29.4 C
Jakarta
Wednesday, May 28, 2025

Sifat dari Orang yang Jarang Posting Foto Mereka di Media Sosial, Bikin Kagum

Di zaman ketika setiap momen bisa berubah jadi konten, ada sekelompok orang yang justru memilih jalur sebaliknya. Mereka punya media sosial, tapi feed-nya kosong atau paling cuma berisi hal-hal random.

Jarang bahkan hampir nggak pernah mereka unggah foto diri sendiri. Bukan karena nggak percaya diri, tapi karena mereka punya cara pandang yang beda soal berbagi dan eksistensi.

Meski bisa dibilang beda sendiri, dilansir dari Geediting ada banyak sifat dari mereka yang diam-diam bikin kagum.

  1. Privasi yang utama, sorotan nomor sekian

Yang satu ini mungkin sifat yang paling kelihatan. Orang yang jarang posting foto diri biasanya nggak haus sorotan. Bukan berarti mereka antisosial atau nggak suka diperhatikan, tapi mereka tahu batasan.

Mereka mengerti mana hal yang pantas dibagi ke publik dan mana yang cukup disimpan untuk diri sendiri. Bagi mereka, hidup bukan soal tampil, tapi soal menjalani.

Orang seperti ini lebih sering memakai media sosial mereka untuk mengobrol dengan teman, cari info, atau sekadar mengikuti akun yang sesuai minat mereka.

  1. Mereka percaya diri, nggak perlu validasi

Banyak yang salah mengira, kalau orang yang nggak pernah posting wajah sendiri itu minder. Padahal seringnya justru kebalikannya. Mereka merasa cukup dengan diri mereka.

Percaya diri mereka lebih bersifat tenang dan nggak berisik. Mereka nggak butuh likes atau komentar buat merasa berharga.

Mereka juga nggak merasa perlu meyakinkan dunia bahwa mereka keren, cantik, atau sukses. Kepercayaan diri mereka tumbuh dari dalam, bukan dari validasi luar.

  1. Ahlinya menikmati momen
Baca Juga :  Ciri Mengejutkan Orang yang Narsis di Media Sosial, Apa Saja?

Kamu pasti pernah lihat: orang yang sibuk ambil foto di konser sampai lupa menikmati musiknya. Nah, orang yang jarang posting biasanya beda. Mereka lebih sibuk tertawa, ngobrol, atau sekadar menikmati suasana.

Fokus mereka ada di momen itu sendiri, bukan bagaimana momen itu kelihatan di kamera. Mereka hadir sepenuhnya. Dan justru karena itu, mereka sering punya koneksi yang lebih tulus, kenangan yang lebih berkesan, dan rasa bahagia yang lebih nyata.

  1. Posting dengan selektif, bukan impulsif

Kalau mereka akhirnya posting sesuatu, biasanya ada maknanya. Bisa jadi kutipan yang menyentuh, foto pemandangan yang bikin hati tenang, atau cerita yang mereka rasa penting buat dibagi.

Mereka nggak posting untuk pamer hal-hal nggak penting. Mereka posting buat berbagi sesuatu yang benar-benar mereka rasakan.

Setiap unggahan terasa lebih tulus dan jujur. Hubungan mereka dengan media sosial bukan buat tampil, tapi bikin terhubung dengan cara mereka sendiri.

  1. Lebih nyaman membangun koneksi di dunia nyata

Banyak orang merasa perlu menunjukkan hubungan mereka di media sosial dengan caption manis, foto mesra, atau perayaan-perayaan kecil. Tapi orang yang jarang posting justru nyaman menyimpannya untuk diri mereka sendiri.

Bukan berarti mereka nggak bahagia. Justru karena bahagia, mereka nggak merasa perlu membuktikannya ke luar. Hubungan mereka lebih fokus ke realita, bukan representasi.

Baca Juga :  Beberapa Alasan Orang Tidak Berhenti Bermain Media Sosial

Kamu nggak akan melihat banyak selfie pasangan di akun mereka, tapi hubungan mereka mungkin jauh lebih solid dari yang tampak.

  1. Nggak hidup buat mengesankan orang lain

Media sosial bisa bikin kita merasa harus selalu tampil “oke.” Harus bahagia, harus produktif, harus sukses. Tekanan itu nyata. Tapi orang yang jarang posting biasanya sudah melepas tuntutan itu.

Mereka nggak hidup untuk bikin orang lain terkesan. Nggak pusing mengatur angle, lighting, atau caption. Mereka jalani hidup sesuai versi mereka sendiri. Bukan berarti mereka bebas dari keraguan atau tekanan, tapi mereka udah milih buat nggak ngasih kuasa terlalu besar ke opini luar.

  1. Lebih suka keaslian daripada kesempurnaan palsu

Di era filter dan editan, keaslian bisa jadi sesuatu yang langka. Orang yang jarang posting wajah mereka seringkali lebih menghargai apa yang nyata.  Mereka suka obrolan yang jujur, cerita yang nggak dipoles, dan orang-orang yang berani jadi diri sendiri. Buat mereka, keindahan ada di ketidaksempurnaan.

Orang seperti ini tahu bahwa foto bagus belum tentu mencerminkan kenyataan. Justru karena itu, mereka lebih tertarik sama sisi manusia yang raw, apa adanya, dan kadang sedikit berantakan.

Orang-orang yang memilih untuk nggak selalu muncul di timeline punya cara pandang yang menarik. Mereka hidup di dunia yang sama, tapi memilih untuk menjalaninya dengan ritme yang lebih lambat, lebih dalam, dan lebih jujur.(jpc)

Di zaman ketika setiap momen bisa berubah jadi konten, ada sekelompok orang yang justru memilih jalur sebaliknya. Mereka punya media sosial, tapi feed-nya kosong atau paling cuma berisi hal-hal random.

Jarang bahkan hampir nggak pernah mereka unggah foto diri sendiri. Bukan karena nggak percaya diri, tapi karena mereka punya cara pandang yang beda soal berbagi dan eksistensi.

Meski bisa dibilang beda sendiri, dilansir dari Geediting ada banyak sifat dari mereka yang diam-diam bikin kagum.

  1. Privasi yang utama, sorotan nomor sekian

Yang satu ini mungkin sifat yang paling kelihatan. Orang yang jarang posting foto diri biasanya nggak haus sorotan. Bukan berarti mereka antisosial atau nggak suka diperhatikan, tapi mereka tahu batasan.

Mereka mengerti mana hal yang pantas dibagi ke publik dan mana yang cukup disimpan untuk diri sendiri. Bagi mereka, hidup bukan soal tampil, tapi soal menjalani.

Orang seperti ini lebih sering memakai media sosial mereka untuk mengobrol dengan teman, cari info, atau sekadar mengikuti akun yang sesuai minat mereka.

  1. Mereka percaya diri, nggak perlu validasi

Banyak yang salah mengira, kalau orang yang nggak pernah posting wajah sendiri itu minder. Padahal seringnya justru kebalikannya. Mereka merasa cukup dengan diri mereka.

Percaya diri mereka lebih bersifat tenang dan nggak berisik. Mereka nggak butuh likes atau komentar buat merasa berharga.

Mereka juga nggak merasa perlu meyakinkan dunia bahwa mereka keren, cantik, atau sukses. Kepercayaan diri mereka tumbuh dari dalam, bukan dari validasi luar.

  1. Ahlinya menikmati momen
Baca Juga :  Ciri Mengejutkan Orang yang Narsis di Media Sosial, Apa Saja?

Kamu pasti pernah lihat: orang yang sibuk ambil foto di konser sampai lupa menikmati musiknya. Nah, orang yang jarang posting biasanya beda. Mereka lebih sibuk tertawa, ngobrol, atau sekadar menikmati suasana.

Fokus mereka ada di momen itu sendiri, bukan bagaimana momen itu kelihatan di kamera. Mereka hadir sepenuhnya. Dan justru karena itu, mereka sering punya koneksi yang lebih tulus, kenangan yang lebih berkesan, dan rasa bahagia yang lebih nyata.

  1. Posting dengan selektif, bukan impulsif

Kalau mereka akhirnya posting sesuatu, biasanya ada maknanya. Bisa jadi kutipan yang menyentuh, foto pemandangan yang bikin hati tenang, atau cerita yang mereka rasa penting buat dibagi.

Mereka nggak posting untuk pamer hal-hal nggak penting. Mereka posting buat berbagi sesuatu yang benar-benar mereka rasakan.

Setiap unggahan terasa lebih tulus dan jujur. Hubungan mereka dengan media sosial bukan buat tampil, tapi bikin terhubung dengan cara mereka sendiri.

  1. Lebih nyaman membangun koneksi di dunia nyata

Banyak orang merasa perlu menunjukkan hubungan mereka di media sosial dengan caption manis, foto mesra, atau perayaan-perayaan kecil. Tapi orang yang jarang posting justru nyaman menyimpannya untuk diri mereka sendiri.

Bukan berarti mereka nggak bahagia. Justru karena bahagia, mereka nggak merasa perlu membuktikannya ke luar. Hubungan mereka lebih fokus ke realita, bukan representasi.

Baca Juga :  Beberapa Alasan Orang Tidak Berhenti Bermain Media Sosial

Kamu nggak akan melihat banyak selfie pasangan di akun mereka, tapi hubungan mereka mungkin jauh lebih solid dari yang tampak.

  1. Nggak hidup buat mengesankan orang lain

Media sosial bisa bikin kita merasa harus selalu tampil “oke.” Harus bahagia, harus produktif, harus sukses. Tekanan itu nyata. Tapi orang yang jarang posting biasanya sudah melepas tuntutan itu.

Mereka nggak hidup untuk bikin orang lain terkesan. Nggak pusing mengatur angle, lighting, atau caption. Mereka jalani hidup sesuai versi mereka sendiri. Bukan berarti mereka bebas dari keraguan atau tekanan, tapi mereka udah milih buat nggak ngasih kuasa terlalu besar ke opini luar.

  1. Lebih suka keaslian daripada kesempurnaan palsu

Di era filter dan editan, keaslian bisa jadi sesuatu yang langka. Orang yang jarang posting wajah mereka seringkali lebih menghargai apa yang nyata.  Mereka suka obrolan yang jujur, cerita yang nggak dipoles, dan orang-orang yang berani jadi diri sendiri. Buat mereka, keindahan ada di ketidaksempurnaan.

Orang seperti ini tahu bahwa foto bagus belum tentu mencerminkan kenyataan. Justru karena itu, mereka lebih tertarik sama sisi manusia yang raw, apa adanya, dan kadang sedikit berantakan.

Orang-orang yang memilih untuk nggak selalu muncul di timeline punya cara pandang yang menarik. Mereka hidup di dunia yang sama, tapi memilih untuk menjalaninya dengan ritme yang lebih lambat, lebih dalam, dan lebih jujur.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/