Keindahan dan
kekayaan laut di Indonesia begitu berharga yang akan diwariskan bagi anak cucu.
Ketika laut sudah rusak dan penuh sampah, maka generasi penerus tak bisa lagi
menikmati keindahannya. Maka dari itu, anak-anak sejak dini harus dididik
mencintai ekosistem laut dan tahu bagaimana memeliharanya.
Melanjutkan komitmen dan
konsistensi dalam kampanye pelestarian laut Indonesia dari berbagai jenis
sampah terutama sampah tekstil, label Sejauh Mata Memandang (SMM) meluncurkan
koleksi anak bertajuk ‘Sejauh Laut Kita Masa Depan Kita’. Koleksi ini masih
selaras dengan pameran yang digelar pada November 2019 hingga Februari 2020
lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengedukasi anak-anak Indonesia
akan pentingnya menjaga dan melestarikan bumi untuk masa depan yang akan
datang.
Dalam koleksi anak ini, SMM
menyajikan konsep yang ceria dalam warna dan desain serta menyematkan cerita
edukatif untuk menumbuhkan rasa peduli lingkungan. Pada koleksi anak ini, look yang ditampilkan
terinspirasi dari pakaian tradisional Indonesia dengan menampilkan motif-motif
SMM sebelumnya yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Motif-motif pada pakaian dan
aksesoris menggunakan bias warna marun, kunyit, indigo, hitam, dan putih yang
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menciptakan baju anak yang bernuansa
trendless dan ceria. Koleksi anak ‘Sejauh Laut Kita Masa Depan Kita’ juga
dilengkapi dengan meluncurkan statement outfit seperti masker, tas botol minum,
tas main, tas belanja, maupun boneka ikan.
“Tujuannya adalah untuk menanamkan
kecintaan anak sedini mungkin pada lingkungan serta kesadaran untuk turut
menjaga kekayaan laut Indonesia,†kata Founder & Creative Director SMM
Chitra Subyakto, dalam keterangan tertulis, Rabu (18/3) lalu.
Chitra menjelaskan anak-anak
dan generasi muda merupakan fondasi negeri ini, yang akan mewarisi kekayaan
alam dan lingkungan hidup. Koleksi anak ini tidak hanya sekedar perangkat mode,
tetapi sarana edukasi.
“Saya ingin menyajikan
kegiatan maupun edukasi yang mudah dipahami anak-anak dengan menampilkan data
dan informasi tentang kerusakan lingkungan yang tengah terjadi. Semoga menjadi
komunikasi yang akrab dan informatif antara orang tua dan anak, untuk
mempersiapkan anak menjadi bagian dari perubahan,†jelasnya.
Chitra melalui labelnya
memperpanjang masa pakai material kain dan mereduksi jumlah sampah tekstil yang
terbuang ke laut. Untuk hal itu, SMM menggunakan kain yang berasal dari serat
alam seperti katun, linen, dan tencel sehingga dapat hancur jika tidak
digunakan lagi.
“Keseluruhan koleksi tidak
menggunakan kulit binatang atau bahan polyester yang mengandung plastik dan
tidak bisa terurai. Proses pewarnaan yang ramah lingkungan dilakukan dengan
menggukana dua tipe pewarnaan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan yang
tidak berbahaya,†tuturnya.
Untuk motif, dia terinspirasi
oleh tradisi pakaian adat dan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Setiap
tekstil dibuat dengan berbagai proses yaitu batik tulis, batik cap, tenun ikat,
dan sablon tangan.
“Kami bekerja sama dengan
industri rumahan di Solo, Banyuwangi, Bali, Jakarta dan Sumba. Industri mode
termasuk sumber polusi terbesar di dunia, dari rantai supply yang begitu
panjang, proses pembuatan yang menggunakan banyak air, distribusi, hingga saat
produk sudah tidak dipakai lagi. Maka cara ini bisa mewarisi bumi yang sehat
dan indah bagi generasi penerus,†tutup Chitra Subyakto. (jpc)