25.4 C
Jakarta
Sunday, June 8, 2025

Wapres Dorong Santri dan Pesantren Ikut Entaskan Kemiskinan

Wakil Presiden Ma’ruf Amin, mendorong santri dan pesantren turut
berkontribusi aktif menekan angka kemiskinan di masyarakat. Sekaligus
meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui kewirausahaan yang
mandiri.

“Saya harapkan dapat menciptakan kemandirian umat melalui
santri, masyarakat, juga pesantren itu sendiri,” kata Wapres saat membuka
Rakernas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Gelar Karya Santri
Nusantara, Santri Digital Fest, di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang,
Jawa Timur, Kamis (24/1).

Menurutnya, revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan besar
dalam tatanan masyarakat di segala lini. Karena itu, pentingnya mendorong terus
menerus kreativitas yang strategis dan dinamis  dan penekanan agar santri
dan pelajar benar-benar memahami tren digital saat ini.

Menurut dia, Program One Pesantrem One Product (OPOP) Jatim juga
berintikan kolaborasi. Pilarnya adalah sinergi antara koperasi pondok
pesantren, forum bisnis, pengusaha alumni pesantren, dan Kantor Dagang
Indonesia (Kadin).

Ekosistem pengembangan OPOP menggunakan metode antara lain
training, mentoring, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi permodalan. OPOP
Training Center telah didirikan di Universitas NU Surabaya (UNUSA). Jaringan
program ini tediri kementerian, BUMN,  perusahaan swasta, organisasi
internasional, dan lembaga pendidikan.

Baca Juga :  Kerusuhan Pecah di Calon Ibu Kota Baru

“Selain Jawa Timur, program OPOP juga berkembang dinamis di Jawa
Barat sejak 2018,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Menteri Tenaga Kerja Ida
Fauziyah, Menteri Koperasi, Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid
Saadi, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, berpesan agar anak
muda tak terkecuali kader IPPNU  berhati-hati berada di zaman post truth
siapapun harus miliki kewaspadaan luarbiasa.

Dalam industri e commerce, Khofifah mengetahui peta kompetisi
luarbiasa dengan membanjirnya produk luar negeri. Dirinya mengajak santri dan
pesantren menghadapi persaingan ketat dan beradaptasi dengan percepatan
teknologi.

Dia menyebut gempuran pasar online turut berdampak pada
ketidaksiapan sejumlah industri di Jatim dengan penurunan omzet sebagaimana
kasus di sentra tas Tanggulangin.

Baca Juga :  Nutricia Indonesia Foundation Kirim Dokter Spesialis Anak ke Belanda

“Saya ingin  mengajak mereka bangkit. Kita ingin Wapres
memotivasi IPPNU dengan potensi luar biasa, harapannya tumbuh Nahdlatut Tujjar,
baik online atau onffline dengan sinergitas dan semangat NKRI harga mati,” kata
dia.

Diketahui, Ketum IPPNU Nurul Hidayati Ummah, mengatakan Rakernas
kali ini yang mengangkat tema “Santri Goes beyod Digital Society” kali ini akan
membahas sejumlah isu strategis terutama penguatan pengkaderan dan kaderasisasi
di internal organisasi.

Rakernas yang dihadiri 30 pimpinan wilayah dari Sabang sampai
Merauke ini, kata dia, juga akan merumuskan kebijakan aplikatif di tingkat
pimpinan pusat hingga ranting komisariat. Dalam kegiatan ini juga dihelat Gelar
Karya Santri, menghadirkan karya-karya santri yang tergabung dalam program
OPOP.

“Hal ini sebagai wujud kepedulian IPPNU terhadap santri yang
memiliki karya luar baisa di era digital,” ujarnya.(jpc)

Wakil Presiden Ma’ruf Amin, mendorong santri dan pesantren turut
berkontribusi aktif menekan angka kemiskinan di masyarakat. Sekaligus
meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui kewirausahaan yang
mandiri.

“Saya harapkan dapat menciptakan kemandirian umat melalui
santri, masyarakat, juga pesantren itu sendiri,” kata Wapres saat membuka
Rakernas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Gelar Karya Santri
Nusantara, Santri Digital Fest, di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang,
Jawa Timur, Kamis (24/1).

Menurutnya, revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan besar
dalam tatanan masyarakat di segala lini. Karena itu, pentingnya mendorong terus
menerus kreativitas yang strategis dan dinamis  dan penekanan agar santri
dan pelajar benar-benar memahami tren digital saat ini.

Menurut dia, Program One Pesantrem One Product (OPOP) Jatim juga
berintikan kolaborasi. Pilarnya adalah sinergi antara koperasi pondok
pesantren, forum bisnis, pengusaha alumni pesantren, dan Kantor Dagang
Indonesia (Kadin).

Ekosistem pengembangan OPOP menggunakan metode antara lain
training, mentoring, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi permodalan. OPOP
Training Center telah didirikan di Universitas NU Surabaya (UNUSA). Jaringan
program ini tediri kementerian, BUMN,  perusahaan swasta, organisasi
internasional, dan lembaga pendidikan.

Baca Juga :  Kerusuhan Pecah di Calon Ibu Kota Baru

“Selain Jawa Timur, program OPOP juga berkembang dinamis di Jawa
Barat sejak 2018,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Menteri Tenaga Kerja Ida
Fauziyah, Menteri Koperasi, Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid
Saadi, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, berpesan agar anak
muda tak terkecuali kader IPPNU  berhati-hati berada di zaman post truth
siapapun harus miliki kewaspadaan luarbiasa.

Dalam industri e commerce, Khofifah mengetahui peta kompetisi
luarbiasa dengan membanjirnya produk luar negeri. Dirinya mengajak santri dan
pesantren menghadapi persaingan ketat dan beradaptasi dengan percepatan
teknologi.

Dia menyebut gempuran pasar online turut berdampak pada
ketidaksiapan sejumlah industri di Jatim dengan penurunan omzet sebagaimana
kasus di sentra tas Tanggulangin.

Baca Juga :  Nutricia Indonesia Foundation Kirim Dokter Spesialis Anak ke Belanda

“Saya ingin  mengajak mereka bangkit. Kita ingin Wapres
memotivasi IPPNU dengan potensi luar biasa, harapannya tumbuh Nahdlatut Tujjar,
baik online atau onffline dengan sinergitas dan semangat NKRI harga mati,” kata
dia.

Diketahui, Ketum IPPNU Nurul Hidayati Ummah, mengatakan Rakernas
kali ini yang mengangkat tema “Santri Goes beyod Digital Society” kali ini akan
membahas sejumlah isu strategis terutama penguatan pengkaderan dan kaderasisasi
di internal organisasi.

Rakernas yang dihadiri 30 pimpinan wilayah dari Sabang sampai
Merauke ini, kata dia, juga akan merumuskan kebijakan aplikatif di tingkat
pimpinan pusat hingga ranting komisariat. Dalam kegiatan ini juga dihelat Gelar
Karya Santri, menghadirkan karya-karya santri yang tergabung dalam program
OPOP.

“Hal ini sebagai wujud kepedulian IPPNU terhadap santri yang
memiliki karya luar baisa di era digital,” ujarnya.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru