32.8 C
Jakarta
Thursday, November 27, 2025

Damar, Sosok Teladan Masyarakat Dayak Tomun

Pentingnya Hidup Berdampingan dengan Segala Perbedaan, Hormati dan Hargai Alam

Baru-baru ini. Seorang fotografer Indonesia bernama Acid. Berkesempatan mengunjungi Desa Penyombaan dan menghabiskan waktu bersama Pak Damar. Selain dibagikan pengalamannya melalui akun media sosialnya, Acid juga menceritakan pengalaman ke wartawan prokalteng.

HABIBULLAH-Lamandau

Daud Dundai atau lebih akrab disapa Pak Damar (63). Tinggal di Desa Penyombaan, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau. Pak Damar bukan hanya sekadar warga desa biasa, melainkan juga tokoh sosok teladan yang menginspirasi banyak orang.

Pak Damar, yang nama panggilannya diambil dari nama pohon, tinggal bersama istrinya di sebuah rumah sederhana di Desa Penyombaan. Dari keluarga inilah, banyak kisah tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Tomun terungkap.

“Saya banyak belajar dari Pak Damar tentang kearifan lokal masyarakat Dayak Tomun,” tulis Acid, Selasa (26/11).

Baca Juga :  Mubes Pertama Majelis Dayak Tomun Digelar di Lamandau

“Mulai dari makanan khas yang kaya akan nilai-nilai tradisional, kerajinan tangan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, hingga semangat gotong royong dan empati yang begitu kuat di antara warga desa,” lanjutnya.

Acid juga mengungkapkan. Bahwa Pak Damar mengajarkan tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai dan tentram, dengan segala perbedaan yang ada. Selain itu, Pak Damar juga menekankan pentingnya menjaga alam sebagai sumber kehidupan.

Electronic money exchangers listing

“Kita bisa belajar bagaimana menghormati dan menghargai alam, sehingga alam pun memberikan banyak manfaat bagi kita,” ujar Acid mengutip perkataan Pak Damar.

Selama beberapa hari berada di Desa Penyombaan, Acid mengaku mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Ia berharap, pengalaman ini dapat menjadi bekal hidup yang bermanfaat.

Baca Juga :  Endus Ketidakberesan TWK sejak Jauh Hari

“Sungguh banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapat dalam waktu beberapa hari di sana. Semoga ini bisa menjadi pelajaran hidup selama di desa,” ungkapnya.

Kisah tentang Pak Damar dan masyarakat Dayak Tomun di Desa Penyombaan ini menjadi bukti, bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai tradisional masih sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan modern.

Semangat gotong royong, empati, dan cinta terhadap alam adalah nilai-nilai yang perlu kita lestarikan dan wariskan kepada generasi mendatang. (*)

Baru-baru ini. Seorang fotografer Indonesia bernama Acid. Berkesempatan mengunjungi Desa Penyombaan dan menghabiskan waktu bersama Pak Damar. Selain dibagikan pengalamannya melalui akun media sosialnya, Acid juga menceritakan pengalaman ke wartawan prokalteng.

HABIBULLAH-Lamandau

Daud Dundai atau lebih akrab disapa Pak Damar (63). Tinggal di Desa Penyombaan, Kecamatan Delang, Kabupaten Lamandau. Pak Damar bukan hanya sekadar warga desa biasa, melainkan juga tokoh sosok teladan yang menginspirasi banyak orang.

Electronic money exchangers listing

Pak Damar, yang nama panggilannya diambil dari nama pohon, tinggal bersama istrinya di sebuah rumah sederhana di Desa Penyombaan. Dari keluarga inilah, banyak kisah tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak Tomun terungkap.

“Saya banyak belajar dari Pak Damar tentang kearifan lokal masyarakat Dayak Tomun,” tulis Acid, Selasa (26/11).

Baca Juga :  Mubes Pertama Majelis Dayak Tomun Digelar di Lamandau

“Mulai dari makanan khas yang kaya akan nilai-nilai tradisional, kerajinan tangan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, hingga semangat gotong royong dan empati yang begitu kuat di antara warga desa,” lanjutnya.

Acid juga mengungkapkan. Bahwa Pak Damar mengajarkan tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai dan tentram, dengan segala perbedaan yang ada. Selain itu, Pak Damar juga menekankan pentingnya menjaga alam sebagai sumber kehidupan.

“Kita bisa belajar bagaimana menghormati dan menghargai alam, sehingga alam pun memberikan banyak manfaat bagi kita,” ujar Acid mengutip perkataan Pak Damar.

Selama beberapa hari berada di Desa Penyombaan, Acid mengaku mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Ia berharap, pengalaman ini dapat menjadi bekal hidup yang bermanfaat.

Baca Juga :  Endus Ketidakberesan TWK sejak Jauh Hari

“Sungguh banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapat dalam waktu beberapa hari di sana. Semoga ini bisa menjadi pelajaran hidup selama di desa,” ungkapnya.

Kisah tentang Pak Damar dan masyarakat Dayak Tomun di Desa Penyombaan ini menjadi bukti, bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai tradisional masih sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan modern.

Semangat gotong royong, empati, dan cinta terhadap alam adalah nilai-nilai yang perlu kita lestarikan dan wariskan kepada generasi mendatang. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru