27.4 C
Jakarta
Saturday, May 17, 2025

Tujuh Film Indonesia Tampil di Festival Film Cannes 2025, Bukti Kualitas Sinema Tanah Air

PROKALTENG.CO – Industri film Indonesia kembali membuktikan eksistensinya di panggung internasional. Pada Festival Film Cannes 2025, tujuh karya sineas Tanah Air berhasil lolos dan siap bersaing, menandai kemajuan perfilman nasional yang semakin beragam dan berkelas dunia.

Salah satu film yang paling menyita perhatian adalah animasi Jumbo karya sutradara Ryan Adriandhy. Melansir dari radarbatu.jawapos, film ini meraih kesuksesan besar secara komersial dengan jumlah penonton mencapai 9,6 juta dan pendapatan sekitar USD 20 juta. Lebih dari itu, Jumbo juga menjadi film animasi Indonesia pertama yang tembus di Marché du Film Cannes 2025.

Jumbo mengangkat cerita Don, anak yatim piatu berusia 10 tahun dengan tubuh besar yang menjadi korban perundungan. Cerita berlanjut saat Don menemukan dongeng peninggalan orang tuanya dan bertemu peri kecil bernama Meri. Film ini menyuguhkan petualangan sarat makna tentang keberanian, kepercayaan diri, dan persahabatan.

Diproduksi oleh Visinema Studios, Springboard, dan Anami Films, Jumbo didukung oleh pengisi suara ternama seperti Prince Poetiray, Quinn Salman, Bunga Citra Lestari, dan Ariel NOAH.

Selain Jumbo, berikut deretan film Indonesia lain yang juga akan meramaikan Festival Film Cannes 2025:

  1. Pangku
    Melansir dari greenscene, debut penyutradaraan Reza Rahadian ini mengangkat kisah Sartika, perempuan muda yang terseret dalam eksploitasi setelah melahirkan di rantau. Ia dijebak menjadi pelayan di kedai kopi milik Bu Maya. Naskah karya Reza dan Felix K. Nesi serta akting Christine Hakim, Claresta Taufan, dan Fedi Nuril membuat film ini kritik sosial kuat terkait ketimpangan gender dan kemiskinan struktural.

  2. Monster Pabrik Rambut
    Menurut greenscene, film horor fantasi berlatar pabrik rambut ini mengungkap rahasia kelam industri kecantikan. Disutradarai Edwin dan Eka Kurniawan, film dibintangi Rachel Amanda, Lutesha, dan Iqbaal Ramadhan, yang juga menjadi produser eksekutif bersama Dian Sastrowardoyo. Karya ini menyatukan horor, kritik sosial, dan eksperimen visual yang segar.

  3. Renoir
    Dari greenscene, film kolaborasi internasional ini adalah satu-satunya dari Asia yang masuk kompetisi utama Cannes 2025. Disutradarai Chie Hayakawa (Jepang), kisahnya berfokus pada Fuki, gadis 11 tahun yang menghadapi dinamika keluarga dan kedewasaan di akhir 1980-an. Film ini memperlihatkan dampak kerja sama lintas negara dalam sinema Asia.

  4. Rose Pandanwangi
    Greenscene menyebut film biopik ini menyoroti sosok Rose Pandanwangi, penyanyi seriosa sekaligus istri maestro lukis S. Sudjojono. Chelsea Islan berperan utama sekaligus produser. Dengan riset mendalam dan pelatihan vokal klasik, film mengangkat tema seni, sejarah, dan peran perempuan di panggung global.

  5. This City Is a Battlefield
    Disutradarai Mouly Surya dan berdasarkan novel legendaris Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis, film ini mengisahkan drama cinta dan pengkhianatan di Jakarta pasca-kemerdekaan. Melansir radarbatu.jawapos, film menggunakan format layar 4:3 untuk membangun suasana era 1946, dengan produksi visual di AS dan tata suara di Prancis. Aktor Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia terlibat, dan film ditargetkan tayang di Eropa.

  6. Women from Rote Island
    Menurut radarbatu.jawapos, film yang sebelumnya mewakili Indonesia di Oscar ini mengangkat perjuangan perempuan korban kekerasan seksual di wilayah timur Indonesia. Berlatar Pulau Rote, film dibintangi aktor lokal dan mengangkat kisah dekat dengan realitas sosial. Film ini berhasil meraih empat penghargaan di Festival Film Indonesia, menegaskan komitmen sineas terhadap isu kemanusiaan dan keadilan gender.

Baca Juga :  Adipati Dolken Tertantang Jadi Jurnalis

Keikutsertaan ketujuh film ini di Festival Film Cannes 2025 menjadi sinyal kuat bahwa perfilman Indonesia kini diakui dunia. Dari animasi hingga drama sosial dan horor fantasi, Indonesia terus menunjukkan kualitas produksi yang siap bersaing secara global. (jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Industri film Indonesia kembali membuktikan eksistensinya di panggung internasional. Pada Festival Film Cannes 2025, tujuh karya sineas Tanah Air berhasil lolos dan siap bersaing, menandai kemajuan perfilman nasional yang semakin beragam dan berkelas dunia.

Salah satu film yang paling menyita perhatian adalah animasi Jumbo karya sutradara Ryan Adriandhy. Melansir dari radarbatu.jawapos, film ini meraih kesuksesan besar secara komersial dengan jumlah penonton mencapai 9,6 juta dan pendapatan sekitar USD 20 juta. Lebih dari itu, Jumbo juga menjadi film animasi Indonesia pertama yang tembus di Marché du Film Cannes 2025.

Jumbo mengangkat cerita Don, anak yatim piatu berusia 10 tahun dengan tubuh besar yang menjadi korban perundungan. Cerita berlanjut saat Don menemukan dongeng peninggalan orang tuanya dan bertemu peri kecil bernama Meri. Film ini menyuguhkan petualangan sarat makna tentang keberanian, kepercayaan diri, dan persahabatan.

Diproduksi oleh Visinema Studios, Springboard, dan Anami Films, Jumbo didukung oleh pengisi suara ternama seperti Prince Poetiray, Quinn Salman, Bunga Citra Lestari, dan Ariel NOAH.

Selain Jumbo, berikut deretan film Indonesia lain yang juga akan meramaikan Festival Film Cannes 2025:

  1. Pangku
    Melansir dari greenscene, debut penyutradaraan Reza Rahadian ini mengangkat kisah Sartika, perempuan muda yang terseret dalam eksploitasi setelah melahirkan di rantau. Ia dijebak menjadi pelayan di kedai kopi milik Bu Maya. Naskah karya Reza dan Felix K. Nesi serta akting Christine Hakim, Claresta Taufan, dan Fedi Nuril membuat film ini kritik sosial kuat terkait ketimpangan gender dan kemiskinan struktural.

  2. Monster Pabrik Rambut
    Menurut greenscene, film horor fantasi berlatar pabrik rambut ini mengungkap rahasia kelam industri kecantikan. Disutradarai Edwin dan Eka Kurniawan, film dibintangi Rachel Amanda, Lutesha, dan Iqbaal Ramadhan, yang juga menjadi produser eksekutif bersama Dian Sastrowardoyo. Karya ini menyatukan horor, kritik sosial, dan eksperimen visual yang segar.

  3. Renoir
    Dari greenscene, film kolaborasi internasional ini adalah satu-satunya dari Asia yang masuk kompetisi utama Cannes 2025. Disutradarai Chie Hayakawa (Jepang), kisahnya berfokus pada Fuki, gadis 11 tahun yang menghadapi dinamika keluarga dan kedewasaan di akhir 1980-an. Film ini memperlihatkan dampak kerja sama lintas negara dalam sinema Asia.

  4. Rose Pandanwangi
    Greenscene menyebut film biopik ini menyoroti sosok Rose Pandanwangi, penyanyi seriosa sekaligus istri maestro lukis S. Sudjojono. Chelsea Islan berperan utama sekaligus produser. Dengan riset mendalam dan pelatihan vokal klasik, film mengangkat tema seni, sejarah, dan peran perempuan di panggung global.

  5. This City Is a Battlefield
    Disutradarai Mouly Surya dan berdasarkan novel legendaris Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis, film ini mengisahkan drama cinta dan pengkhianatan di Jakarta pasca-kemerdekaan. Melansir radarbatu.jawapos, film menggunakan format layar 4:3 untuk membangun suasana era 1946, dengan produksi visual di AS dan tata suara di Prancis. Aktor Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia terlibat, dan film ditargetkan tayang di Eropa.

  6. Women from Rote Island
    Menurut radarbatu.jawapos, film yang sebelumnya mewakili Indonesia di Oscar ini mengangkat perjuangan perempuan korban kekerasan seksual di wilayah timur Indonesia. Berlatar Pulau Rote, film dibintangi aktor lokal dan mengangkat kisah dekat dengan realitas sosial. Film ini berhasil meraih empat penghargaan di Festival Film Indonesia, menegaskan komitmen sineas terhadap isu kemanusiaan dan keadilan gender.

Baca Juga :  Adipati Dolken Tertantang Jadi Jurnalis

Keikutsertaan ketujuh film ini di Festival Film Cannes 2025 menjadi sinyal kuat bahwa perfilman Indonesia kini diakui dunia. Dari animasi hingga drama sosial dan horor fantasi, Indonesia terus menunjukkan kualitas produksi yang siap bersaing secara global. (jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru