango, legenda musik jazz yang juga
pemain saxophone meninggal akibat terinfeksi virus korona. Dia menghembuskan
napas terakhir di usia 86 tahun di Paris, Perancis, pada 24 Maret 2020.

Kabar meninggalnya Mano Dibango diungkapkan
melalui laman facebook resminya. “Dengan sangat sedih kami mengumumkan telah
kehilangan Manu Dibango, papy Groove kami, yang meninggal dunia pada usia 84
tahun akibat covid-19,” demikian pernyataan seperti dilansir dari BBC, Kamis
(26/3).

Prosesi pemakamannya dilangsungkan tertutup
dengan penjagaan ketat. Para penggemar dan orang-orang yang mengenal Manu
Dibango diminta untuk memberikan ucapan bela sungkawa dengan tidak datang ke
acara prosesi pemakaman. Tapi cukup melalui email. Penghormatan untuk terakhir
kali untuk sang musisi dipimpin oleh musisi kenamaan Afrika, Angelique Kidjo
dan Youssou Ndour.

Baca Juga :  Duh, Giliran Engku Emran Hapus Semua Foto Laudya Cynthia Bella di Inst

Mano Dibango lahir di kota Douala, Kamerun,
pada tahun 1933, yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan kolonial
Prancis. Karier musik Dibango membentang selama lebih dari enam dekade. Soul
Makossa adalah karya hit dia sekitar tahun 1972 yang membuatnya dikenal secara
global.

Selama berkarir di dunia musik, Mano Dibango
sempat berkolaborasi dengan banyak artis. Termasuk dengan Herbie Hancock
(pianis Amerika) dan Fela Kuti (pioner Afrobeat dari Nigeria).

Sempat diwawancara oleh BBC pada tahun 20017,
Banu Dibango mengatakan bahwa dirinya sudah mengeksplorasi berbagai jenis musik
sebelum akhirnya menemukan ciri khasnya sendiri dalam bermusik. Secara terbuka
dia pun mengaku eksplorasi bermusik semacam itu penting.

Baca Juga :  Tes Urine Negatif, Polisi Pulangkan Ririn Ekawati

Namun yang menarik, Manu Dibango kala itu mengatakan
bahwa dirinya tidak mau disekat oleh batas-batas wilayah dalam bermusik. Sebab
musik baginya memiliki sifat universal menembus batas tempok teritori.

“Karena kamu orang Afrika, mereka berharap
kamu selalu bermain Afrika. Lupakan itu. Kamu bukan musisi karena kamu orang
Afrika. Kamu musisi karena kamu musisi. Aku datang dari Afrika sebagai musisi,”
papar Manu Dibango yang sempat membuat ayahnya kecewa lantaran sempat gagal
dalam ujian sekolah menengah.

 

Manu Dibango, legenda musik jazz yang juga
pemain saxophone meninggal akibat terinfeksi virus korona. Dia menghembuskan
napas terakhir di usia 86 tahun di Paris, Perancis, pada 24 Maret 2020.

Kabar meninggalnya Mano Dibango diungkapkan
melalui laman facebook resminya. “Dengan sangat sedih kami mengumumkan telah
kehilangan Manu Dibango, papy Groove kami, yang meninggal dunia pada usia 84
tahun akibat covid-19,” demikian pernyataan seperti dilansir dari BBC, Kamis
(26/3).

Prosesi pemakamannya dilangsungkan tertutup
dengan penjagaan ketat. Para penggemar dan orang-orang yang mengenal Manu
Dibango diminta untuk memberikan ucapan bela sungkawa dengan tidak datang ke
acara prosesi pemakaman. Tapi cukup melalui email. Penghormatan untuk terakhir
kali untuk sang musisi dipimpin oleh musisi kenamaan Afrika, Angelique Kidjo
dan Youssou Ndour.

Baca Juga :  Duh, Giliran Engku Emran Hapus Semua Foto Laudya Cynthia Bella di Inst

Mano Dibango lahir di kota Douala, Kamerun,
pada tahun 1933, yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan kolonial
Prancis. Karier musik Dibango membentang selama lebih dari enam dekade. Soul
Makossa adalah karya hit dia sekitar tahun 1972 yang membuatnya dikenal secara
global.

Selama berkarir di dunia musik, Mano Dibango
sempat berkolaborasi dengan banyak artis. Termasuk dengan Herbie Hancock
(pianis Amerika) dan Fela Kuti (pioner Afrobeat dari Nigeria).

Sempat diwawancara oleh BBC pada tahun 20017,
Banu Dibango mengatakan bahwa dirinya sudah mengeksplorasi berbagai jenis musik
sebelum akhirnya menemukan ciri khasnya sendiri dalam bermusik. Secara terbuka
dia pun mengaku eksplorasi bermusik semacam itu penting.

Baca Juga :  Tes Urine Negatif, Polisi Pulangkan Ririn Ekawati

Namun yang menarik, Manu Dibango kala itu mengatakan
bahwa dirinya tidak mau disekat oleh batas-batas wilayah dalam bermusik. Sebab
musik baginya memiliki sifat universal menembus batas tempok teritori.

“Karena kamu orang Afrika, mereka berharap
kamu selalu bermain Afrika. Lupakan itu. Kamu bukan musisi karena kamu orang
Afrika. Kamu musisi karena kamu musisi. Aku datang dari Afrika sebagai musisi,”
papar Manu Dibango yang sempat membuat ayahnya kecewa lantaran sempat gagal
dalam ujian sekolah menengah.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru