Usia tiga puluhan adalah periode kritis bagi banyak profesional cerdas untuk memantapkan jalur karier mereka. Namun, justru di fase ini banyak individu berpotensi melakukan kesalahan yang terlihat sepele, tetapi berdampak besar di masa depan. Kesalahan ini bukan sesuatu yang dramatis, melainkan pilihan yang terasa aman dan logis.
Melansir dari Geediting.com Sabtu (4/10), bahkan orang-orang cerdas pun sering melakukan kesalahan fatal yang menumpuk. Blunder-blunder ini baru disadari di usia 40-an dengan penyesalan yang mendalam. Mari kita pelajari sepuluh kesalahan karier tersebut.
- Terlalu Bangga pada Prestasi Lama
Pria dan wanita cerdas sering kali berpuas diri dengan pencapaian yang diraih pada usia 20-an. Mereka cenderung terlena dengan pujian dan keberhasilan masa lalu. Industri bergerak cepat, sehingga keahlian yang tidak diperbarui akan menjadi usang.
- Menghindari Percakapan Sulit
Mengharap atasan menyadari kecerdasan atau kerja keras kita adalah ilusi semata. Mereka menghindari negosiasi gaji yang tidak nyaman atau meminta promosi. Tanpa advokasi diri, peluang dan kenaikan pendapatan akan diambil orang lain.
- Menganggap Meritokrasi Benar-benar Ada
Mereka sering berpikir bahwa pekerjaan yang baik akan berbicara dengan sendirinya tanpa perlu disuarakan. Padahal dunia korporat sangat bergantung pada negosiasi tertutup dan relasi kuat. Dengan asumsi meritokrasi murni ada, mereka sukarela dilewatkan oleh kesempatan.
- Terlalu Spesialisasi dalam Satu Bidang
Menjadi ahli tunggal dalam satu bidang memang berguna dan meyakinkan. Namun, spesialis yang tidak memiliki fleksibilitas bisa tertinggal jauh saat industri berubah total. Mereka tidak memiliki kemampuan beradaptasi di pasar kerja yang sangat dinamis.
- Memilih Kenyamanan daripada Bertumbuh
Pekerjaan yang aman dengan rutinitas yang nyaman akan membuat kemampuan mereka mandek. Mereka takut mengambil risiko demi menghindari kegagalan atau tekanan baru. Tantangan baru sering kali menjadi pintu utama untuk meningkatkan level karier.
- Mengabaikan Jaringan Saat Sedang Sukses
Saat berada di puncak, banyak profesional lupa untuk tetap menjalin dan merawat jaringan. Mereka menganggap koneksi hanya penting ketika sedang mencari pekerjaan baru atau dalam kesulitan. Padahal jaringan yang diabaikan justru sangat dibutuhkan sepuluh tahun ke depan.
- Menunda Membangun Rekam Jejak Kepemimpinan
Mereka sering menunggu izin atau dipromosikan sebelum mulai bertindak seperti seorang pemimpin sejati. Mereka menunggu untuk mengambil alih hasil di luar deskripsi pekerjaan utamanya. Setiap tahun yang terlewatkan berarti seseorang lain lebih dulu membangun rekam jejak kepemimpinan.
- Mengabaikan Permainan Uang dan Gaji
Satu di antara kesalahan terbesarnya adalah mengabaikan pentingnya negosiasi gaji yang berani dan terus-menerus. Mereka membiarkan uang dan peluang terlewatkan. Mereka meninggalkan sejumlah besar uang di meja perundingan yang harusnya bisa mereka dapatkan.
- Menganggap Remeh Kolega yang Lebih Muda
Industri dan dunia kerja jauh lebih kecil dari yang dipikirkan para profesional cerdas ini. Orang yang mereka remehkan bisa saja muncul lagi sebagai manajer perekrutan atau atasan bos mereka. Jembatan yang dibakar di usia 30-an sering kali merupakan jembatan yang harus diseberangi di usia 40-an.
- Percaya Garis Waktu Sudah Ditetapkan
Mungkin ini adalah blunder paling fatal yang dibuat oleh mereka yang cerdas. Mereka percaya bahwa karier memiliki garis waktu yang kaku dan sudah ditentukan. Padahal karier adalah serangkaian pilihan proaktif yang harus dibuat terus-menerus.
Mengenali dan mengoreksi kesalahan-kesalahan ini sangat penting untuk keberhasilan profesional dalam jangka panjang. Mereka harus berhenti hidup dalam ilusi kenyamanan dan kesuksesan yang sudah terjamin. Kita harus lebih proaktif dalam membentuk jalur karier kita sendiri.
Berani mengambil risiko, bernegosiasi secara tegas, dan terus belajar adalah kunci di usia 30-an. Jangan biarkan pilihan yang salah di masa muda menghantui Anda di usia paruh baya yang seharusnya sukses.(jpc)