BEKASI – Di tengah tren sustainable fashion yang makin diminati, pelaku UMKM asal Bekasi, Aminah Tri Astuti, berhasil menjadikan ide sederhana menjadi bisnis ramah lingkungan yang berkembang pesat. Melalui brand Qaniacraft Ecoprint, ia memproduksi berbagai busana berbahan kain alami dengan motif dedaunan dan pewarna nabati. Dukungan program BRIncubator Rumah BUMN BRI turut membantunya memperkuat strategi bisnis dan pemasaran digital.
Aminah bercerita, awal mula ide ecoprint justru datang secara tak sengaja. “Waktu itu anak saya dapat tugas membuat shibori. Saat mencari referensi di internet, saya justru menemukan teknik ecoprint. Saya coba di rumah, tapi gagal karena salah pakai alat,” kenangnya sambil tersenyum. Kegagalan itu justru membuatnya makin penasaran hingga akhirnya mendalami teknik ecoprint selama masa pandemi melalui berbagai workshop daring.
Kini, Qaniacraft memproduksi pashmina, outer, vest, hingga busana modern, semuanya dikerjakan secara manual. Prosesnya memakan waktu dua hingga tiga minggu, mulai dari pembersihan kain, proses mordan untuk penyerapan warna, hingga teknik pounding (dipukul) atau steam (dikukus).
“Selama pandemi saya banyak belajar dari komunitas. Setelah situasi membaik, kami mulai ikut pelatihan tatap muka, termasuk belajar desain dan bisnis. Waktu itu jadi momen saya benar-benar fokus mengembangkan Qaniacraft,” ujar Aminah.
Berbekal pengalaman mengelola butik sebelumnya, Aminah pun mendirikan komunitas Bekasi Ecoprint Club yang kini beranggotakan 13 brand lokal. Mereka rutin mengadakan ecopounding, pameran, dan fashion show bersama.
“Lewat komunitas, kami bisa saling tukar pengalaman, belajar teknik baru, dan memperluas jaringan,” tambahnya.
Pada pertengahan 2025, Aminah bergabung dengan Rumah BUMN BRI Jakarta dan mengikuti pelatihan intensif BRIncubator selama tiga bulan. Program ini berfokus pada pengembangan strategi pemasaran dan digitalisasi bisnis. “Banyak hal baru yang saya pelajari, mulai dari menentukan target pasar sampai promosi yang efektif. Dampaknya terasa sekali terhadap perkembangan usaha,” ungkapnya.
Corporate Secretary BRI Dhanny menjelaskan, BRIncubator merupakan program pembinaan terarah bagi UMKM binaan yang lolos proses kurasi. “Program ini kami rancang agar pelaku UMKM siap menembus pasar ekspor dengan peningkatan kapasitas, digitalisasi, dan pendampingan berkelanjutan,” ujarnya.
Hingga kini, Rumah BUMN BRI sudah berdiri di 54 lokasi dan menyelenggarakan lebih dari 17 ribu pelatihan. Melalui program ini, BRI terus mendorong UMKM untuk naik kelas, memperkuat daya saing, dan menciptakan nilai tambah di pasar. ***
