25.2 C
Jakarta
Wednesday, June 18, 2025

Mengabdi Lewat Layanan, Melayani dengan Inovasi

PROKALTENG.CO – Di Kota Palangka Raya, pelayanan bukan sekadar kewajiban. Ia menjadi ruh pengabdian. Pagi itu, suasana di ruang rapat Pemerintah Kota Palangka Raya terasa berbeda.

Ada kehangatan yang mengalir dalam percakapan antara Sekretaris Daerah Kota, Arbert Tombak, dan jajaran BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya. Bukan karena banyak basa-basi, tapi karena yang dibicarakan menyentuh langsung denyut nadi masyarakat yakni kesehatan.

“Semua yang kami lakukan ini untuk warga,” ujar Arbert, Senin (16/6/2025).

Suaranya tenang, tapi ada ketegasan yang tidak bisa disembunyikan. Ia tidak sedang menyampaikan pidato, tapi lebih seperti seorang ayah yang ingin anak-anaknya hidup lebih baik.

Ia mendengar baik-baik masukan dari BPJS. Tentang harapan warga. Tentang laporan dari lapangan. Tentang keluhan dan pujian. Semua dirangkumnya sebagai bahan bakar untuk memperbaiki sistem.

“Kami terus berbenah.Agar layanan yang diterima masyarakat tidak hanya layak, tapi memuaskan,” katanya.

Baca Juga :  Turunkan Stunting, Dinkes Palangkaraya Lakukan Intervensi Spesifik

Arbert menyinggung RSUD Kota Palangka Raya. Rumah sakit ini bukan lagi tempat orang datang ketika sakit saja. Ia menjadi bukti bahwa inovasi bisa menyelamatkan. Salah satunya, layanan pengantaran obat lewat Grab.

“Inovasi kecil, tapi dampaknya besar,” kata Arbert.

Pendaftaran pasien pun sudah bisa dilakukan secara online. Praktis. Cepat. Tidak lagi antre berjam-jam.

Yang menarik, perbaikan ini tidak berhenti di rumah sakit. Ia menyebar ke puskesmas-puskesmas. Pelan tapi pasti, Palangka Raya sedang menyusun sistem layanan kesehatan yang terpadu. Tidak ada lagi warga yang merasa asing atau tersisih.

Sementara itu, dari sisi BPJS Kesehatan, Kepala Cabang Palangka Raya Hindro Kusumo membawa catatan penting. Ia tidak datang dengan pujian, melainkan harapan. Harapan yang lahir dari mulut masyarakat sendiri. Harapan yang disarikan menjadi tiga kata yakni mudah, cepat dan setara.

Baca Juga :  Berbelanja dengan Bijak dan Tidak Melakukan Pembelian Berlebihan

Mudah diakses. Cepat dilayani. Dan yang paling penting, setara dalam perlakuan. Tidak ada diskriminasi antara peserta JKN dan pasien umum.

“Inilah prinsip kami,” tegas Hindro.

Ia menjelaskan panjang lebar tentang proses sebelum BPJS menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan. Ada kredensialing. Ada janji layanan. Ada tanggung jawab moral. Semua dilakukan agar rumah sakit tidak hanya jadi tempat berobat, tapi juga tempat pelayanan terbaik.

Rapat koordinasi itu bukan sekadar seremonial. Ia adalah simbol keseriusan. Keseriusan untuk mengabdi. Untuk melayani dengan hati.

Di tengah dunia yang semakin dingin oleh birokrasi, Palangka Raya mencoba hal yang berbeda. Memanusiakan pelayanan. Sebuah pengabdian yang diam-diam berjalan. Tanpa banyak teriakan. Tapi menyentuh begitu dalam. (pri)

PROKALTENG.CO – Di Kota Palangka Raya, pelayanan bukan sekadar kewajiban. Ia menjadi ruh pengabdian. Pagi itu, suasana di ruang rapat Pemerintah Kota Palangka Raya terasa berbeda.

Ada kehangatan yang mengalir dalam percakapan antara Sekretaris Daerah Kota, Arbert Tombak, dan jajaran BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya. Bukan karena banyak basa-basi, tapi karena yang dibicarakan menyentuh langsung denyut nadi masyarakat yakni kesehatan.

“Semua yang kami lakukan ini untuk warga,” ujar Arbert, Senin (16/6/2025).

Suaranya tenang, tapi ada ketegasan yang tidak bisa disembunyikan. Ia tidak sedang menyampaikan pidato, tapi lebih seperti seorang ayah yang ingin anak-anaknya hidup lebih baik.

Ia mendengar baik-baik masukan dari BPJS. Tentang harapan warga. Tentang laporan dari lapangan. Tentang keluhan dan pujian. Semua dirangkumnya sebagai bahan bakar untuk memperbaiki sistem.

“Kami terus berbenah.Agar layanan yang diterima masyarakat tidak hanya layak, tapi memuaskan,” katanya.

Baca Juga :  Turunkan Stunting, Dinkes Palangkaraya Lakukan Intervensi Spesifik

Arbert menyinggung RSUD Kota Palangka Raya. Rumah sakit ini bukan lagi tempat orang datang ketika sakit saja. Ia menjadi bukti bahwa inovasi bisa menyelamatkan. Salah satunya, layanan pengantaran obat lewat Grab.

“Inovasi kecil, tapi dampaknya besar,” kata Arbert.

Pendaftaran pasien pun sudah bisa dilakukan secara online. Praktis. Cepat. Tidak lagi antre berjam-jam.

Yang menarik, perbaikan ini tidak berhenti di rumah sakit. Ia menyebar ke puskesmas-puskesmas. Pelan tapi pasti, Palangka Raya sedang menyusun sistem layanan kesehatan yang terpadu. Tidak ada lagi warga yang merasa asing atau tersisih.

Sementara itu, dari sisi BPJS Kesehatan, Kepala Cabang Palangka Raya Hindro Kusumo membawa catatan penting. Ia tidak datang dengan pujian, melainkan harapan. Harapan yang lahir dari mulut masyarakat sendiri. Harapan yang disarikan menjadi tiga kata yakni mudah, cepat dan setara.

Baca Juga :  Berbelanja dengan Bijak dan Tidak Melakukan Pembelian Berlebihan

Mudah diakses. Cepat dilayani. Dan yang paling penting, setara dalam perlakuan. Tidak ada diskriminasi antara peserta JKN dan pasien umum.

“Inilah prinsip kami,” tegas Hindro.

Ia menjelaskan panjang lebar tentang proses sebelum BPJS menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan. Ada kredensialing. Ada janji layanan. Ada tanggung jawab moral. Semua dilakukan agar rumah sakit tidak hanya jadi tempat berobat, tapi juga tempat pelayanan terbaik.

Rapat koordinasi itu bukan sekadar seremonial. Ia adalah simbol keseriusan. Keseriusan untuk mengabdi. Untuk melayani dengan hati.

Di tengah dunia yang semakin dingin oleh birokrasi, Palangka Raya mencoba hal yang berbeda. Memanusiakan pelayanan. Sebuah pengabdian yang diam-diam berjalan. Tanpa banyak teriakan. Tapi menyentuh begitu dalam. (pri)

Terpopuler

Artikel Terbaru