PROKALTENG.CO-Indonesia tahun ini mendapat 221.000 kuota jamaah haji. Jumlah ini terdiri atas 201.063 jamaah reguler, 1.572 petugas haji daerah, 685 adalah pembimbing pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), serta 17.680 jamaah haji khusus.
Sejak 3 Mei 2025 lalu, jemaah haji Indonesia sudah masuk Madinah. Selama 10 hari atau hingga Selasa 13 Mei, tercatat 11 orang calhaj Indonesia meninggal dunia.
Berdasarkan data Siskohat (Sistem informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) ada 11 jemaah yang tercatat wafat selama pelaksanaan ibadah haji 2025/1446 H hingga tanggal 13 Mei.
Sepuluh orang meninggal dunia di Madinah, baik saat masih di pesawat maupun setelah mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit. Satu lagi meninggal di Makkah.
Dua jemaah wafat bahkan sebelum sempat menginjakkan kaki di hotel. Mereka mengembuskan napas terakhir di dalam pesawat yang membawa rombongan dari embarkasi masing-masing. Salah satunya adalah Daimah Binti Suwaryo, 65, asal Banjarnegara, Jawa Tengah, yang tergabung dalam kloter SOC 04.
Ia meninggal dunia pada 3 Mei karena shock kardiogenik, suatu kondisi serius saat jantung mendadak tidak mampu memompa darah yang cukup ke tubuh.
Beberapa hari kemudian, pada 8 Mei, peristiwa serupa terjadi pada Nur Fadilah Binti M. Toyib, 45 tahun, dari kloter SUB 20. Ia juga wafat di atas pesawat akibat gangguan jantung mendadak yang sama.
Dari data Siskohat, jenis penyakit yang menyebabkan kematian para jemaah sangat beragam, namun sebagian besar berkaitan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah.
Tercatat lima orang meninggal karena shock kardiogenik, yaitu saat jantung berhenti bekerja secara efektif. Di antara mereka, tiga berasal dari kloter JKS 02, yakni Johariyah Binti Nasir, 76, Kasta Bin Eman, 77, dan Syamsudin Bin H. Bakri, 69. Dua lainnya adalah Daimah dan Nur Fadilah.
Satu jemaah, Abdul Kadir Abdul Salam Bin Abdul Salam, 84, dari kloter BTH 01, menghembuskan napas terakhir akibat perdarahan otak (intracerebral hemorrhage) setelah dirawat di RS King Fahad, Madinah.
Sementara Padilah Bin Sulaeman, 53, dari kloter LOP 04, meninggal karena hypovolemic shock, kondisi ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan, menyebabkan tekanan darah turun drastis dan organ vital gagal berfungsi.
Kasus lainnya terjadi pada Noer Koesmitro Bin Soedarno, 65, dari kloter SOC 17. Ia meninggal di Klinik Assalam, Madinah, karena serangan jantung akut (acute ischaemic heart disease), yaitu saat aliran darah ke jantung terhambat, menyebabkan otot jantung rusak.
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Muhammad Hanafi, memastikan bahwa jemaah yang wafat sebelum sempat menyelesaikan ibadahnya tetap mendapatkan hak badal haji dan asuransi sesuai ketentuan yang sudah diatur.
“Mereka yang meninggal sejak keluar dari rumah, menuju asrama haji, di asrama haji, sampai tiba di sini, itu akan dibadalkan,” ujarnya saat ditemui di Makkah.
Muchlis juga menekankan bahwa meskipun peristiwa duka tak bisa dihindari, para petugas akan terus berusaha memberikan perlindungan dan layanan terbaik bagi jemaah, khususnya yang lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta.
Hingga hari ke-11 sejak kedatangan pertama di Madinah, proses pemindahan jemaah dari Madinah ke Makkah masih terus berlangsung. Pemerintah menargetkan seluruh jemaah tuntas bergeser ke Makkah pada 26 Mei mendatang.
Meski cuaca ekstrem dan aktivitas ibadah bisa menjadi tantangan, PPIH berharap seluruh jemaah bisa menyempurnakan rukun Islam kelima dengan tenang dan sehat hingga akhir.
Meninggal di Makkah
Sementara itu, satu jemaah haji Indonesia di Makkah dilaporkan meninggal dunia, Selasa (13/5/2025). Jamaah atas nama Amirah Tayyimah Daman wafat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) pukul 06.50 WAS. Ini merupakan jamaah haji Indonesia pertama yang meninggal di Makkah.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, telah berpulang jamaah Kloter 1 UPG, rombongan lima, regu 18, atas nama Amirah Tayyimah Daman di Rumah Sakit Bir, pukul 06.50 pagi WAS,” ujar Kepala Sektor 3 Makkah, Ikbal Ismail, Selasa (13/5/2025).
“Kami keluarga besar Sektor 3 ikut berbelasungkawa. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat bersabar,” ujarnya.
Ikbal mengatakan jenazah almarhumah akan diurus sebagaimana mestinya. Berdasarkan data Siskohat per Selasa (12/5/2025), jumlah jamaah yang wafat mencapai 11 orang, terdiri atas tujuh laki-laki dan empat perempuan.
Sebelumnya, pemerintah memastikan jamaah haji yang meninggal setelah berangkat dari rumah—baik ketika masih di dalam negeri, dalam perjalanan pesawat, maupun setelah sampai di Tanah Suci akan tetap dibadalhajikan. (jpg)