Aryna Sabalenka berhasil mempertahankan gelar US Open setelah menaklukkan Amanda Anisimova dalam final yang berlangsung di Stadion Arthur Ashe. Dilansir dari laman Flashscore pada Minggu (7/9), petenis nomor satu dunia itu menang dengan skor 6-3, 7-6(3) dalam waktu satu jam 34 menit.
Kemenangan ini mengukuhkan statusnya sebagai petenis terbaik di dunia saat ini. Sabalenka kini telah mengoleksi empat gelar Grand Slam dalam kariernya. Petenis asal Belarus berusia 27 tahun itu tampil penuh determinasi sejak awal pertandingan. Ia dengan kejam menghukum servis Anisimova yang goyah dan sering melakukan kesalahan.
Dengan kemenangan tersebut, Sabalenka menjadi wanita pertama yang mempertahankan gelar AS Terbuka sejak Serena Williams pada 2014. Sabalenka menyebut pencapaian ini sebagai momen emosional yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Anisimova, unggulan kedelapan, memasuki final dengan semangat penebusan setelah kalah telak di Wimbledon dari Iga Swiatek. Ia sebelumnya juga memimpin rekor pertemuan head-to-head melawan Sabalenka dengan enam kemenangan dari sembilan laga.
Namun kali ini, pengalaman Sabalenka dalam tujuh final Grand Slam terbukti sangat berharga. Anisimova gagal memanfaatkan peluang pada momen-momen krusial.Pada set pertama, Anisimova sebenarnya sempat memberikan perlawanan dengan mematahkan servis Sabalenka.
Namun, kesalahan ganda yang dilakukan berulang kali membuatnya kehilangan momentum. Sabalenka memanfaatkan peluang break dengan sangat efektif. Ia menutup set pertama dengan keunggulan 6-3.
Set kedua berlangsung lebih sengit dengan Anisimova sempat menyamakan kedudukan 3-3. Namun, Sabalenka kembali tampil tenang dalam tekanan dan berhasil merebut break penting.
Anisimova bahkan sempat memaksa Sabalenka bertahan lebih keras ketika menyamakan kedudukan menjadi 5-5. Pada akhirnya, pertandingan harus ditentukan lewat tiebreak.
Dalam tiebreak, Sabalenka langsung mengendalikan permainan dengan serangkaian pukulan keras dan akurat. Ia melesat hingga unggul 6-1, sebelum menutup pertandingan dengan kemenangan 7-6(3).
Keberhasilannya dalam tiebreak ini menandai breaker ke-19 beruntun yang dimenangkannya. Sabalenka pun keluar sebagai juara dengan penuh percaya diri.
Anisimova mengakui kekalahannya dengan rasa kecewa. Ia mengatakan pencahayaan di bawah atap stadion membuatnya kesulitan melihat bola ketika melakukan servis.
Meski begitu, ia juga menilai kurang berjuang cukup keras dalam final kali ini. Sementara Sabalenka menyebut kemenangan ini sebagai buah dari pelajaran berat sepanjang tahun 2025.(jpc)
