29.6 C
Jakarta
Saturday, July 5, 2025

Rokok Memicu Bau Mulut, Gigi Menguning dan Ompong Lebih Cepat

Bagi sebagian orang, rokok sudah jadi bagian dari gaya hidup: teman ngopi, pelarian stres, hingga simbol kepercayaan diri. Namun, di balik kepulan asapnya, ada risiko kronis yang kerap luput disadari.

Rokok tidak hanya mengancam paru-paru, tetapi juga merusak kesehatan gigi dan mulut secara perlahan. Mulai dari gigi menguning, bau mulut, hingga gigi copot lebih cepat. Itulah risiko nyata bagi para perokok.

“Merokok dapat menyebabkan gigi menjadi kuning akibat adanya zat kimia berbahaya dalam rokok, yaitu nikotin dan tar,” tutur Dosen Fakultas Kedokteran Gigi UM Surabaya Dian Artanty di Surabaya, Senin (30/6).

Dia menerangkan, nikotin dan tar bersifat lengket. Keduanya mudah menempel pada permukaan gigi. Lantas memicu peradangan gusi, mengurangi produksi air liur, hingga penyusutan tulang rahang.

Baca Juga :  Hindari Terpapar Sinar Matahari Langsung dan Perbanyak Minum Air

“Ketika seseorang merokok secara rutin, kedua zat ini akan mengendap di pori-pori enamel gigi. Nikotin akan bereaksi dengan oksigen dan menyebabkan gigi berwarna kuning. Sementara Tar menimbulkan noda coklat,” sambungnya.

Selain warna gigi, rokok bisa menyebabkan produksi liur menurun. Akibatnya, kondisi mulut yang kering akan menciptakan lingkungan asam, sehingga bakteri dapat berkembang biak dengan baik.

“Akumulasi bakteri akan membentuk plak dan karang gigi berwarna kuning kecoklatan yang sulit dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Kebiasaan merokok ini dapat menyebabkan peradangan gusi,” terang dokter Dian.

Jika kondisi ini terus menerus diabaikan para perokok, maka dapat berujung pada gusi berdarah, nyeri saat mengunyah, hingga gigi goyang dan lepas dengan sendirinya alias ompong lebih cepat.

Baca Juga :  Jenis Buah yang Dilarang untuk Dikonsumsi Penderita Diabetes

“Perlu diketahui juga bahwa kebiasaan merokok juga memperlambat proses penyembuhan luka di rongga mulut dan meningkatkan risiko kanker mulut akibat zat karsinogenik,” papar dokter Dian.

Untuk mencegah kerusakan lebih parah, Dian menyarankan berhenti merokok, rajin berkumur air putih, menjaga kebersihan gigi dengan menyikat rutin, serta memeriksakan kesehatan gigi secara berkala ke dokter gigi.

“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan tunggu sampai kerusakan gigi terjadi, segera lakukan tindakan pencegahan,” tukas Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Gigi UM Surabaya ini. (jpc)

Bagi sebagian orang, rokok sudah jadi bagian dari gaya hidup: teman ngopi, pelarian stres, hingga simbol kepercayaan diri. Namun, di balik kepulan asapnya, ada risiko kronis yang kerap luput disadari.

Rokok tidak hanya mengancam paru-paru, tetapi juga merusak kesehatan gigi dan mulut secara perlahan. Mulai dari gigi menguning, bau mulut, hingga gigi copot lebih cepat. Itulah risiko nyata bagi para perokok.

“Merokok dapat menyebabkan gigi menjadi kuning akibat adanya zat kimia berbahaya dalam rokok, yaitu nikotin dan tar,” tutur Dosen Fakultas Kedokteran Gigi UM Surabaya Dian Artanty di Surabaya, Senin (30/6).

Dia menerangkan, nikotin dan tar bersifat lengket. Keduanya mudah menempel pada permukaan gigi. Lantas memicu peradangan gusi, mengurangi produksi air liur, hingga penyusutan tulang rahang.

Baca Juga :  Hindari Terpapar Sinar Matahari Langsung dan Perbanyak Minum Air

“Ketika seseorang merokok secara rutin, kedua zat ini akan mengendap di pori-pori enamel gigi. Nikotin akan bereaksi dengan oksigen dan menyebabkan gigi berwarna kuning. Sementara Tar menimbulkan noda coklat,” sambungnya.

Selain warna gigi, rokok bisa menyebabkan produksi liur menurun. Akibatnya, kondisi mulut yang kering akan menciptakan lingkungan asam, sehingga bakteri dapat berkembang biak dengan baik.

“Akumulasi bakteri akan membentuk plak dan karang gigi berwarna kuning kecoklatan yang sulit dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Kebiasaan merokok ini dapat menyebabkan peradangan gusi,” terang dokter Dian.

Jika kondisi ini terus menerus diabaikan para perokok, maka dapat berujung pada gusi berdarah, nyeri saat mengunyah, hingga gigi goyang dan lepas dengan sendirinya alias ompong lebih cepat.

Baca Juga :  Jenis Buah yang Dilarang untuk Dikonsumsi Penderita Diabetes

“Perlu diketahui juga bahwa kebiasaan merokok juga memperlambat proses penyembuhan luka di rongga mulut dan meningkatkan risiko kanker mulut akibat zat karsinogenik,” papar dokter Dian.

Untuk mencegah kerusakan lebih parah, Dian menyarankan berhenti merokok, rajin berkumur air putih, menjaga kebersihan gigi dengan menyikat rutin, serta memeriksakan kesehatan gigi secara berkala ke dokter gigi.

“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan tunggu sampai kerusakan gigi terjadi, segera lakukan tindakan pencegahan,” tukas Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Gigi UM Surabaya ini. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru