SA alias Abu Rara, 51, selaku pelaku
penusuk Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)
Wiranto diduga terpapar radikalisme. Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror
sampai sejauh ini masih mendalami keterlibatan pelaku dalam jaringan teroris.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat
(Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan,
hasil penyelidikan sementara sementara yang didapat dari penyidik Polda Banten
dan Densus 88, Abu Rara dipastikan bagian kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD)
Bekasi. Kelompok ini sebelumnya sudah ada beberapa diamankan terlebih dahulu
pada September 2019.
“Sudah bisa dipastikan pelaku termasuk
dalam kelompok JAD Bekasi dengan amirnya Abu Zee yang sudah ditangkap tanggal
23 September yang lalu bersama 8 pelaku lainnya, serta 1 orang yang ditangkap
di Jakarta Utara,†kata Dedi di Mabes Polri Jakarta Selatan, Kamis (10/10).
Dugaan ini semakin diperkuat dengan aksi
yang dijalankan oleh Abu Rara. Yakni menyerang pejabat publik. Sebab, target
utama kelompok JAD adalah pejabat publik ada kepolisian.
“Kalau misalnya radikal ISIS itu pelaku
akan menyerang pejabat publik, terutama kepolisian. Karena aparat kepolisian
dan pejabat publik yang setiap saat melakukan penegakan hukum terhadap kelompok
tersebut,†tegas Dedi.
Sebelumnya, peristiwa tidak mengenakkan
menimpa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)
Wiranto. Di tengah kunjungannya ke wilayah Pandeglang, Banten, mendadak ada
orang tidak dikenal (OTK) yang berupaya menyerangnya dengan senjata tajam.
Peristiwa ini terekam dalam sebuah video
pendek. Tayangan ini kemudian dengan cepat viral di media sosial. Dalam video
terlihat Wiranto yang mengenakkan batik hijau baru saja turun dari mobilnya.
Dari arah samping belakang sebelah kiri
mendadak OTK tersebut yang mengeluarkan senjata tajam mirip pisau dan berusaha
menusuk Wiranto. Akibatnya, mantan Panglima TNI tersebut sampai tersungkur ke
tanah.
Sebanyak 2 orang diamankan dalam kasus
ini. Mereka adalah SA alias Abu Rara, 51, dan FA, 21. Dalam penyelidikan awal, diketahui
pelaku penusukan hanya 1 orang yakni SA. Sedangkan FA turut diamankan karena
berada didekat pelaku saat penyerangan terjadi.
Dugaan sementara, SA terpapar oleh paham
radikalisme. Namun, belum diketahui pasti dengan jaringan mana dia terafiliasi.
“Pelaku diduga tepapar paham radikal ISIS,†ucap Dedi. Saat ini Tim Detasemen
Khusus (Densus) 88 Anti Teror sudah diturunkan guna melakukan pendalaman.(jpg)