33.4 C
Jakarta
Thursday, November 14, 2024

Asap Karhutla Sampai Serawak

Kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Di Sumatera dan
Kalimantan, titik api masih muncul. Di Jawa, kebakaran di kawasan Gunung
Ciremai dan Sumbing (serta di Batukaru, Bali) juga belum berhasil dipadamkan.

Menurut laporan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), karhutla terjadi setidaknya di enam
provinsi.

Masing-masing Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah
(Kalteng), dan Kalimantan Selatan (Kalsel).

Bahkan, kemarin (13/8)
sempat terdeteksi sebaran kabut asap keluar dari batas wilayah negara atau
biasa dikenal dengan fenomena transboundary haze. Asap dari karhutla di Kalbar
menyeberang hingga ke Serawak, Malaysia.

Plh Kapusdatin dan
Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, berdasar citra Satelit Himawari yang
diunggah ke laman BMKG, asap yang berasal dari karhutla di wilayah Kalimantan
Barat menyeberang hingga Serawak, Malaysia. Berdasar data itu pula, menunjukkan
arah angin di Sumatera dan Kalimatnan pada umumnya dari tenggara ke barat
laut-timur.

BMKG juga melaporkan
bahwa kualitas udara di Riau dan Kalsel berada pada titik sedang dengan
konsentrasi PM10 60 sampai 100. Udara di Kalteng sempat menyentuh angka tidak
sehat dengan indeks PM10 mencapai angka 150-an. Udara di Palangka Raya bahkan
mencatatkan kategori merah alias sangat tidak sehat dengan indeks PM10 mencapai
angka 282,2.

Kemarin Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar bersama Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala BNPB Doni Monardo
meninjau penanganan karhutla di Riau. Menggunakan dua helikopter milik TNI-AU,
rombongan pejabat pemerintah pusat yang didampingi Gubernur Riau Syamsuar itu
menuju Kabupaten Pelalawan. Tepatnya di Kawasan Technopark Kecamatan Langgam.

Di lokasi itu telah
menunggu Bupati Pelalawan M. Harris. Rombongan lantas bergerak menuju lokasi
karhutla di Dusun Bedaguh, Kelurahan Langgam. Meski tidak lagi ditemukan titik
api, kebakaran di lahan gambut tersebut masih mengeluarkan kepulan asap.

Siti Nurbaya
menjelaskan, kebakaran yang terjadi di wilayah Provinsi Riau, khususnya kawasan
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), merupakan yang terparah di wilayah Sumbagut
(Sumatera bagian utara) bagian tengah. “Berdasar laporan pihak Polda Riau serta
Polres Pelalawan, ada seluas 599,75 hektare lahan yang terbakar di Pelalawan,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Cegah Covid-19, Travelling Internasional Wajib Patuh Aturan Ini

Dari jumlah tersebut,
230 hektare lahan yang terbakar berada di kawasan TNTN. Di antaranya 100
hektare di Desa Kusuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, dan 132 hektare di Desa
Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui.

“Kami telah
mempersiapkan langkah-langkah penyelesaian kebakaran TNTN dari segala aspek.
Seperti penguasaan lahan oleh berbagai pihak yang akan dilakukan upaya
penegakan hukum,” sambungnya.

Di Riau, lanjut Siti,
ada 29 kasus karhutla yang telah disidik dan dilakukan penetapan tersangka.
Salah satunya merupakan tersangka korporasi, yakni PT Sumber Sawit Sejahtera.
Pihak KLHK kini juga sedang mengumpulkan data-data terkait korporasi yang
diduga lalai dalam menjaga area konsesinya dari karhutla.

“Kami sudah ada record-nya,
ada beberapa. Termasuk yang di Tesso Nilo, sudah ada sebelas kasus yang tengah
diproses. Dan kami telah menginstruksi tim Ditjen Gakkum (KLHK), khususnya di
wilayah Sumatera, untuk turun ke lapangan melakukan observasi,” jelas Siti.
Mantan sekretaris jenderal DPD itu menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah
memberikan peringatan keras terhadap 55 perusahaan di seluruh Indonesia terkait
karhutla.

Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto mengatakan, meski titik api tidak terlalu besar, tim gabungan
tetap berupaya agar kebakaran tidak meluas. “Upaya pemadaman api dengan
menggunakan heli melalui water bombing, kami melihatnya sudah efektif,”
ucapnya.

Tim gabungan akan
terus memantau, terlebih saat masuk kemarau panjang hingga akhir September.
Jika diperlukan, pesawat Hercules akan diturunkan dalam operasi pemadaman.
Selain itu, upaya memodifikasi cuaca menjadi salah satu opsi untuk memadamkan
kebakaran. “Intinya, persiapan Hercules dan modifikasi cuaca ini merupakan
langkah terakhir kita untuk melakukan pemadaman api jika dalam satu pekan
terakhir ini api di Riau tidak padam,” ucap Hadi.

Di Palangka Raya,
Kalteng, Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto bersama Kabaintelkam Komjen Pol
Agung Budi Maryoto memantau karhutla melalui udara. Bukan hanya itu, rombongan
juga meninjau langsung lokasi lahan terbakar di Jalan Adonis Samad yang
berjarak kurang dari 500 meter dari landasan pacu Bandara Tjilik Riwut.

Menjawab Kalteng
Pos
 terkait adanya upaya terorganisasi dalam pembakaran lahan
tersebut, Ari Dono menyebut ada bermacam alasan. Ada yang mengaku disuruh untuk
mendapatkan upah. “Ada yang memang untuk kebutuhan pribadi. Satu perkara
korporasi yang sudah ditangani sudah pasti ada operatornya,” ungkap lulusan
Akpol 1985 itu.

Baca Juga :  Wah! Teroris KKB Ancam Habisi Orang Jawa di Papua

Selain di Kalimantan
dan Sumatera, karhutla terjadi di Bali, yakni di sekitar kawasan puncak Gunung
Batukaru, Tabanan. Kebakaran terdeteksi sejak Senin (12/8).

Berdasar laporan
Pusdalops BNPB, pukul 06.00 kemarin api berhasil dipadamkan personel gabungan.
Namun, personel di lapangan masih melihat ada bara api di bekas kawasan
terbakar. Pantauan dari tim gabungan, ditemukan dua titik api di dua lokasi
yang berbeda di sekitar puncak gunung.

Plh Kapusdatin dan
Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, hingga saat ini kebakaran di Gunung Sumbing,
Ciremai, dan Batukaru belum bisa dikatakan padam. Hanya kawasan Gunung
Arjuno-Welirang yang sudah dinyatakan padam. “Untuk Batukaru, api sudah tidak
ada. Namun, masih ada bara api yang memungkinkan menyala jika terkena angin.
Saat ini tim gabungan masih di puncak untuk pemadaman secara manual,” ujarnya.

Untuk sementara baru
tiga helikopter water bombing yang disiagakan BNPB di Pulau Jawa. Sisanya
dikerahkan ke Sumatera dan Kalimantan. Meski tidak terdeteksi kebakaran, BNPB
juga menyiagakan satu helikopter di Aceh.

Agus menyatakan, BNPB
berencana menambah kekuatan udara untuk menghadapi ancaman karhutla yang lebih
besar. Sebelumnya 34 unit helikopter telah beroperasi di beberapa wilayah di
Indonesia. Hingga saat ini total helikopter yang mendukung operasi pemadaman
berjumlah 36 unit dengan perincian 28 unit untuk water bombing dan 8 lainnya
untuk patroli.

Untuk pemadaman darat,
total personel gabungan yang terlibat dan tersebar di sejumlah wilayah mencapai
9.072 orang. “BMKG memprediksi kemarau masih akan berlangsung hingga Oktober.
Kondisi ini mendorong sinergi multipihak untuk melakukan penanganan karhutla
yang lebih optimal,” tutur Agus kemarin.

Data dari Lapan per
Selasa (13/8) pukul 16.00 WIB menunjukkan bahwa titik panas dengan tingkat
kepercayaan 30 persen tersebar di 416 titik di seluruh wilayah Indonesia.
Sebaran titik panas terbanyak di Kalteng, yakni 144 titik. Kemudian Kalbar 104
titik dan Riau 56 titik.(jpg)

 

Kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Di Sumatera dan
Kalimantan, titik api masih muncul. Di Jawa, kebakaran di kawasan Gunung
Ciremai dan Sumbing (serta di Batukaru, Bali) juga belum berhasil dipadamkan.

Menurut laporan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), karhutla terjadi setidaknya di enam
provinsi.

Masing-masing Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah
(Kalteng), dan Kalimantan Selatan (Kalsel).

Bahkan, kemarin (13/8)
sempat terdeteksi sebaran kabut asap keluar dari batas wilayah negara atau
biasa dikenal dengan fenomena transboundary haze. Asap dari karhutla di Kalbar
menyeberang hingga ke Serawak, Malaysia.

Plh Kapusdatin dan
Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, berdasar citra Satelit Himawari yang
diunggah ke laman BMKG, asap yang berasal dari karhutla di wilayah Kalimantan
Barat menyeberang hingga Serawak, Malaysia. Berdasar data itu pula, menunjukkan
arah angin di Sumatera dan Kalimatnan pada umumnya dari tenggara ke barat
laut-timur.

BMKG juga melaporkan
bahwa kualitas udara di Riau dan Kalsel berada pada titik sedang dengan
konsentrasi PM10 60 sampai 100. Udara di Kalteng sempat menyentuh angka tidak
sehat dengan indeks PM10 mencapai angka 150-an. Udara di Palangka Raya bahkan
mencatatkan kategori merah alias sangat tidak sehat dengan indeks PM10 mencapai
angka 282,2.

Kemarin Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar bersama Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala BNPB Doni Monardo
meninjau penanganan karhutla di Riau. Menggunakan dua helikopter milik TNI-AU,
rombongan pejabat pemerintah pusat yang didampingi Gubernur Riau Syamsuar itu
menuju Kabupaten Pelalawan. Tepatnya di Kawasan Technopark Kecamatan Langgam.

Di lokasi itu telah
menunggu Bupati Pelalawan M. Harris. Rombongan lantas bergerak menuju lokasi
karhutla di Dusun Bedaguh, Kelurahan Langgam. Meski tidak lagi ditemukan titik
api, kebakaran di lahan gambut tersebut masih mengeluarkan kepulan asap.

Siti Nurbaya
menjelaskan, kebakaran yang terjadi di wilayah Provinsi Riau, khususnya kawasan
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), merupakan yang terparah di wilayah Sumbagut
(Sumatera bagian utara) bagian tengah. “Berdasar laporan pihak Polda Riau serta
Polres Pelalawan, ada seluas 599,75 hektare lahan yang terbakar di Pelalawan,”
ungkapnya.

Baca Juga :  Cegah Covid-19, Travelling Internasional Wajib Patuh Aturan Ini

Dari jumlah tersebut,
230 hektare lahan yang terbakar berada di kawasan TNTN. Di antaranya 100
hektare di Desa Kusuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, dan 132 hektare di Desa
Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui.

“Kami telah
mempersiapkan langkah-langkah penyelesaian kebakaran TNTN dari segala aspek.
Seperti penguasaan lahan oleh berbagai pihak yang akan dilakukan upaya
penegakan hukum,” sambungnya.

Di Riau, lanjut Siti,
ada 29 kasus karhutla yang telah disidik dan dilakukan penetapan tersangka.
Salah satunya merupakan tersangka korporasi, yakni PT Sumber Sawit Sejahtera.
Pihak KLHK kini juga sedang mengumpulkan data-data terkait korporasi yang
diduga lalai dalam menjaga area konsesinya dari karhutla.

“Kami sudah ada record-nya,
ada beberapa. Termasuk yang di Tesso Nilo, sudah ada sebelas kasus yang tengah
diproses. Dan kami telah menginstruksi tim Ditjen Gakkum (KLHK), khususnya di
wilayah Sumatera, untuk turun ke lapangan melakukan observasi,” jelas Siti.
Mantan sekretaris jenderal DPD itu menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah
memberikan peringatan keras terhadap 55 perusahaan di seluruh Indonesia terkait
karhutla.

Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto mengatakan, meski titik api tidak terlalu besar, tim gabungan
tetap berupaya agar kebakaran tidak meluas. “Upaya pemadaman api dengan
menggunakan heli melalui water bombing, kami melihatnya sudah efektif,”
ucapnya.

Tim gabungan akan
terus memantau, terlebih saat masuk kemarau panjang hingga akhir September.
Jika diperlukan, pesawat Hercules akan diturunkan dalam operasi pemadaman.
Selain itu, upaya memodifikasi cuaca menjadi salah satu opsi untuk memadamkan
kebakaran. “Intinya, persiapan Hercules dan modifikasi cuaca ini merupakan
langkah terakhir kita untuk melakukan pemadaman api jika dalam satu pekan
terakhir ini api di Riau tidak padam,” ucap Hadi.

Di Palangka Raya,
Kalteng, Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto bersama Kabaintelkam Komjen Pol
Agung Budi Maryoto memantau karhutla melalui udara. Bukan hanya itu, rombongan
juga meninjau langsung lokasi lahan terbakar di Jalan Adonis Samad yang
berjarak kurang dari 500 meter dari landasan pacu Bandara Tjilik Riwut.

Menjawab Kalteng
Pos
 terkait adanya upaya terorganisasi dalam pembakaran lahan
tersebut, Ari Dono menyebut ada bermacam alasan. Ada yang mengaku disuruh untuk
mendapatkan upah. “Ada yang memang untuk kebutuhan pribadi. Satu perkara
korporasi yang sudah ditangani sudah pasti ada operatornya,” ungkap lulusan
Akpol 1985 itu.

Baca Juga :  Wah! Teroris KKB Ancam Habisi Orang Jawa di Papua

Selain di Kalimantan
dan Sumatera, karhutla terjadi di Bali, yakni di sekitar kawasan puncak Gunung
Batukaru, Tabanan. Kebakaran terdeteksi sejak Senin (12/8).

Berdasar laporan
Pusdalops BNPB, pukul 06.00 kemarin api berhasil dipadamkan personel gabungan.
Namun, personel di lapangan masih melihat ada bara api di bekas kawasan
terbakar. Pantauan dari tim gabungan, ditemukan dua titik api di dua lokasi
yang berbeda di sekitar puncak gunung.

Plh Kapusdatin dan
Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, hingga saat ini kebakaran di Gunung Sumbing,
Ciremai, dan Batukaru belum bisa dikatakan padam. Hanya kawasan Gunung
Arjuno-Welirang yang sudah dinyatakan padam. “Untuk Batukaru, api sudah tidak
ada. Namun, masih ada bara api yang memungkinkan menyala jika terkena angin.
Saat ini tim gabungan masih di puncak untuk pemadaman secara manual,” ujarnya.

Untuk sementara baru
tiga helikopter water bombing yang disiagakan BNPB di Pulau Jawa. Sisanya
dikerahkan ke Sumatera dan Kalimantan. Meski tidak terdeteksi kebakaran, BNPB
juga menyiagakan satu helikopter di Aceh.

Agus menyatakan, BNPB
berencana menambah kekuatan udara untuk menghadapi ancaman karhutla yang lebih
besar. Sebelumnya 34 unit helikopter telah beroperasi di beberapa wilayah di
Indonesia. Hingga saat ini total helikopter yang mendukung operasi pemadaman
berjumlah 36 unit dengan perincian 28 unit untuk water bombing dan 8 lainnya
untuk patroli.

Untuk pemadaman darat,
total personel gabungan yang terlibat dan tersebar di sejumlah wilayah mencapai
9.072 orang. “BMKG memprediksi kemarau masih akan berlangsung hingga Oktober.
Kondisi ini mendorong sinergi multipihak untuk melakukan penanganan karhutla
yang lebih optimal,” tutur Agus kemarin.

Data dari Lapan per
Selasa (13/8) pukul 16.00 WIB menunjukkan bahwa titik panas dengan tingkat
kepercayaan 30 persen tersebar di 416 titik di seluruh wilayah Indonesia.
Sebaran titik panas terbanyak di Kalteng, yakni 144 titik. Kemudian Kalbar 104
titik dan Riau 56 titik.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru