25.6 C
Jakarta
Friday, January 3, 2025

Kostum Nasional Kaya Detail

TAK sekadar
berjuang meraih mahkota dan selempang Miss Universe 2019, Puteri Indonesia 2019
Frederika Alexis Cull juga akan berlomba meraih predikat Best National Costume.
Sebelumnya, Indonesia meraih gelar itu di Miss Universe 2014 berkat Elvira
Devinamira yang mengenakan kostum The Chronicle of Borobudur karya mendiang
Dynand Fariz.

Setelah Dynand
berpulang April lalu, Yayasan Puteri Indonesia (YPI) menunjuk desainer lain
untuk merancang kostum nasional bagi Frederika. Pilihan jatuh pada Hendra “Ikie”
Suryadi dari Morphacio dan Maya Ratih dari Mayaratih Couture. Diketahui
keduanya pernah merancang kostum Ibu Pertiwi untuk Dea Goesti Rizkita di Miss
Grand International 2017. Kostum berdesain megah itu menyabet gelar Best
National Costume.

Baca Juga :  Kang Sora Resmi Menikah di Usia 30 Tahun

Untuk Frederika di Miss
Universe 2019, Ikie dan Maya merancang kostum bertajuk Sang Wanita.
Terinspirasi sosok Dewi Srikandi, busana itu tampak edgy dan nyeni. Bodysuit
yang berhias motif batik dipadukan dengan ornamen berupa ukiran logam sintetis
dan akrilik. Sebagai statement, ada cape sewarna api dengan motif batik mega
mendung dan karakter wayang Srikandi. Untuk memperkuat karakter, Frederika akan
membawa panah yang juga berhias logam dan akrilik.

Dari segi desain, Sang
Wanita tidak semegah The Chronicle of Borobudur. Namun, yang jadi poin utama
adalah ornamen artistik yang detail, baik pada ukiran logam maupun motif batik
sekar jagat dan parang rusak.

“Penekanan kami di
cerita dan value pada kostum, bukan ke unsur karnaval,” ungkap Ikie. Dia
menambahkan, salah satu tren desain kostum nasional yang diminati adalah yang
punya ciri khas. Tidak harus ada kejutan atau megah.

Baca Juga :  Please, Jangan Tanyakan Hal Sensitif Ini Kepada Dewi Perssik

Maya menuturkan, desain yang lebih simpel bisa
menguatkan kesan kostum dan mudah diingat detailnya. “Message tentang
empowering perempuan juga lebih nyata,” ujarnya. Selain itu, dengan desain yang
lebih sederhana, pergerakan Frederika di panggung bisa lebih luwes. Sesuai
dengan makna dan esensi kostum yang menggambarkan perempuan pejuang. (len/c18/ce/nda/jpg)

TAK sekadar
berjuang meraih mahkota dan selempang Miss Universe 2019, Puteri Indonesia 2019
Frederika Alexis Cull juga akan berlomba meraih predikat Best National Costume.
Sebelumnya, Indonesia meraih gelar itu di Miss Universe 2014 berkat Elvira
Devinamira yang mengenakan kostum The Chronicle of Borobudur karya mendiang
Dynand Fariz.

Setelah Dynand
berpulang April lalu, Yayasan Puteri Indonesia (YPI) menunjuk desainer lain
untuk merancang kostum nasional bagi Frederika. Pilihan jatuh pada Hendra “Ikie”
Suryadi dari Morphacio dan Maya Ratih dari Mayaratih Couture. Diketahui
keduanya pernah merancang kostum Ibu Pertiwi untuk Dea Goesti Rizkita di Miss
Grand International 2017. Kostum berdesain megah itu menyabet gelar Best
National Costume.

Baca Juga :  Kang Sora Resmi Menikah di Usia 30 Tahun

Untuk Frederika di Miss
Universe 2019, Ikie dan Maya merancang kostum bertajuk Sang Wanita.
Terinspirasi sosok Dewi Srikandi, busana itu tampak edgy dan nyeni. Bodysuit
yang berhias motif batik dipadukan dengan ornamen berupa ukiran logam sintetis
dan akrilik. Sebagai statement, ada cape sewarna api dengan motif batik mega
mendung dan karakter wayang Srikandi. Untuk memperkuat karakter, Frederika akan
membawa panah yang juga berhias logam dan akrilik.

Dari segi desain, Sang
Wanita tidak semegah The Chronicle of Borobudur. Namun, yang jadi poin utama
adalah ornamen artistik yang detail, baik pada ukiran logam maupun motif batik
sekar jagat dan parang rusak.

“Penekanan kami di
cerita dan value pada kostum, bukan ke unsur karnaval,” ungkap Ikie. Dia
menambahkan, salah satu tren desain kostum nasional yang diminati adalah yang
punya ciri khas. Tidak harus ada kejutan atau megah.

Baca Juga :  Please, Jangan Tanyakan Hal Sensitif Ini Kepada Dewi Perssik

Maya menuturkan, desain yang lebih simpel bisa
menguatkan kesan kostum dan mudah diingat detailnya. “Message tentang
empowering perempuan juga lebih nyata,” ujarnya. Selain itu, dengan desain yang
lebih sederhana, pergerakan Frederika di panggung bisa lebih luwes. Sesuai
dengan makna dan esensi kostum yang menggambarkan perempuan pejuang. (len/c18/ce/nda/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru