JAKARTA – Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI, Mukhtarudin, memuji capaian diplomasi ekonomi Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang berhasil menurunkan tarif bilateral dengan Amerika Serikat dari 32% menjadi 19%.
Keberhasilan ini menurut Mukhtarudin, dianggap sebagai tonggak penting dalam memperjuangkan kepentingan nasional di panggung global, sekaligus memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di tengah dinamika perdagangan internasional.
Mukhtarudin mengaku bahwa penurunan tarif sebesar 13% tersebut merupakan hasil negosiasi yang panjang dan penuh tantangan.
“Saya kira ini merupakan cerminan dari komitmen kuat Pemerintah Indonesia untuk melindungi kepentingan nasional. Penurunan tarif ini akan memberikan dampak signifikan bagi sektor ekspor, terutama industri tekstil, agribisnis, dan produk olahan, yang selama ini menghadapi hambatan tarif tinggi di pasar AS,” ungkap Mukhtarudin saat dihubungi Wartawan, Rabu 20 Agustus 2025.
Politisi Dapil Kalteng ini menyoroti bahwa keberhasilan tersebut tidak lepas dari strategi diplomasi ekonomi yang terarah, melibatkan koordinasi lintas kementerian, termasuk Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan pelaku industri.
Mukhtarudin menekankan pentingnya langkah lanjutan dalam memperkuat hubungan perdagangan bilateral dengan AS, yang merupakan salah satu pasar ekspor terbesar Indonesia.
Data Kementerian Perdagangan mencatat bahwa pada 2024, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai USD 28 miliar, dengan komoditas utama seperti tekstil, alas kaki, dan produk perikanan. Dengan penurunan tarif ini, peluang peningkatan ekspor diperkirakan dapat mencapai 15-20% dalam dua tahun ke depan.
Namun, Mukhtarudin juga mengingatkan bahwa keberhasilan ini harus diimbangi dengan penguatan kapasitas industri dalam negeri.
“Kita perlu memastikan bahwa produk ekspor kita memenuhi standar kualitas internasional, termasuk aspek keberlanjutan dan teknologi. DPR, khususnya Fraksi Golkar, akan terus mendorong legislasi yang mendukung pengembangan UMKM dan industri strategis agar mampu bersaing di pasar global,” imbuh Mukhtarudin.
Presiden Prabowo Subianto, dalam pidato nota keuangan RAPBN 2026 menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah langkah awal dalam menghadapi tantangan perdagangan global yang semakin kompleks.
“Tentunya ini masih merupakan tantangan, dan kita terus harus menyiapkan diri untuk keadaan di masa depan yang lebih berat lagi untuk kita,” ujar Presiden Prabowo.
Kepala Negara menekankan bahwa pemerintah akan terus mendorong diversifikasi pasar ekspor dan memperkuat kerja sama dengan negara lain untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar.
Pelaku usaha menyambut baik capaian ini. Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia (API), Jemmy Kartiwa, menyatakan bahwa penurunan tarif akan meringankan beban biaya ekspor dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar AS.
“Ini adalah angin segar bagi industri tekstil, yang selama ini tertekan oleh tarif tinggi dan persaingan dengan negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh,” katanya. Ia berharap pemerintah juga mempercepat implementasi perjanjian ini dengan menyediakan insentif bagi eksportir, seperti pelatihan dan akses pembiayaan.
Di sisi lain, sejumlah analis ekonomi memperingatkan bahwa Indonesia perlu mewaspadai potensi tantangan baru, seperti tekanan dari negara lain yang mungkin menuntut konsesi serupa atau eskalasi perang dagang global.
Dr. Fithra Faisal, ekonom dari Universitas Indonesia yang juga
Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan menyarankan agar pemerintah memanfaatkan momen ini untuk mempercepat reformasi struktural di sektor logistik dan rantai pasok guna memaksimalkan manfaat dari penurunan tarif.
Mukhtarudin menegaskan bahwa Fraksi Golkar akan terus mengawal kebijakan perdagangan luar negeri agar tetap berpihak pada kepentingan nasional.
“Kami mendukung penuh langkah pemerintah, tetapi juga akan memastikan bahwa setiap kebijakan diimplementasikan dengan transparansi dan akuntabilitas. Keberhasilan ini harus menjadi pemicu untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di ekonomi global,” pungkas Mukhtarudin.
Saat ini Pemerintahan Prabowo Gibran kini tengah mempersiapkan langkah lanjutan untuk menegosiasikan perjanjian serupa dengan mitra dagang utama lainnya, seperti Uni Eropa dan Tiongkok, sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas akses pasar dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. (tim)