28.8 C
Jakarta
Friday, June 27, 2025

Bukan Lagi Sekadar Tempat Gadai, Tapi Penopang Harapan Usaha Kecil

Ketika Pegadaian Jadi Solusi UMKM Palangka Raya Naik Kelas

Di sebuah sudut kecil Jalan Seth Adji, Palangka Raya, suara gunting berpadu dengan obrolan ringan pelanggan terdengar akrab dari sebuah kios pangkas rambut. Tempatnya tidak luas, tapi nyaman. Ber-AC, bersih, dan tampak tertata. Siapa sangka, sembilan bulan pertama usaha ini berdiri sejak tahun 2022, hanya beroperasi dengan alat seadanya dan tanpa fasilitas memadai.

Muhammad Hafidz, Palangka Raya.

Muhammad Reza Fahlepi, 29 tahun, pemilik usaha Barber Latif and Son itu masih mengingat masa awal merintis usahanya. “Waktu itu belum ada AC, belum direnovasi, modal terbatas. Tapi saya punya niat untuk maju,” kenangnya.

Namun, niat saja tak cukup. Dibutuhkan suntikan modal agar mimpi itu tumbuh. Jalan terang datang saat seorang pelanggan yang juga agen Pegadaian menawarkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Reza memberanikan diri mencoba.

“Saya ajukan Rp10 juta, prosesnya cepat, cuma dua minggu cair. Langsung saya pakai buat renovasi dan beli fasilitas tambahan,” katanya.

Dampaknya terasa nyata. Pendapatan bulanannya naik drastis, dari hanya Rp3–4 juta menjadi minimal Rp7 juta, bahkan tembus Rp10 juta di bulan-bulan ramai.

“Yang saya suka, cicilannya ringan, bunganya juga rendah. Jadi nggak bikin takut. Kita bisa fokus ke usaha,” ujar Reza, tersenyum.

Menjadi Harapan, Bukan Sekadar Alternatif

Dengan skema ringan, bunga rendah, dan proses cepat, KUR Pegadaian menjadi angin segar bagi pelaku UMKM di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Seperti halnya Reza, banyak pelaku usaha kini mulai melihat Pegadaian bukan lagi hanya sebagai tempat gadai barang, tapi juga tempat menggantung harapan demi masa depan usaha yang lebih cerah.

“Jujur, waktu awal buka usaha, saya tidak ingin usaha saya stagnan. Saya berkepikiran ingin mengembangkan agar lebih baik lagi usahanya. Untung ada Pegadaian,” ucap Reza.

Kini, ia menjadi bukti hidup bahwa dengan semangat dan dukungan yang tepat, usaha kecil bisa tumbuh besar tanpa harus terbebani utang yang menyiksa. Pegadaian, benar-benar hadir sebagai solusi finansial – mengatasi masalah, tanpa masalah.

Transformasi Digital Pegadaian: Layanan Keuangan dalam Genggaman

Tak hanya berkembang secara layanan, Pegadaian kini juga mencetak rekor pertumbuhan tertinggi nasional. PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng), di bawah naungan Kantor Wilayah (Kanwil) IV Balikpapan, kembali membuktikan performa unggulnya dengan mencetak pertumbuhan kinerja tertinggi se-Indonesia hingga pertengahan Juni 2025. Capaian luar biasa ini menjadikan Area Banjarmasin sebagai salah satu pilar kekuatan Pegadaian nasional saat ini.

Beberapa pencapaian utama yang diraih antara lain,Pertumbuhan Outstanding Loan (OSL) tertinggi secara nasional sebesar 35%, dengan total nilai Outstanding Loan mencapai Rp 1,48 Triliun, Pertumbuhan Year-on-Year (YoY) tertinggi se-Indonesia sebesar 53%,

Pertumbuhan bisnis emas Year-to-Date (YtD) tertinggi nasional, melebihi 300%, dengan nilai OSL Cicil emas mencapai Rp 147 miliar.

Kinerja luar biasa dari Area Kalselteng ini turut mendorong PT Pegadaian Kanwil IV Balikpapan mencatatkan outstanding total sebesar Rp7,8 triliun, menjadikan wilayah ini sebagai peringkat kedua nasional dalam pencapaian pertumbuhan tertinggi Tahun 2025.

Baca Juga :  Ketika Pebisnis Mendikte Kebijakan

Deputy Bisnis Area Kalselteng Anwar Yusuf mengatakan, kinerja ini adalah hasil kerja keras tim serta kepercayaan nasabah, “Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Kalimantan Selatan dan Tengah. Pencapaian ini menunjukkan bahwa Pegadaian tidak hanya relevan, tetapi terus tumbuh dan dipercaya sebagai mitra keuangan yang andal,”katanya.

Lebih dari sekadar lembaga gadai, Pegadaian kini telah berkembang menjadi institusi keuangan dengan layanan komprehensif, termasuk pembiayaan mikro seperti Investasi Emas, Tabungan Emas dan Deposito Emas. Serta Transaksi digital melalui aplikasi Pegadaian Digital dan beberapa Channel seperti Agen.

Masyarakat kini dapat menikmati kemudahan transaksi cukup dari genggaman tangan, sekaligus memperoleh akses ke layanan keuangan syariah maupun konvensional yang terpercaya.

“Transformasi digital dan inovasi layanan menjadi kunci kami. Pegadaian hadir tidak hanya untuk mengatasi masalah keuangan, tapi juga membantu masyarakat merencanakan masa depan secara bijak,” tutup Anwar.

Kepala Cabang Pegadaian Palangka Raya Hermin Pongtuluran

Pegadaian Dukung Perekonomian Masyarakat Kecil

Kepala Cabang Pegadaian Palangka Raya Hermin Pongtuluran mengungkapkan, Pegadaian kini aktif menyalurkan KUR hingga batas maksimal Rp10 juta.

“Mayoritas nasabah kita dari kalangan menengah ke bawah. Jadi kami sesuaikan skema pinjaman agar bisa menjangkau mereka yang benar-benar butuh untuk usaha,” jelasnya.

Hermin menambahkan, selain KUR, Pegadaian juga menyediakan program Kredit Usaha Pegadaian Sejahtera (KUPEDES)  dengan plafon lebih besar hingga Rp100 juta, dengan agunan berupa BPKB kendaraan. Namun untuk KUR, agunan cukup berupa legalitas usaha dan domisili yang jelas.

“Selama usahanya sudah jalan dan menetap setidaknya satu tahun, seperti penjual bakso keliling yang punya lokasi tetap, sudah bisa mengakses KUR,” katanya.

Hermin juga menjelaskan mengenai produk KUPEDES, yang ternyata memiliki plafon pinjaman cukup besar. “Untuk KUPEDES sendiri, masyarakat bisa mengakses pembiayaan hingga Rp500 juta,,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan antusiasme masyarakat terhadap produk-produk inovatif Pegadaian terus meningkat. Salah satunya terlihat dari keberhasilan capaian produk Deposito Emas yang baru diluncurkan pada Maret 2025 lalu.

“Deposito Emas ini baru kami luncurkan di bulan Maret 2025. Awalnya, kami ditargetkan hanya 1 kilogram, namun ternyata masyarakat sangat antusias. Dalam waktu dua bulan saja, target tersebut sudah tercapai,” imbuhnya.

Ia menegaskan, agar tidak terjadi kekeliruan, produk emas sebanyak 10 kilogram yang beredar bukanlah dalam bentuk deposito, melainkan cicilan emas.

Pada tahun 2024 lalu, total penyaluran KUR oleh Pegadaian di wilayah ini tercatat mencapai sekitar Rp2 miliar. Untuk tahun 2025, Pegadaian Palangka Raya menargetkan sekitar Rp 4 milliar untuk penyaluran KUR.

Penyaluran Kredit UMKM oleh perbankan di Provinsi Kalteng mencapai puncaknya pada bulan Desember 2024. Berdasarkan data dari buku Provinsi Kalteng dalam angka 2025 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, total kredit UMKM yang disalurkan pada bulan tersebut tercatat sebesar Rp17,987 triliun, tertinggi sepanjang tahun berjalan.

Dari angka tersebut, Kota Palangka Raya menyumbang kontribusi terbesar dengan nilai kredit sebesar Rp5,382 triliun, melampaui wilayah lainnya. Angka ini menunjukkan peran dominan ibu kota provinsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan aktivitas usaha, khususnya di sektor UMKM.

Baca Juga :  Puasa dalam Kehamilan

Sekretaris Komisi II DPRD Kalteng Junaidi mendorong, pemerintah daerah di semua tingkatan untuk lebih serius mengembangkan sektor ekonomi kreatif sebagai solusi penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka pengangguran di Bumi Tambun Bungai.

“Pengembangan ekonomi kreatif merupakan solusi efektif untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat Kalimantan Tengah,” ujarnya.

Anggota DPRD Kalteng Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas ini menilai, sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam memperkuat fondasi ekonomi lokal serta mendorong inovasi dan kemandirian pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dukungan Pemerintah: UMKM Siap Naik Kelas

Langkah Pegadaian ini berjalan beriringan dengan dukungan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya. Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi UKM Dan Perindustrian Kota Palangka Raya Hadriansyah mengungkapkan hingga saat ini tercatat sebanyak 28.798 UMKM yang ada di Palangka Raya.

”Dari 28798 UMKM, ada 20.442 usaha mikro, 8.020 usaha kecil, dan usaha menengah 336,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, berbagai program telah dijalankan pemerintah untuk mendorong pelaku UMKM agar dapat naik kelas dan lebih berdaya saing. Diantaranya mulai dari bantuan peralatan, pelatihan, hingga pendampingan usaha.

“Kita ada memberikan bantuan peralatan, dan juga melaksanakan berbagai pelatihan bagi pelaku UMKM. Pelatihannya juga beragam, seperti pelatihan olahan berbasis ikan, manajemen pemasaran, hingga manajemen keuangan,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Pemko juga telah menyalurkan bantuan permodalan senilai Rp2,5 juta kepada masing-masing dari 1.000 pelaku UMKM. “Luar biasa perhatian pemerintah ini. Tujuannya jelas, agar UMKM kita bisa naik kelas,” kata Hadriansyah.

Ia menambahkan, selain dukungan modal dan pelatihan, Disperindag juga memberikan pendampingan yang menyasar aspek legalitas usaha. “Kita bantu sertifikasi halal, hak kekayaan intelektual, dan hak merek. Karena untuk naik kelas itu bukan hanya soal modal, tapi juga dari berbagai aspek lainnya,” tegasnya.

Sebagai langkah memperluas jangkauan pasar, Disperindag juga akan menjalin kolaborasi dengan Telkomsel. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemasaran digital yang semakin penting di era saat ini.

“Sekarang jamannya sudah online. Jadi pelaku usaha bukan hanya harus punya outlet offline, tapi juga harus aktif secara online. Kita akan bekerja sama dengan Telkomsel untuk pelatihan pemasaran digital, termasuk pendampingan penggunaan aplikasi hingga mekanisme pembayaran,” jelasnya.

Kisah sukses Reza ini membuktikan bahwa dengan semangat, inovasi, dan dukungan yang tepat, UMKM bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Pegadaian, pemerintah, dan sektor swasta harus terus bersinergi agar semakin banyak UMKM yang naik kelas, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi nasional.

Transformasi usaha kecil di Palangka Raya adalah gambaran nyata bahwa perubahan adalah keniscayaan, dan setiap pelaku usaha punya peluang untuk sukses, asalkan didukung ekosistem yang tepat. (hfz)

Di sebuah sudut kecil Jalan Seth Adji, Palangka Raya, suara gunting berpadu dengan obrolan ringan pelanggan terdengar akrab dari sebuah kios pangkas rambut. Tempatnya tidak luas, tapi nyaman. Ber-AC, bersih, dan tampak tertata. Siapa sangka, sembilan bulan pertama usaha ini berdiri sejak tahun 2022, hanya beroperasi dengan alat seadanya dan tanpa fasilitas memadai.

Muhammad Hafidz, Palangka Raya.

Muhammad Reza Fahlepi, 29 tahun, pemilik usaha Barber Latif and Son itu masih mengingat masa awal merintis usahanya. “Waktu itu belum ada AC, belum direnovasi, modal terbatas. Tapi saya punya niat untuk maju,” kenangnya.

Namun, niat saja tak cukup. Dibutuhkan suntikan modal agar mimpi itu tumbuh. Jalan terang datang saat seorang pelanggan yang juga agen Pegadaian menawarkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Reza memberanikan diri mencoba.

“Saya ajukan Rp10 juta, prosesnya cepat, cuma dua minggu cair. Langsung saya pakai buat renovasi dan beli fasilitas tambahan,” katanya.

Dampaknya terasa nyata. Pendapatan bulanannya naik drastis, dari hanya Rp3–4 juta menjadi minimal Rp7 juta, bahkan tembus Rp10 juta di bulan-bulan ramai.

“Yang saya suka, cicilannya ringan, bunganya juga rendah. Jadi nggak bikin takut. Kita bisa fokus ke usaha,” ujar Reza, tersenyum.

Menjadi Harapan, Bukan Sekadar Alternatif

Dengan skema ringan, bunga rendah, dan proses cepat, KUR Pegadaian menjadi angin segar bagi pelaku UMKM di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Seperti halnya Reza, banyak pelaku usaha kini mulai melihat Pegadaian bukan lagi hanya sebagai tempat gadai barang, tapi juga tempat menggantung harapan demi masa depan usaha yang lebih cerah.

“Jujur, waktu awal buka usaha, saya tidak ingin usaha saya stagnan. Saya berkepikiran ingin mengembangkan agar lebih baik lagi usahanya. Untung ada Pegadaian,” ucap Reza.

Kini, ia menjadi bukti hidup bahwa dengan semangat dan dukungan yang tepat, usaha kecil bisa tumbuh besar tanpa harus terbebani utang yang menyiksa. Pegadaian, benar-benar hadir sebagai solusi finansial – mengatasi masalah, tanpa masalah.

Transformasi Digital Pegadaian: Layanan Keuangan dalam Genggaman

Tak hanya berkembang secara layanan, Pegadaian kini juga mencetak rekor pertumbuhan tertinggi nasional. PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng), di bawah naungan Kantor Wilayah (Kanwil) IV Balikpapan, kembali membuktikan performa unggulnya dengan mencetak pertumbuhan kinerja tertinggi se-Indonesia hingga pertengahan Juni 2025. Capaian luar biasa ini menjadikan Area Banjarmasin sebagai salah satu pilar kekuatan Pegadaian nasional saat ini.

Beberapa pencapaian utama yang diraih antara lain,Pertumbuhan Outstanding Loan (OSL) tertinggi secara nasional sebesar 35%, dengan total nilai Outstanding Loan mencapai Rp 1,48 Triliun, Pertumbuhan Year-on-Year (YoY) tertinggi se-Indonesia sebesar 53%,

Pertumbuhan bisnis emas Year-to-Date (YtD) tertinggi nasional, melebihi 300%, dengan nilai OSL Cicil emas mencapai Rp 147 miliar.

Kinerja luar biasa dari Area Kalselteng ini turut mendorong PT Pegadaian Kanwil IV Balikpapan mencatatkan outstanding total sebesar Rp7,8 triliun, menjadikan wilayah ini sebagai peringkat kedua nasional dalam pencapaian pertumbuhan tertinggi Tahun 2025.

Baca Juga :  Ketika Pebisnis Mendikte Kebijakan

Deputy Bisnis Area Kalselteng Anwar Yusuf mengatakan, kinerja ini adalah hasil kerja keras tim serta kepercayaan nasabah, “Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Kalimantan Selatan dan Tengah. Pencapaian ini menunjukkan bahwa Pegadaian tidak hanya relevan, tetapi terus tumbuh dan dipercaya sebagai mitra keuangan yang andal,”katanya.

Lebih dari sekadar lembaga gadai, Pegadaian kini telah berkembang menjadi institusi keuangan dengan layanan komprehensif, termasuk pembiayaan mikro seperti Investasi Emas, Tabungan Emas dan Deposito Emas. Serta Transaksi digital melalui aplikasi Pegadaian Digital dan beberapa Channel seperti Agen.

Masyarakat kini dapat menikmati kemudahan transaksi cukup dari genggaman tangan, sekaligus memperoleh akses ke layanan keuangan syariah maupun konvensional yang terpercaya.

“Transformasi digital dan inovasi layanan menjadi kunci kami. Pegadaian hadir tidak hanya untuk mengatasi masalah keuangan, tapi juga membantu masyarakat merencanakan masa depan secara bijak,” tutup Anwar.

Kepala Cabang Pegadaian Palangka Raya Hermin Pongtuluran

Pegadaian Dukung Perekonomian Masyarakat Kecil

Kepala Cabang Pegadaian Palangka Raya Hermin Pongtuluran mengungkapkan, Pegadaian kini aktif menyalurkan KUR hingga batas maksimal Rp10 juta.

“Mayoritas nasabah kita dari kalangan menengah ke bawah. Jadi kami sesuaikan skema pinjaman agar bisa menjangkau mereka yang benar-benar butuh untuk usaha,” jelasnya.

Hermin menambahkan, selain KUR, Pegadaian juga menyediakan program Kredit Usaha Pegadaian Sejahtera (KUPEDES)  dengan plafon lebih besar hingga Rp100 juta, dengan agunan berupa BPKB kendaraan. Namun untuk KUR, agunan cukup berupa legalitas usaha dan domisili yang jelas.

“Selama usahanya sudah jalan dan menetap setidaknya satu tahun, seperti penjual bakso keliling yang punya lokasi tetap, sudah bisa mengakses KUR,” katanya.

Hermin juga menjelaskan mengenai produk KUPEDES, yang ternyata memiliki plafon pinjaman cukup besar. “Untuk KUPEDES sendiri, masyarakat bisa mengakses pembiayaan hingga Rp500 juta,,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan antusiasme masyarakat terhadap produk-produk inovatif Pegadaian terus meningkat. Salah satunya terlihat dari keberhasilan capaian produk Deposito Emas yang baru diluncurkan pada Maret 2025 lalu.

“Deposito Emas ini baru kami luncurkan di bulan Maret 2025. Awalnya, kami ditargetkan hanya 1 kilogram, namun ternyata masyarakat sangat antusias. Dalam waktu dua bulan saja, target tersebut sudah tercapai,” imbuhnya.

Ia menegaskan, agar tidak terjadi kekeliruan, produk emas sebanyak 10 kilogram yang beredar bukanlah dalam bentuk deposito, melainkan cicilan emas.

Pada tahun 2024 lalu, total penyaluran KUR oleh Pegadaian di wilayah ini tercatat mencapai sekitar Rp2 miliar. Untuk tahun 2025, Pegadaian Palangka Raya menargetkan sekitar Rp 4 milliar untuk penyaluran KUR.

Penyaluran Kredit UMKM oleh perbankan di Provinsi Kalteng mencapai puncaknya pada bulan Desember 2024. Berdasarkan data dari buku Provinsi Kalteng dalam angka 2025 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, total kredit UMKM yang disalurkan pada bulan tersebut tercatat sebesar Rp17,987 triliun, tertinggi sepanjang tahun berjalan.

Dari angka tersebut, Kota Palangka Raya menyumbang kontribusi terbesar dengan nilai kredit sebesar Rp5,382 triliun, melampaui wilayah lainnya. Angka ini menunjukkan peran dominan ibu kota provinsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan aktivitas usaha, khususnya di sektor UMKM.

Baca Juga :  Puasa dalam Kehamilan

Sekretaris Komisi II DPRD Kalteng Junaidi mendorong, pemerintah daerah di semua tingkatan untuk lebih serius mengembangkan sektor ekonomi kreatif sebagai solusi penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka pengangguran di Bumi Tambun Bungai.

“Pengembangan ekonomi kreatif merupakan solusi efektif untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat Kalimantan Tengah,” ujarnya.

Anggota DPRD Kalteng Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas ini menilai, sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam memperkuat fondasi ekonomi lokal serta mendorong inovasi dan kemandirian pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dukungan Pemerintah: UMKM Siap Naik Kelas

Langkah Pegadaian ini berjalan beriringan dengan dukungan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya. Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi UKM Dan Perindustrian Kota Palangka Raya Hadriansyah mengungkapkan hingga saat ini tercatat sebanyak 28.798 UMKM yang ada di Palangka Raya.

”Dari 28798 UMKM, ada 20.442 usaha mikro, 8.020 usaha kecil, dan usaha menengah 336,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, berbagai program telah dijalankan pemerintah untuk mendorong pelaku UMKM agar dapat naik kelas dan lebih berdaya saing. Diantaranya mulai dari bantuan peralatan, pelatihan, hingga pendampingan usaha.

“Kita ada memberikan bantuan peralatan, dan juga melaksanakan berbagai pelatihan bagi pelaku UMKM. Pelatihannya juga beragam, seperti pelatihan olahan berbasis ikan, manajemen pemasaran, hingga manajemen keuangan,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Pemko juga telah menyalurkan bantuan permodalan senilai Rp2,5 juta kepada masing-masing dari 1.000 pelaku UMKM. “Luar biasa perhatian pemerintah ini. Tujuannya jelas, agar UMKM kita bisa naik kelas,” kata Hadriansyah.

Ia menambahkan, selain dukungan modal dan pelatihan, Disperindag juga memberikan pendampingan yang menyasar aspek legalitas usaha. “Kita bantu sertifikasi halal, hak kekayaan intelektual, dan hak merek. Karena untuk naik kelas itu bukan hanya soal modal, tapi juga dari berbagai aspek lainnya,” tegasnya.

Sebagai langkah memperluas jangkauan pasar, Disperindag juga akan menjalin kolaborasi dengan Telkomsel. Hal ini dilakukan untuk mendukung pemasaran digital yang semakin penting di era saat ini.

“Sekarang jamannya sudah online. Jadi pelaku usaha bukan hanya harus punya outlet offline, tapi juga harus aktif secara online. Kita akan bekerja sama dengan Telkomsel untuk pelatihan pemasaran digital, termasuk pendampingan penggunaan aplikasi hingga mekanisme pembayaran,” jelasnya.

Kisah sukses Reza ini membuktikan bahwa dengan semangat, inovasi, dan dukungan yang tepat, UMKM bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Pegadaian, pemerintah, dan sektor swasta harus terus bersinergi agar semakin banyak UMKM yang naik kelas, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi nasional.

Transformasi usaha kecil di Palangka Raya adalah gambaran nyata bahwa perubahan adalah keniscayaan, dan setiap pelaku usaha punya peluang untuk sukses, asalkan didukung ekosistem yang tepat. (hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/