25.1 C
Jakarta
Wednesday, October 1, 2025

Tidak Ada Batasan Pasti Kapan Bayi Harus Berhenti Menyusu

Menyusui lebih lama dari usia yang dianggap umum di masyarakat, misalnya di atas 1 atau 2 tahun, dikenal sebagai menyusui jangka panjang atau extended breastfeeding. Praktik ini bukan hal baru dalam sejarah manusia, tetapi di banyak budaya modern masih dianggap tidak biasa.

Padahal, menyusui jangka panjang dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan ikatan emosional antara orang tua dan anak.Extended breastfeeding bukanlah istilah medis, melainkan istilah budaya. Melansir dari Medical News Today, tidak ada batasan pasti kapan bayi harus berhenti menyusu.

Di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, menyusui di atas 12 bulan sudah tergolong menyusui jangka panjang. Namun, WHO merekomendasikan menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih, selama orang tua dan anak merasa nyaman.

Menurut CDC dan American Academy of Pediatrics (AAP), bayi disarankan mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Setelah itu, mereka dapat mulai makan makanan pendamping sambil tetap disusui hingga setidaknya 1 tahun.

Secara historis, antropolog Katherine Dettwyler menemukan bahwa manusia pada umumnya menyusui anak selama beberapa tahun, sehingga kebiasaan menyapih lebih awal lebih dipengaruhi oleh budaya modern daripada kebutuhan biologis.

Baca Juga :  6 Cara Ampuh Menghilangkan Jerawat Dahi Menurut Para Ahli, Salah Satunya Menghindari Minyak Rambut

Manfaat Menyusui Jangka Panjang

Menyusui dalam jangka panjang memberi banyak manfaat kesehatan bagi orang tua. Penelitian menunjukkan risiko kanker payudara dan ovarium menurun seiring semakin lamanya menyusui. Selain itu, risiko diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi juga berkurang, memberikan perlindungan jangka panjang bagi kesehatan ibu.

Bagi anak, ASI tetap menjadi sumber nutrisi penting meski mereka sudah makan makanan padat. Kandungan antibodi dalam ASI membantu melawan infeksi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan tubuh anak.

Anak yang disusui memiliki risiko lebih rendah terhadap asma, SIDS, infeksi telinga, diare, infeksi saluran pernapasan, dan diabetes. Proses menyusu juga memberikan rasa aman, menenangkan, serta memperkuat ikatan batin dengan orang tua.

Menyusui juga praktis dan ekonomis. ASI selalu tersedia, bersih, dan siap diminum tanpa perlu persiapan. Bagi orang tua yang memiliki anak susah makan, ASI bisa menjadi sumber gizi tambahan yang memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.

Tantangan dan Kekurangan

Walaupun aman secara medis, menyusui lebih lama sering menghadirkan tantangan sosial. Di banyak budaya, terutama di negara Barat, menyusui balita dianggap tidak lazim. Kritik, tatapan aneh, bahkan komentar negatif sering dialami para ibu.

Baca Juga :  Vaksin Pfizer Diklaim Aman Untuk Anak Usia 5-11 Tahun

Faktor waktu dan tenaga juga menjadi hambatan. Menyusui membutuhkan komitmen besar, sementara orang tua kerap kekurangan waktu untuk pekerjaan, istirahat, dan aktivitas pribadi.

Bagi yang bekerja di luar rumah, menyusui jangka panjang bisa semakin sulit karena keterbatasan waktu memompa ASI atau kurangnya dukungan dari lingkungan kerja. Menyusui juga dapat menunda ovulasi, meski efek ini menurun seiring bertambahnya usia anak.

Kapan Berhenti dan Cara Menghadapinya

Keputusan kapan berhenti menyusui sepenuhnya merupakan pilihan pribadi. Orang tua dapat mempertimbangkan pertanyaan seperti: Apakah menyusui masih bermanfaat bagi saya dan anak? Apakah lebih praktis dibanding alternatif lain? Apakah ada alasan khusus untuk berhenti? Tidak ada jawaban benar atau salah dalam hal ini.

Banyak orang tua yang menyusui lama mendapat kritik atau penilaian negatif. Menghadapi komentar seperti ini, orang tua bisa tetap tenang dan tidak berdebat, menyebut saran dari dokter anak, atau menetapkan batasan tegas seperti mengakhiri percakapan jika komentar negatif terus berlanjut.(jpc)

Menyusui lebih lama dari usia yang dianggap umum di masyarakat, misalnya di atas 1 atau 2 tahun, dikenal sebagai menyusui jangka panjang atau extended breastfeeding. Praktik ini bukan hal baru dalam sejarah manusia, tetapi di banyak budaya modern masih dianggap tidak biasa.

Padahal, menyusui jangka panjang dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan ikatan emosional antara orang tua dan anak.Extended breastfeeding bukanlah istilah medis, melainkan istilah budaya. Melansir dari Medical News Today, tidak ada batasan pasti kapan bayi harus berhenti menyusu.

Di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, menyusui di atas 12 bulan sudah tergolong menyusui jangka panjang. Namun, WHO merekomendasikan menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih, selama orang tua dan anak merasa nyaman.

Menurut CDC dan American Academy of Pediatrics (AAP), bayi disarankan mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Setelah itu, mereka dapat mulai makan makanan pendamping sambil tetap disusui hingga setidaknya 1 tahun.

Secara historis, antropolog Katherine Dettwyler menemukan bahwa manusia pada umumnya menyusui anak selama beberapa tahun, sehingga kebiasaan menyapih lebih awal lebih dipengaruhi oleh budaya modern daripada kebutuhan biologis.

Baca Juga :  6 Cara Ampuh Menghilangkan Jerawat Dahi Menurut Para Ahli, Salah Satunya Menghindari Minyak Rambut

Manfaat Menyusui Jangka Panjang

Menyusui dalam jangka panjang memberi banyak manfaat kesehatan bagi orang tua. Penelitian menunjukkan risiko kanker payudara dan ovarium menurun seiring semakin lamanya menyusui. Selain itu, risiko diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi juga berkurang, memberikan perlindungan jangka panjang bagi kesehatan ibu.

Bagi anak, ASI tetap menjadi sumber nutrisi penting meski mereka sudah makan makanan padat. Kandungan antibodi dalam ASI membantu melawan infeksi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan tubuh anak.

Anak yang disusui memiliki risiko lebih rendah terhadap asma, SIDS, infeksi telinga, diare, infeksi saluran pernapasan, dan diabetes. Proses menyusu juga memberikan rasa aman, menenangkan, serta memperkuat ikatan batin dengan orang tua.

Menyusui juga praktis dan ekonomis. ASI selalu tersedia, bersih, dan siap diminum tanpa perlu persiapan. Bagi orang tua yang memiliki anak susah makan, ASI bisa menjadi sumber gizi tambahan yang memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.

Tantangan dan Kekurangan

Walaupun aman secara medis, menyusui lebih lama sering menghadirkan tantangan sosial. Di banyak budaya, terutama di negara Barat, menyusui balita dianggap tidak lazim. Kritik, tatapan aneh, bahkan komentar negatif sering dialami para ibu.

Baca Juga :  Vaksin Pfizer Diklaim Aman Untuk Anak Usia 5-11 Tahun

Faktor waktu dan tenaga juga menjadi hambatan. Menyusui membutuhkan komitmen besar, sementara orang tua kerap kekurangan waktu untuk pekerjaan, istirahat, dan aktivitas pribadi.

Bagi yang bekerja di luar rumah, menyusui jangka panjang bisa semakin sulit karena keterbatasan waktu memompa ASI atau kurangnya dukungan dari lingkungan kerja. Menyusui juga dapat menunda ovulasi, meski efek ini menurun seiring bertambahnya usia anak.

Kapan Berhenti dan Cara Menghadapinya

Keputusan kapan berhenti menyusui sepenuhnya merupakan pilihan pribadi. Orang tua dapat mempertimbangkan pertanyaan seperti: Apakah menyusui masih bermanfaat bagi saya dan anak? Apakah lebih praktis dibanding alternatif lain? Apakah ada alasan khusus untuk berhenti? Tidak ada jawaban benar atau salah dalam hal ini.

Banyak orang tua yang menyusui lama mendapat kritik atau penilaian negatif. Menghadapi komentar seperti ini, orang tua bisa tetap tenang dan tidak berdebat, menyebut saran dari dokter anak, atau menetapkan batasan tegas seperti mengakhiri percakapan jika komentar negatif terus berlanjut.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru