Detoksifikasi tubuh atau detox merupakan proses alami yang dilakukan tubuh untuk membuang racun atau zat berbahaya yang masuk melalui makanan, udara, air, hingga produk kimia.
Dilansir dari laman National Center for Complementary and Integrative Health, detoksifikasi atau sering disebut sebagai ‘pembersihan’ sangat disarankan untuk dilakukan agar tubuh tetap sehat, dan juga dapat menurunkan berat badan.
Dalam beberapa tahun terakhir, detoksifikasi menjadi tren kesehatan yang populer. Namun masih banyak kesalahpahaman seputar praktik dan manfaatnya.
Apa Itu Detoksifikasi?
Secara alami tubuh kita sudah memiliki sistem detoksifikasi yang bekerja setiap hari. Organ-organ seperti hati, ginjal, paru-paru, kulit, hingga sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menyaring dan membuat zat-zat berbahaya.
Namun, karena gaya hidup modern,termasuk konsumsi makanan olahan, polusi udara, stres, dan kurang tidur menyebabkan kemampuan tubuh untuk mendetoks bisa terganggu. Oleh karena itu, mendukung proses detoksifikasi melalui pola hidup sehat menjadi penting.
Manfaat Detoksifikasi Tubuh
Terdapat beberapa manfaat dari detoksifikasi tubuh dengan benar, yaitu:
Meningkatkan energi
Memperbaiki kualitas tidur dan konsentrasi
Menurunkan berat badan
Menyehatkan kulit dan rambut
Memperbaiki sistem pencernaan
Mengurangi peradangan dan memperkuat sistem imun tubuh
Cara Alami Detoksifikasi Tubuh
Dilansir dari laman Beauty Journal, terdapat beberapa cara alami yang dapat dilakukan untuk detoksifikasi tubuh, yaitu:
Perbanyak Minum Air Putih
Mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup dapat membantu menunjang fungsi ginjal dan organ-organ penting lainnya, seperti usus, hati, hingga kelenjar getah bening.
Namun, bukan berarti mengonsumsi air putih dengan jumlah yang berlebihan hingga perut penuh atau kembung. Disarankan untuk minum air setidaknya delapan gelas per hari sesuai anjuran.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah tubuh telah terhidrasi dengan baik adalah melalui warna urin. Jika urin tampak jernih atau terang, menandakan tubuh telah mendapat cukup cairan.
Namun, jika warna urin terlihat berwarna kuning tua, menunjukkan bahwa asupan cairan yang dibutuhkan tubuh masih kurang, dan masih harus mengonsumsi air putih yang cukup.
Batasi Jumlah Kalori
Mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori dapat menjadi salah satu langkah efektif dalam proses detoksifikasi tubuh. Namun, penting untuk diingat bahwa membatasi kalori bukan berarti harus memangkas asupan secara drastis.
Kekurangan kalori justru dapat berdampak buruk bagi tubuh, seperti menyebabkan kelelahan atau penurunan energi. Karena kebutuhan kalori tiap individu berbeda, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh.
Konsumsi Makanan Sehat dan Alami
Fokuskan pola makan pada makanan-makanan yang alami dan bergizi, seperti buah-buahan segar, aneka sayuran hijau dan berwarna, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, serta sumber protein yang rendah lemak seperti ikan, tahu, tempe, atau dada ayam tanpa kulit.
Di sisi lain, sebaiknya hindari konsumsi makanan olahan yang umumnya mengandung banyak bahan tambahan kimia, seperti pengawet dan pewarna buatan, serta batasi asupan gula tambahan dan lemak trans.
Zat-zat tersebut dapat membebani organ detoksifikasi tubuh seperti hati dan ginjal, serta meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Olahraga Teratur
Melakukan olahraga secara rutin merupakan salah satu cara penting untuk mendukung proses detoksifikasi tubuh. Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, yoga, atau berenang, dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
Sirkulasi darah yang lancar memungkinkan nutrisi dan oksigen tersalurkan dengan lebih efektif ke sel-sel tubuh, sekaligus mempercepat proses pengangkutan zat-zat sisa dan racun untuk dikeluarkan melalui sistem ekskresi.
Selain itu, ketika tubuh berkeringat saat berolahraga, racun-racun tertentu dapat dikeluarkan melalui pori-pori kulit bersama dengan keringat.
Tidur yang Cukup
Memastikan tubuh mendapatkan waktu tidur yang cukup setiap malam, idealnya antara 7 hingga 9 jam, sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, termasuk dalam proses detoksifikasi alami.
Saat kita tidur, tubuh memasuki fase pemulihan di mana berbagai sel yang rusak akan diperbaiki, dan sistem tubuh melakukan proses regenerasi.Selain itu, tidur juga memainkan peran vital dalam membersihkan otak dari limbah metabolik yang menumpuk selama aktivitas harian.
Puasa Intermiten atau Puasa Ringan
Melakukan puasa intermiten atau jenis puasa ringan lainnya dapat memberikan manfaat signifikan bagi proses detoksifikasi tubuh.
Dengan memberi jeda waktu tertentu tanpa asupan makanan, sistem pencernaan diberi kesempatan untuk beristirahat dan tidak terus-menerus bekerja memproses makanan
Saat sistem pencernaan beristirahat, tubuh dapat mengalihkan energinya untuk melakukan proses penting lainnya, seperti regenerasi sel, perbaikan jaringan yang rusak, dan pembuangan racun yang menumpuk.
Selain itu, puasa intermiten juga telah dikaitkan dengan peningkatan fungsi metabolisme dan pengurangan peradangan dalam tubuh.
Metode ini tidak hanya membantu membersihkan tubuh dari zat-zat yang tidak dibutuhkan, tetapi juga berpotensi mendukung pengendalian berat badan dan keseimbangan hormone. (jpc)