29.5 C
Jakarta
Friday, October 10, 2025

Pemanfaatan Media Inovatif Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran

Oleh: BulkaniH Bulkani Ardiansyah

DALAM sistem pendidikan nasional, pendidikan dasar dianggap sebagai fondasi utama dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.

Namun, berbagai hasil asesmen menunjukkan bahwa capaian hasil belajar siswa tingkat dasar, khususnya pada sekolah dasar di Indonesia masih tergolong rendah, khususnya dalam aspek literasi dan numerasi.

Berdasarkan laporan Asesmen Nasional tahun 2021 yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), diketahui bahwa lebih dari 50% siswa SD mengalami kesulitan dalam memahami bacaan dan menyelesaikan soal berbasis penalaran.

Temuan ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran masih perlu ditingkatkan, baik dari sisi pendekatan, metode maupun media yang digunakan.

Laporan internasional seperti Programme for International Student Assessment (PISA) juga menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 79 negara dalam kategori literasi membaca, yang mempertegas pentingnya inovasi pembelajaran yang lebih efektif dan kontekstual sejak jenjang dasar.

Di Kalimantan Tengah, hasil observasi pada beberapa sekolah dasar menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih didominasi pendekatan dan metode konvensional, dengan penggunaan media pembelajaran yang minim inovasi.

Padahal, daerah ini memiliki kekayaan budaya dan cerita rakyat yang berpotensi besar untuk dijadikan sumber belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Sebagai respons terhadap permasalahan tersebut, pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi digital dan kearifan lokal menjadi solusi strategis.

Penggunaan media pembelajaran animasi berbasis cerita rakyat lokal diyakini mampu meningkatkan minat belajar siswa serta menguatkan identitas budaya sejak dini.

Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan dan menghasilkan media pembelajaran animasi berbasis kearifan lokal Kalimantan Tengah.

Beberapa penelitian tersebut telah membuktikan manfaat penggunaan media animasi berbasis kearifan lokal untuk menstimulasi peningkatan hasil belajar peserta didik.

Baca Juga :  Pawai Karnaval Berlangsung Meriah, Cirikan Kearifan Lokal

Melalui penggunaan media pembelajaran yang lebih kontekstual dan menarik, serta tersedianya alternatif media edukatif berbasis budaya lokal yang inovatif yang berpotensi digunakan secara luas, diharapkan peserta didik dapat didorong mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

Secara sosial, penggunaan media inovatif berbasis kearifan lokal dapat mendukung pelestarian budaya daerah melalui integrasi nilai-nilai budaya dalam pembelajaran, sementara dari sisi ekonomi berpotensi membuka peluang kerja sama dengan industri kreatif dan teknologi pendidikan lokal.

Di sisi lain, penggunaan media inovatif berbasis kearifan lokal akan memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan dasar, teknologi pembelajaran, dan studi interdisipliner antara pendidikan dan budaya lokal, sekaligus mendorong transformasi dunia pendidikan yang lebih solutif dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di lapangan.

Salah satu contoh media inovatif berbasis kearifan lokal adalah penggunaan media animasi interaktif berbasis cerita rakyat Kalimantan Tengah, yang diintegrasikan dalam pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.

Media ini didesain dalam bentuk aplikasi digital dengan narasi audio, ilustrasi visual menarik, dan sederhana untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik selama proses belajar.

Media ini dikembangkan menggunakan teknologi berbasis digital multimedia yang mencakup: Adobe Animate, Vyond, atau aplikasi open-source seperti Pencil2D yang mudah didapat; Audacity untuk editing suara; HTML5 atau Android Studio untuk pengemasan media interaktif, serta perangkat audio (microphone, headset).

Sebagai bahan baku konten adalah naskah cerita rakyat Kalimantan Tengah, ilustrasi karakter dan latar berbasis budaya lokal, narasi suara yang disesuaikan dengan bahasa anak-anak, serta soal-soal evaluasi pembelajaran tematik.

Baca Juga :  Krom Bank dan Masa Depan Perbankan Digital: Bertahan atau Tenggelam?

Keunggulan media inovasi ini terletak pada integrasi konten budaya lokal dengan teknologi pendidikan modern, sehingga mampu menjadi sarana edukasi sekaligus pelestarian budaya daerah.

Media ini juga memfasilitasi gaya belajar visual dan auditori peserta didik serta mempermudah guru dalam menyampaikan materi secara kontekstual dan menyenangkan.

Dampak sosial dari penggunaan media ini adalah meningkatnya minat dan hasil belajar peserta didik, penguatan identitas budaya lokal sejak dini, serta mendukung implementasi Kurikulum Deep Learning yang berbasis pada konsep pembelajaran yang bermakna (meaningfull), pembelajaran sadar dan aktif (mindfull), dan pembelajaran menyenangkan (joy full).

Dampak ekonomi muncul melalui peluang hilirisasi produk sebagai media pembelajaran digital yang dapat dikomersialisasikan melalui kerja sama dengan penerbit, industri kreatif, atau platform edutech lokal dan nasional.

Media pembelajaran digital, khususnya animasi interaktif berbasis kearifan lokal, memiliki prospek pasar yang sangat besar seiring dengan transformasi pendidikan di era digital dan meningkatnya kebutuhan akan pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan data Kemendikbudristek, terdapat lebih dari 147.000 sekolah dasar di Indonesia dengan jumlah peserta didik mencapai lebih dari 26 juta jiwa. Sebagian besar sekolah mulai mengintegrasikan teknologi informasi dalam proses pembelajaran, namun masih kekurangan media pembelajaran yang sesuai konteks lokal serta menarik bagi siswa.

Di sisi lain, pemanfaatan beberapa platform digital yang banyak beredar di dunia maya, seharusnya mampu mendorong guru SD untuk lebih inovatif mengembangkan dan menggunakan berbagai media inovatif dalam pembelajaran.

Semuanya akan kembali kepada niat tulus untuk secara serius membelajarkan peserta didik. (*)

Oleh: BulkaniH Bulkani Ardiansyah

DALAM sistem pendidikan nasional, pendidikan dasar dianggap sebagai fondasi utama dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.

Namun, berbagai hasil asesmen menunjukkan bahwa capaian hasil belajar siswa tingkat dasar, khususnya pada sekolah dasar di Indonesia masih tergolong rendah, khususnya dalam aspek literasi dan numerasi.

Berdasarkan laporan Asesmen Nasional tahun 2021 yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), diketahui bahwa lebih dari 50% siswa SD mengalami kesulitan dalam memahami bacaan dan menyelesaikan soal berbasis penalaran.

Temuan ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran masih perlu ditingkatkan, baik dari sisi pendekatan, metode maupun media yang digunakan.

Laporan internasional seperti Programme for International Student Assessment (PISA) juga menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 79 negara dalam kategori literasi membaca, yang mempertegas pentingnya inovasi pembelajaran yang lebih efektif dan kontekstual sejak jenjang dasar.

Di Kalimantan Tengah, hasil observasi pada beberapa sekolah dasar menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih didominasi pendekatan dan metode konvensional, dengan penggunaan media pembelajaran yang minim inovasi.

Padahal, daerah ini memiliki kekayaan budaya dan cerita rakyat yang berpotensi besar untuk dijadikan sumber belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Sebagai respons terhadap permasalahan tersebut, pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi digital dan kearifan lokal menjadi solusi strategis.

Penggunaan media pembelajaran animasi berbasis cerita rakyat lokal diyakini mampu meningkatkan minat belajar siswa serta menguatkan identitas budaya sejak dini.

Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan dan menghasilkan media pembelajaran animasi berbasis kearifan lokal Kalimantan Tengah.

Beberapa penelitian tersebut telah membuktikan manfaat penggunaan media animasi berbasis kearifan lokal untuk menstimulasi peningkatan hasil belajar peserta didik.

Baca Juga :  Pawai Karnaval Berlangsung Meriah, Cirikan Kearifan Lokal

Melalui penggunaan media pembelajaran yang lebih kontekstual dan menarik, serta tersedianya alternatif media edukatif berbasis budaya lokal yang inovatif yang berpotensi digunakan secara luas, diharapkan peserta didik dapat didorong mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

Secara sosial, penggunaan media inovatif berbasis kearifan lokal dapat mendukung pelestarian budaya daerah melalui integrasi nilai-nilai budaya dalam pembelajaran, sementara dari sisi ekonomi berpotensi membuka peluang kerja sama dengan industri kreatif dan teknologi pendidikan lokal.

Di sisi lain, penggunaan media inovatif berbasis kearifan lokal akan memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan dasar, teknologi pembelajaran, dan studi interdisipliner antara pendidikan dan budaya lokal, sekaligus mendorong transformasi dunia pendidikan yang lebih solutif dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di lapangan.

Salah satu contoh media inovatif berbasis kearifan lokal adalah penggunaan media animasi interaktif berbasis cerita rakyat Kalimantan Tengah, yang diintegrasikan dalam pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.

Media ini didesain dalam bentuk aplikasi digital dengan narasi audio, ilustrasi visual menarik, dan sederhana untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik selama proses belajar.

Media ini dikembangkan menggunakan teknologi berbasis digital multimedia yang mencakup: Adobe Animate, Vyond, atau aplikasi open-source seperti Pencil2D yang mudah didapat; Audacity untuk editing suara; HTML5 atau Android Studio untuk pengemasan media interaktif, serta perangkat audio (microphone, headset).

Sebagai bahan baku konten adalah naskah cerita rakyat Kalimantan Tengah, ilustrasi karakter dan latar berbasis budaya lokal, narasi suara yang disesuaikan dengan bahasa anak-anak, serta soal-soal evaluasi pembelajaran tematik.

Baca Juga :  Krom Bank dan Masa Depan Perbankan Digital: Bertahan atau Tenggelam?

Keunggulan media inovasi ini terletak pada integrasi konten budaya lokal dengan teknologi pendidikan modern, sehingga mampu menjadi sarana edukasi sekaligus pelestarian budaya daerah.

Media ini juga memfasilitasi gaya belajar visual dan auditori peserta didik serta mempermudah guru dalam menyampaikan materi secara kontekstual dan menyenangkan.

Dampak sosial dari penggunaan media ini adalah meningkatnya minat dan hasil belajar peserta didik, penguatan identitas budaya lokal sejak dini, serta mendukung implementasi Kurikulum Deep Learning yang berbasis pada konsep pembelajaran yang bermakna (meaningfull), pembelajaran sadar dan aktif (mindfull), dan pembelajaran menyenangkan (joy full).

Dampak ekonomi muncul melalui peluang hilirisasi produk sebagai media pembelajaran digital yang dapat dikomersialisasikan melalui kerja sama dengan penerbit, industri kreatif, atau platform edutech lokal dan nasional.

Media pembelajaran digital, khususnya animasi interaktif berbasis kearifan lokal, memiliki prospek pasar yang sangat besar seiring dengan transformasi pendidikan di era digital dan meningkatnya kebutuhan akan pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan data Kemendikbudristek, terdapat lebih dari 147.000 sekolah dasar di Indonesia dengan jumlah peserta didik mencapai lebih dari 26 juta jiwa. Sebagian besar sekolah mulai mengintegrasikan teknologi informasi dalam proses pembelajaran, namun masih kekurangan media pembelajaran yang sesuai konteks lokal serta menarik bagi siswa.

Di sisi lain, pemanfaatan beberapa platform digital yang banyak beredar di dunia maya, seharusnya mampu mendorong guru SD untuk lebih inovatif mengembangkan dan menggunakan berbagai media inovatif dalam pembelajaran.

Semuanya akan kembali kepada niat tulus untuk secara serius membelajarkan peserta didik. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru