SAMPIT – Setelah pencarian yang cukup lama,
akhirnya petugas beserta warga berhasil menemukan Marhasan. Nelayan ini
ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa. Sebelumnya, warga Desa Bapinang
Hilir, Kecamatan Pulau Hanaut, Kotim ini tenggelam saat mengurus jaring ikan,
Kamis (2/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Pemuda 25 tahun ini pun ditemukan keesokan
harinya sekitar pukul 11.45 WIB.
Tim yang terdiri dari Basarnas,
TNI AL, Polairud, PMI, Tagana, Orari dan Satbrimob berhasil menemukannya
sekitar 400 meter dari lokasi jatuhnya. Kepala Basarnas Kotim Suprapto
mengatakan, kematian Marhasan ini murni kecelakaan.
Diduga, Marhasan terjatuh dari perahunya karena penyakit epilepsi yang
diidapnya kambuh.
“Yang bersangkutan ini ada
riwayat penyakit epilepsi (Ayan),†katanya kepada Kalteng Pos, kemarin (3/1/2020).
Menurut dia, awalnya korban
bersama teman-temannya berangkat mencari ikan. Mereka, lanjut dia, menggunakan
perahu masing-masing. “Satu orang satu perahu (kelotok, red),†bebernya.
Karena masih sangat pagi,
jelasnya, korbannya tidak melihat korban yang tercebur di lokasi kejadian.
“Beberapa saat itu, datanglah temannya ini ke perahu korban. Namun, korban
sudak tidak ada,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, karena
posisi perahu korban dan temannya ini agak jauh, maka tidak sempat melakukan
penyelamatan. “Informasinya korban ini sedang memperbaiki mesin perahunya.
Saat itu juga penyakit epilepsi korban kambuh,” akuinya.
Kejadian ini berawal saat korban
besama rekannya sedang mengurus jaring udang atau togo istilah warga Sampit di
pinggir Sungai Mentaya. Tiba-tiba saat itu korban terjatuh dan tenggelam di
Sungai Mentaya. (rif/ami/nto)